Mengatasi Hipotermia, Hantu Bagi Para Pendaki Gunung

Reporter

Tempo.co

Rabu, 2 Maret 2022 13:15 WIB

Ilustrasi hipotermia. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Hipotermia membuat seorang pemuda asal Tangerang, yang merupakan rombongan pendaki dari jamaah Pondok Pesantren Al-Mahdi, Banyubiru, Semarang, Jawa Tengah kehilangan nyawanya. Sebagaimana tersiar di media sosial, pemuda bernama Yusuf itu meninggal saat di pos 4 puncak Gunung Lawu karena hipotermia yang dialaminya.

Fenomena hipotermia merupakan kondisi yang kerap kali menjadi momok tersendiri bagi para pendaki gunung. Tubuh yang terpapar lingkungan dengan suhu lingkungan rendah, permukaan dingin atau basah menyebabkan seseorang mengalami hipotermia.

Kombinasi tindakan anestesi dan tindakan operasi juga bisa menyebabkan hipotermi karena terjadinya gangguan fungsi dari pengaturan suhu tubuh alami sehingga suhu tubuh menurun.

Kapan Terjadinya Hipotermia?

Sebagaimana dijelaskan di laman repository.unimus.ac.id, hipotermia terjadi ketika suhu tubuh mengalami penurunan hingga <35 derajat celcius secara involunter. Berdasarkan suhunya, hipotermia dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni hipotermia ringan (32-25 derajat celcius), hipotermia sedang (28-32 derajat celcius), dan hipotermia berat (di bawah 28 derajat celcius).

Dijelaskan dalam eprints.poltekkesjogja.ac.id, meskipun identik dengan pendaki gunung, hipotermia juga bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, dewasa, hingga lansia. Umumnya, bayi memiliki batasan suhu normal 37,5 derajat celcius. Kemudian, anak-anak memiliki batasan suhu antara 36,7 hingga 37 derajat celcius. Batasan suhu orang dewasa 36,4 derajat celcius dan lansia 36 derajat. Apabila suhu tubuh seseorang berada di bawah batasan suhu maka dikatakan hipotermia.

Advertising
Advertising

Sebagaimana dijelaskan dalam repository.poltekkes-denpasar.ac.id, gejala hipotermia dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gejala mayor dan gejala minor. Gejala mayor dapat berupa kulit teraba dingin, menggigil, dan suhu tubuh di bawah kondisi normal.

Sementara itu, gejala minor dapat berupa akrosianosis, bradikardi, dasar kuku sianotik, hipoglikemia, hipoksia, konsumsi oksigen meningkat, ventilasi menulur, takikardia, hingga pileoereksi.

Melansir dari repository.unimus.ac.id, seseorang yang mengalami hipotermia harus segera dipindahkan dari lingkungan dingin. Salah satu langkah yang mudah dan cepat yaitu menyelimuti seseorang yang mengalami hipotermia dengan kain yang hangat atau disebut sebagai penghangatan aktif eksternal. Hal ini bisa dilakukan jika tidak ada gangguan kardiovaskular selama hipotermia.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca: Suhu Tubuh di Bawah 35 Derajat Celcius Gejala Hipotermia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Olahraga-olahraga Kardio Ini Bisa Dilakukan di Rumah

1 hari lalu

Olahraga-olahraga Kardio Ini Bisa Dilakukan di Rumah

Saat dilakukan secara teratur, olahraga kardio dapat meningkatkan daya tahan tubuh secara keseluruhan, membakar lemak dan lainnya.

Baca Selengkapnya

9 Tips Mengatasi Masalah Kesehatan saat Liburan dari Keracunan Makanan hingga Dehidrasi

1 hari lalu

9 Tips Mengatasi Masalah Kesehatan saat Liburan dari Keracunan Makanan hingga Dehidrasi

Ada kalanya saat liburan tidak berjalan sesuai rencana. Tidak hanya masalah akomodasi tapi juga masalah kesehatan. Simak tips berikut ini

Baca Selengkapnya

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

2 hari lalu

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

Vitamin D memiliki peran dalam menjaga pertumbuhan otot dan tulang yang optimal dengan absorbsi kalsium di saluran cerna.

Baca Selengkapnya

5 Syarat Naik Gunung Rinjani dan Cara Daftar Pendakiannya

8 hari lalu

5 Syarat Naik Gunung Rinjani dan Cara Daftar Pendakiannya

Untuk mendaki Gunung Rinjani ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Berikut ini beberapa syarat naik gunung Rinjani.

Baca Selengkapnya

Deretan Kasus Kawin Kontrak di Indonesia, Terakhir Terjadi Lagi di Cianjur

11 hari lalu

Deretan Kasus Kawin Kontrak di Indonesia, Terakhir Terjadi Lagi di Cianjur

Kawin kontrak telah marak menjadi modus baru dalam TPPO di Indonesia.

Baca Selengkapnya

One Way Arah Jakarta Berakhir, Polda Jabar: Arus Lalu Lintas Kami Paksa Normal

18 hari lalu

One Way Arah Jakarta Berakhir, Polda Jabar: Arus Lalu Lintas Kami Paksa Normal

Wadir Lantas Polda Jabar AKBP Edwin Affandi, mengatakan sistem satu arah atau one way arah Jakarta berakhir seusai 11 jam diterapkan di Puncak.

Baca Selengkapnya

Jalur Puncak Ditutup, Pemudik Diarahkan ke Jalur Alternatif Jonggol dan Sukabumi

18 hari lalu

Jalur Puncak Ditutup, Pemudik Diarahkan ke Jalur Alternatif Jonggol dan Sukabumi

Kemacetan masih terjadi di jalur nasional kawasan Puncak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada H+1 Lebaran Idulfitri 1445 Hijriyah, Minggu 14 April 2024. Akibatnya, arus kendaraan dari arah Cianjur menuju Bogor ditutup imbas pemberlakuan sistem satu arah (one way).

Baca Selengkapnya

Begini Cara Ridwan Kamil Beri Pelajaran Pembuang Sampah di Sungai yang Viral

19 hari lalu

Begini Cara Ridwan Kamil Beri Pelajaran Pembuang Sampah di Sungai yang Viral

Ridwan Kamil turut memberi pelajaran kepada pria muda pembuang sampah ke sungai di Puncak yang viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Kemacetan Parah Terjadi di Puncak Bogor Saat Arus Balik Lebaran, Kendaraan Arah Jakarta Diprioritaskan

19 hari lalu

Kemacetan Parah Terjadi di Puncak Bogor Saat Arus Balik Lebaran, Kendaraan Arah Jakarta Diprioritaskan

Kepolisian Resor Bogor memprioritaskan kendararaan dari arah Puncak menuju Gadog atau Jakarta untuk memperlancar arus balik lebaran.

Baca Selengkapnya

H+3 Lebaran Jumlah Kendaraan di Jalur Puncak Meningkat Drastis

19 hari lalu

H+3 Lebaran Jumlah Kendaraan di Jalur Puncak Meningkat Drastis

Sabtu pagi tadi, jumlah kendaraan yang melintasi jalur puncak, Bogor, Jawa Barat, sudah mencapai 23 ribu

Baca Selengkapnya