Pesan Menkes agar Anak Tidak Stunting

Reporter

Antara

Selasa, 5 April 2022 19:31 WIB

Ilustrasi stunting atau gizi buruk. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak. Asupan protein hewani yang cukup bisa membantu anak mencegah kondisi ini. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun mengingatkan orang tua memastikan anak mendapatkan asupan protein hewani yang cukup dan terhindar dari penyakit infeksi demi mencegah stunting.

"Yang penting protein hewani, memastikan jangan ada infeksi di bayi sehingga asupan kalori yang masuk tidak keluar untuk pengobatan saja," ujarnya dalam Media Gathering Ramadan tentang Anak, Selasa, 5 Aptil 2022.

Sejumlah makanan yang menjadi sumber protein hewani antara lain telur, susu, ikan, daging ayam, dan daging sapi. Sumber-sumber makanan itu tidak saja mengandung protein tetapi zat gizi lain yang juga dibutuhkan tubuh anak. Dalam satu butir telur, misalnya, mengandung 75 kalori, 7 gram protein tinggi, zat besi, lemak, dan vitamin.

Sementara itu, dalam upaya mencegah anak terkena penyakit infeksi, Budi mengatakan pemerintah menambahkan jenis vaksinasi, terutama diare dan pneumonia, yang menjadi infeksi terbanyak dialami anak. Di sisi lain, ia memandang pentingnya pemahaman orang tua, khususnya ibu, mengenai pemberian nutrisi pada anak. Dalam hal ini, peran tenaga medis dibutuhkan untuk membantu memberikan pengasuhan nutrisi bagi orang tua.

"Untuk bisa melakukan intervensi yang tepat kepada anak sangat penting bisa mendidik orang tua, pengasuhan nutrisi bagi orang tua. Anak kecil tidak mengerti harus apa tapi ibunya harus mengerti," tutur Budi.

Advertising
Advertising

Budi meyakini semua orang tua di Indonesia akan melakukan hal terbaik untuk memastikan anak bisa hidup sehat, tumbuh, serta berkembang secara baik. Lebih lanjut, menurut Budi, bila anak terlanjur terkena stunting, pemerintah telah menyiapkan tatalaksananya, termasuk kapan harus membawa anak ke puskesmas dan rumah sakit.

"Strategi atasi stunting tidak usah kebanyakan program, protein hewani, beri telur, susu. Kalau sakit kirim ke puskesmas, dipastikan dokter ada. Kalau anak stunting, kirim ke rumah sakit. Obatnya ada dan dibayari BPJS," jelas Budi.

Menurutnya, pemerintah sudah cukup mengeluarkan banyak peraturan dan regulasi, tinggal melihat eksekusi di lapangan. Dalam eksekusi pun tak lagi dalam bentuk program Kementerian Kesehatan tetapi harus menjadi gerakan masyarakat.

"Untuk menjadi gerakan kita butuh teman-teman (tenaga kesehatan) yang bisa menularkan konsep ke seluruh masyarakat agar mereka melakukan ini sendiri tanpa harus kita dorong, paksa. Kita fasilitasi saja," katanya.

Budi menambahkan angka stunting di Indonesia saat ini mencapai 24,4 persen, yang berarti satu dari empat anak yang lahir terkena stunting. Stunting pada anak bisa memunculkan dampak buruk, salah satunya menyebabkan penurunan IQ sebesar 20 persen.

Baca juga: Populasi Tinggi Pengaruhi Jumlah Anak Stunting

Berita terkait

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

2 hari lalu

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

4 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

6 hari lalu

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

Bisakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga disembuhkan? Tentu saja asal tak terlambat diobati karena komplikasinya beragam.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

7 hari lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

7 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

8 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

9 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

10 hari lalu

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Pemilihan Budi Gunadi Sadikin itu berlangsung secara musyawarah untuk mufakat dalam rapat pleno perdana MWA ITB di Gedung Kemenristekdikti.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

10 hari lalu

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan pemerintah akan mempercepat penyaluran Bansos atau bantuan pangan untuk penurunan stunting.

Baca Selengkapnya