Pandemi Covid-19, Waktunya Mempopulerkan Jamu ke Dunia

Reporter

Antara

Senin, 14 Maret 2022 21:26 WIB

Ilustrasi bahan dasar pembuatan jamu. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Kerja Nominasi Budaya Sehat bersama Gabungan Pengusaha (GP) Jamu berpendapat saat ini merupakan momentum tepat bagi Indonesia untuk menominasikan jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke UNESCO. Apalagi dunia masih dilanda pandemi Covid-19, kata Peneliti Erwin J. Skripsiadi dari Tim Kerja Nominasi Budaya Sehat Jamu.

Ia mengatakan jamu juga dapat dijadikan minuman untuk sehari-sehari. Hal tersebut ditunjukkan melalui budaya promotif yang dilakukan oleh para penjual saat menjajakan jamu dengan cara berkeliling.

"Jamu gendong itu setiap pagi selalu melewati rute yang sama. Artinya, sebenarnya ini menunjukkan bahwa jamu itu minuman yang harus diminum setiap hari dan secara teratur. Jamu itu promotif, bukan cuma kreatif," ujarnya.

Untuk keperluan UNESCO, Erwin mengatakan pihaknya hanya melakukan penelitian dalam ranah budaya. Walau demikian, ia menyebutkan jamu beserta tumbuhan berkhasiat obat telah diteliti secara klinis sejak lama, seperti yang dilakukan oleh Balai Besar Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2TOOT) di Tawangmangu.

Sementara, Konsultan Penelitian dan Penulis Dokumen ICH-02, Gaura Mancacaritadipura, menilai jamu dapat menjadi sumbangsih bangsa Indonesia pada kesehatan dunia. Ia mengatakan jamu telah menjadi WBTB dalam bentuk obat yang dimiliki bangsa Indonesia sejak lebih dari 1.200 tahun lalu dan hingga saat ini masih dikonsumsi oleh masyarakat.

Advertising
Advertising

"Ini adalah sumbangsih bangsa Indonesia pada kesehatan dunia, sesuatu yang luar biasa di tengah zaman sekarang dengan banyaknya penyakit. Indonesia telah berusaha berbuat baik. Tentu saja ini harapan kita semua," kata Gaura.

Melalui budaya sehat jamu, Gaura berharap Indonesia akan lebih dikenal sebagai penyumbang kebaikan untuk dunia. Melalui pengajuan ke UNESCO, ia juga berharap jamu dapat lebih dikenal orang di dunia.

Wakil Sekretaris Jendral IV GP Jamu, Kusuma Ida Anjani, juga mengingatkan bahwa jika ditinjau dari kacamata kebudayaan, jamu berasal dari dua djampi dan oesodo yang memiliki makna obat atau kesehatan dan doa.

"Jamu itu lebih dari sekadar obat tradisional tetapi memang ada doa di setiap racikannya," ujar perempuan yang akrab disapa Ajeng itu.

Ia juga menggarisbawahi jamu tidak hanya memiliki manfaat untuk memelihara kesehatan dan membantu pengobatan penyakit tetapi juga dapat digunakan untuk perawatan diri dari luar tubuh.

Baca juga: 17 Manfaat Cabai Jawa untuk Kesehatan

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

8 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

15 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

1 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

7 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

7 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

10 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

10 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya