Salah Penanganan Patah Tulang, Ini Akibatnya
Reporter
Antara
Editor
Yayuk Widiyarti
Senin, 4 April 2022 14:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penanganan patah tulang yang salah di awal bisa menimbulkan masalah. Salah satunya kekakuan sendi, kata dr. Muhammad Adib Khumaidi, Sp.OT dari Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi Indonesia (PABOI).
"Jadi, kekakuan sendi akibat penanganan salah di awal ini sebuah problem buat kami," kata Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) tersebut dalam media brief tentang kombinasi bonegraft sintetik dan growth factor rhBMP2 (recombinant human Bone Morphogenetic Protein-2) untuk penanganan fraktur, Senin, 4 April 2022.
Fraktur atau patah tulang merupakan kondisi terputusnya kontinuitas tulang. Penyebabnya beragam, mulai dari trauma secara langsung atau tidak langsung, tekanan berlebihan, hingga kelainan patologis yang dapat disebabkan osteoporosis, tumor, kanker, dan infeksi tulang. Gejala yang bisa dialami pasien antara lain manifestasi klinis seperti nyeri, bengkak, memar, deformitas, adanya spasme otot, dan gangguan fungsi.
Adib menyebut terkadang pasien dengan gejala ini tidak secara langsung ke layanan ortopedi dan cenderung ke pengobatan alternatif. Menurutnya, penanganan kasus fraktur dalam pengobatan alternatif lebih pada menyambungkan tulang semata, bukan mengembalikan fungsi.
Pada prinsipnya, penanganan fraktur yakni mengembalikan posisi patah tulang ke posisi tulang dan mempertahankan posisi itu selama masa penyembuhan. Pasien juga harus dimobilisasi untuk mencegah terjadinya kaku sendi.
"Pada saat penatalaksanaan di awal tidak dilakukan dengan baik maka kasus-kasus yang neglected yang sering datang ke kami, yakni bukan karena tidak nyambung tetapi kekakuan sendi," jelas Adib.
Sebagian pengobat alternatif sebenarnya sudah memahami ini sehingga langsung menyarankan pasien patah tulang berkonsultasi ke dokter ortopedi. Namun, pada sebagian pasien yang salah mendapatkan penanganan di awal, terkadang masalah patah bisa teratasi namun setelahnya terjadi kekakuan sendi. Imobilisasi jangka panjang juga dapat menjadi penyebabnya.
"Kalau sudah ada problem di tulang, terutama fraktur, maka segeralah datang ke dokter," pesan Adib.
Baca juga: 5 Kebiasaan Buruk yang Meningkatkan Risiko Osteoporosis