Benarkah Orang Optimis Memiliki Tubuh Lebih Sehat?

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Rabu, 9 Maret 2022 18:07 WIB

Ilustrasi wisata kesehatan. Dok.Kemenparekraf

TEMPO.CO, Jakarta - Orang optimis dianggap memiliki tubuh yang lebih sehat. Benarkah begitu?

Dilansir dari Verywell Mind, optimisme adalah sikap mental yang ditandai harapan dan keyakinan akan kesuksesan dan masa depan yang positif. Orang optimis mengharapkan hal-hal baik terjadi, sementara orang pesimis malah memprediksi hasil yang kurang baik.

Sikap optimis telah dikaitkan dengan manfaat kesehatan dalam sejumlah penelitian. “Kami menemukan bahwa orang yang optimis memiliki risiko 35 persen lebih rendah untuk komplikasi paling serius akibat penyakit jantung, dibandingkan dengan orang yang pesimis,” kata penulis utama penelitian itu sekaligus profesor kardiologi di Rumah Sakit Mount Sinai St. Luke New York City, Alan Rozanski, dikutip dari WebMD.

Penelitian Rozanski dan rekannya pada 2019 menunjukkan sifat optimis bisa mencegah serangan jantung, stroke, dan kematian dini. Menurut Rozanski, optimisme dapat menjadi aset tanpa memandang usia. Ini karena hubungan pikiran-tubuh bertahan pada semua kelompok umur, mulai dari remaja hingga lansia.

Meskipun penelitian itu menunjukkan hubungan substansial antara optimisme dan kesehatan tubuh, Rozanski dan rekan-rekannya menekankan tinjauan mereka tidak dapat membuktikan optimisme bisa melindungi dari penyakit jantung dan kematian dini secara langsung. Namun, mereka menemukan sejumlah alasan potensial mengapa sifat optimis, secara langsung atau tidak langsung, bisa membantu mencegah penyakit.

Advertising
Advertising

Beberapa studi dalam tinjauan itu menunjukkan orang optimis lebih mahir dalam pemecahan masalah, lebih baik dalam mengembangkan mekanisme koping, dan lebih cenderung mewujudkan tujuan. Keterampilan-keterampilan itulah yang mendorong seseorang untuk lebih aktif memantau dan menjaga kesehatannya.

“Studi yang konsisten menunjukkan bahwa orang yang optimis memiliki kebiasaan kesehatan yang lebih baik. Mereka cenderung memiliki pola makan dan olahraga yang baik, dan kemungkinan kecil mereka untuk merokok,” ujar Rozanski.

Studi terkait lainnya dilakukan oleh sekelompok peneliti dari Michigan State University. Mereka menemukan orang yang lebih optimis memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik. Menikah dengan orang optimis juga dikaitkan dengan fungsi kognitif yang lebih baik.

“Orang optimis cenderung memiliki perilaku yang lebih sehat, seperti makan lebih baik, lebih aktif, dan lebih cenderung terlibat dalam perawatan kesehatan preventif,” kata penulis utama studi itu sekaligus asisten profesor psikologi di Michigan State University, William J. Chopik, dalam laman Healthline.

Kemungkinan inilah sebabnya optimisme dikaitkan dengan risiko penurunan kognitif yang lebih rendah. Menurut Chopik, hasil temuan timnya menunjukkan optimisme mungkin membantu dalam menangkal penurunan kognitif yang terkait dengan Alzheimer dan bentuk demensia lainnya.

Studi-studi di atas telah membuktikan mengapa orang optimis cenderung memiliki tubuh yang sehat. Sedangkan orang pesimis dikaitkan dengan tingkat penyakit menular yang lebih tinggi, kesehatan yang buruk, dan kematian dini.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: 5 Langkah untuk Menjadi Orang yang Lebih Optimis

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

13 menit lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

6 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

1 hari lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

2 hari lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

5 hari lalu

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

7 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

8 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

9 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

9 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya