Perlunya Evaluasi Kantin Sekolah untuk Cegah Hepatitis Akut

Reporter

Antara

Jumat, 13 Mei 2022 09:17 WIB

Kantin sekolah. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Merebaknya kasus hepatitis akut membuat Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti, meminta pemerintah mengevaluasi kebijakan buka kantin sekolah selama pembelajaran tatap muka (PTM).

“Saat PTM dimulai, kemungkinan sekolah tidak mempersiapkan secara khusus untuk mengantisipasi hepatitis misterius karena tak ada petunjuk khusus juga dari Kemendikbudristek, Kemenag, maupun dinas-dinas pendidikan. Namun, karena sudah terkondisi pandemi COVID-19, maka persiapan protokol kesehatan selama ini bisa digunakan untuk antisipasi,” kata Retno.

Retno menuturkan kebijakan boleh dibukanya kantin sekolah dengan batasan pengunjung 75 persen dalam Surat Edaran Sesjen Kemendikbudristek terkait penyelenggaran PTM penting untuk dievaluasi kembali sebab penularan hepatitis akut menyerang anak melalui saluran pencernaan dan pernapasan.

Ia meminta pemerintah untuk segera memonitor dan tidak memberlakukan kembali PTM dengan kapasitas 100 persen agar bisa melihat perkembangan kasus hepatitis akut misterius sebagai bentuk pencegahan. Kondisi semakin mengkhawatirkan mengingat tidak adanya petunjuk khusus bagi sekolah untuk mengantisipasi penularan hepatitis akut di sekitar siswa selain memastikan setiap warga sekolah mematuhi protokol kesehatan COVID-19, seperti pakai masker, jaga jarak, dan mengurangi mobilitas.

Guna mencegah penularan semakin meluas, selain mengevaluasi, pemerintah pusat dan daerah melalui dinas kesehatan harus segera melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para orang tua terkait informasi jelas tentang hepatitis akut dan upaya pencegahannya. Kemudian, dinas pendidikan bersama dinas kesehatan diminta melakukan sosialisasi pencegahan sekaligus penanganan kepada setiap warga sekolah untuk memahami gejala awal hepatitis akut, seperti mual, muntah, sakit perut, diare, dan kadang disertai demam ringan, termasuk gejala berat, seperti air kencing berwarna pekat dan kotoran putih pucat.

Advertising
Advertising

Sementara di sekolah, dia berharap untuk membangun kerja sama dengan puskesmas terdekat guna membantu pemerintah daerah menyosialisasikan pencegahan virus hepatitis akut kepada warga sekolah secepatnya. Kepada orang tua, Retno menyarankan terus menjaga kebersihan lingkungan dan diri setiap siswa dengan rajin mencuci tangan, menggunakan peralatan makan, belajar masing-masing, dan memastikan setiap makanan atau minuman dalam keadaan matang.

“Sebaiknya orang tua membekali anak-anak ke sekolah dengan makanan dan minuman dari rumah, jangan jajan atau beli sembarangan,” imbaunya.

Sementara bagi orang tua yang sudah teredukasi wajib mengedukasi anak terkait hepatitis sehingga anak menyadari pentingnya menerapkan protokol kesehatan. Ia juga meminta setiap orang tua agar segera membawa anak ke dokter bila menunjukkan gejala-gejala yang mungkin muncul akibat hepatitis akut supaya berpeluang diobati.

“Perlu adanya kerja sama yang solid antara orang tua, tenaga kesehatan, dan fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa menemukan gejala hepatitis akut sedini mungkin agar anak segera mendapatkan pertolongan medis. Jangan menunggu hingga muncul gejala kuning, bahkan sampai penurunan kesadaran,” ujarnya.

Baca juga: Dokter Sarankan Cek Bilirubin Anak untuk Deteksi Hepatitis Akut Misterius

Berita terkait

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

18 jam lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

20 jam lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

23 jam lalu

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

FSGI prihatin karena masih tingginya kasus-kasus kekerasan di satuan pendidikan dalam perayaan hardiknas 2024

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

1 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Jadwal Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024 dan Syaratnya

1 hari lalu

Jadwal Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024 dan Syaratnya

Kapan jadwal pendaftaran sekolah kedinasan pada 2024? Ini penjelasan Kemenpan RB serta syarat yang harus dipenuhi ketika mendaftar.

Baca Selengkapnya

8 Sekolah Kedinasan 2024 yang Beri Lulusannya Uang Pensiun

1 hari lalu

8 Sekolah Kedinasan 2024 yang Beri Lulusannya Uang Pensiun

Berikut ini daftar sekolah kedinasan 2024 yang lulusannya bisa menjadi CPNS dan diberikan uang pensiun. Ada dari Kemenkeu hingga BMKG.

Baca Selengkapnya

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

1 hari lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

3 hari lalu

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

4 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

6 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya