Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Populasi Tinggi Pengaruhi Jumlah Anak Stunting

Reporter

image-gnews
Ilustrasi stunting atau gizi buruk. Shutterstock
Ilustrasi stunting atau gizi buruk. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) Tahun 2021, daerah dengan jumlah balita stunting tertinggi adalah Jawa Barat sebanyak 1.055.608 anak, Jawa Timur 653.218 anak, Jawa Tengah 543.963 anak, Banten 294.862 anak, dan Sumatera Utara sebanyak 383.403 anak. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan besarnya populasi penduduk di suatu daerah dapat mempengaruhi tingginya jumlah anak yang mengalami kekerdilan atau stunting.

“Meskipun angka prevalensinya turun dan semakin kecil di bawah 20 persen tapi karena pengalinya besar, maka jumlahnya menjadi besar,” kata Plt. Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dwi Listyawardani.

Menanggapi kondisi banyaknya anak stunting dan gizi buruk di Indonesia, Dani menuturkan angka prevalensi anak yang mengalami stunting turun menjadi 24,4 persen pada 2021 setelah sebelumnya berada pada angka 27,67 persen. Angka prevalensi di sejumlah daerah juga turut mengalami penurunan. Meskipun bukan daerah tertinggal, populasi penduduk yang padat membuat daerah-daerah itu memiliki jumlah anak stunting yang cederung lebih banyak dibanding daerah lain.

“Kalau prevalensinya menurun harapannya menurun juga dari segi jumlah kasus. Jadi, angkanya 24,4 persen. Kemarin BPS sudah meng-update proyeksi penduduk Indonesia tahun ini mengalami kenaikan jadi 273 juta jiwa. Tapi, ada penambahan 2,5 juta jiwa, sebagian besar penambahan itu karena kelahiran,” jelasnya.

Menurut Dani, penambahan sebanyak 2,5 juta anak stunting itu banyak terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Hal lain yang menyebabkan jumlah anak stunting di suatu daerah menjadi banyak adalah terbatasnya layanan kesehatan, terutama pada masa kehamilan dan setelahnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia menjelaskan satu dari tiga anak usia 3-6 tahun tidak mengikuti kegiatan pengembangan holistik dan terintegrasi seperti dalam Bina Keluarga Balita (BKB) ataupun melakukan kunjungan ke posyandu. Hal itu terjadi karena kurangnya pengetahuan pada pengasuhan anak, termasuk melengkapi imunisasi dasar yang dapat menghindarkan anak dari berbagai penyakit, juga pemberian ASI eksklusif pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Dani menyayangkan tingginya angka stunting juga karena 60 persen balita di Indonesia tidak mendapatkan ASI eksklusif, juga makanan pendamping ASI yang layak dari ibu. Oleh sebab itu, sejumlah upaya dikerahkan oleh BKKBN. Beberapa di antaranya adalah menyusun Pendataan Keluarga Tahun 2021 (PK21) yang memiliki data keluarga agar target tepat sasaran, juga mendirikan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) untuk memperkuat edukasi terkait gizi pada masyarakat.

Sedangkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menyebutkan prevalensi anak yang mengalami badan anak sangat kurus ikut mengalami penurunan menjadi 7,1 persen dari 7,4 persen. Hanya saja, angka pada anak yang berat badan kurang justru mengalami kenaikan menjadi 17 persen dari 16,3 persen pada 2019.

Baca juga: Anak Pendek Belum Tentu Stunting, Simak Penjelasan Pakar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

UNDP, WHO dan Kemenkes kolaborasi proyek yang didanai oleh Green Climate Fund (GCF) untuk waspadai dampak Perubahan Iklim di bidang Kesehatan/Tempo- Mitra Tarigan
Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.


Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

5 hari lalu

Ilustrasi stunting. freepik.com
Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.


Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

7 hari lalu

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Tempo/Yohanes Maharso Joharsoyo
Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan pemerintah akan mempercepat penyaluran Bansos atau bantuan pangan untuk penurunan stunting.


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

9 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

10 hari lalu

Suasana Gang 8, Jalan Nusa Indah IV, RT8/RW4 Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin, 22 April 2024. Tersedia 32 item pencegah krisis planet di lokasi ini, mulai dari kolam gizi warga, tanaman produktif hingga akuaponik. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

Inisiatif lokal untuk mitigasi krisis pangan lahir di jalan gang di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Berbekal dana operasional RT.


Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

33 hari lalu

Ilustrasi stunting. Foto : UNICEF
Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

Anak stunting adalah penanda makanan ke otak tidak cukup sehingga berdampak pada kecerdasan. Berikut saran dokter anak.


Mahmoud Abbas Menuntut Israel Secepatnya Tarik Pasukan dari Jalur Gaza

33 hari lalu

Presiden Palestina Mahmoud Abbas. (AP Photo/Majdi Mohammed)
Mahmoud Abbas Menuntut Israel Secepatnya Tarik Pasukan dari Jalur Gaza

Mahmoud Abbas menuntut agar Israel secepatnya dan sepenuhnya menarik pasukan dari Jalur Gaza.


Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

38 hari lalu

Memahami apa itu stunting dan cara pencegahannya penting diketahui. Sebab, hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Berikut penjelasannya. Foto: Canva
Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

Pemerintah Garut merekrut ribuan tenaga pendamping keluarga untuk mendukung penurunan angka stunting.


Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

43 hari lalu

Ilustrasi pencegahan stunting/ Indofood
Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) anggarkan Rp 370 miliar untuk turunkan stunting.


UNICEF Peringatkan Kasus Gizi Buruk di Utara Gaza Lebih Banyak dari Data yang Tercatat

45 hari lalu

Peserta mengangkat poster saat melakukan aksi bela Palestina di Kedutaan Besar Mesir, Menteng, Jakarta, Senin, 4 Maret 2024. Massa mendesak pemerintahan Mesir untuk membuka jalur bantuan kemanusiaan di Rafah guna mencegah kelaparan di Gaza akibat konflik antara Hamas dan Israel. TEMPO/ Febri Angga Palguna
UNICEF Peringatkan Kasus Gizi Buruk di Utara Gaza Lebih Banyak dari Data yang Tercatat

UNICEF yakin kasus gizi buruk di Gaza lebih banyak dari data yang tertulis di rumah sakit karena banyak yang tak bisa berobat.