Berbagai Kondisi yang Menandakan Seseorang Mengalami Hiperandrogen

Reporter

Tempo.co

Editor

Bram Setiawan

Minggu, 15 Mei 2022 23:35 WIB

Ilustrasi jerawat dan komedo. Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kadar hormon dalam tubuh manusia berlainan. Mengutip Healthline, perempuan memiliki hormon estrogen yang lebih banyak daripada laki-laki. Sebaliknya, laki-laki memiliki hormon testosteron yang lebih banyak daripada perempuan.

Namun, ada suatu kondisi yang menyebabkan kadar hormon testosteron menjadi lebih banyak dalam tubuh perempuan. Mengutip Springer Open, kondisi ini disebut hiperandrogen.

Gejala dan penyebab hiperandrogen

  1. Sindrom ovarium polikistik

Mengutip Mayo Clinic, sindrom ovarium polikistik adalah gangguan yang menyerang hormon ovarium. Gangguan ini menyebabkan ovarium membesar dan menimbulkan kista kecil di permukaan luarnya. Sindrom ovarium polikistik menyebabkan produksi hormon testosteron yang berakibat hiperandrogen.

  1. Malfungsi kelenjar adrenal

Mengutip Indonesian Journal of Cancer, kelenjar adrenal di ginjal berfungsi untuk memproduksi berbagai jenis hormon. Kelenjar ini berkemungkinan mengalami penyakit atau gangguan kesehatan. Itu menyebabkan gangguan kadar hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal.

  1. Obesitas

Obesitas atau kegemukan berlebihan menyebabkan hiperandrogen. Mengutip Karger, seseorang yang mengalami obesitas akan mengalami perubahan pola sekresi dan metabolisme hormon. Pola ini cenderung dialami perempuan yang berakibat kelebihan hormon testosteron penyebab hiperandrogen.

Hiperandrogen yang dialami perempuan

Advertising
Advertising

Mengutip Top Doctors, hiperandrogen mempengaruhi suara, kulit, dan rambut. Perempuan yang mengalami hiperandrogen biasanya suaranya agak berat dan dalam. Kulit pun lebih berminyak yang rentan menyebabkan timbulnya jerawat.

Jerawat merupakan kondisi fisik yang normal ketika seseorang beranjak remaja. Walaupun begitu, ketika beranjak dewasa seseorang masih mungkin berjerawat. Tapi, jerawat yang dialami orang dewasa setelah masa remaja tidak terlalu parah. Perempuan dewasa yang mengalami hiperandrogen cenderung akan berjerawat.

Tidak hanya perubahan fisik, hiperandrogen juga mengganggu siklus menstruasi perempuan. Mengutip National Center for Biotechnology Information, beberapa penelitian menunjukkan, perempuan dengan hiperandrogen memiliki siklus menstruasi yang tidak lancar.

Ahli medis selama ini memeriksa hiperandrogen melalui dua cara. Mengutip Verywell Health, dua diagnosis utama yang sering dipakai untuk mendeteksi hiperandrogen adalah metode klinis dan biokimia.

Diagnosis klinis terhadap hiperandrogen dilakukan mengamati berbagai perubahan fisik yang dialami perempuan. Adapun diagnosis biokimia dilakukan memeriksa langsung kadar hormon testosteron di tubuh perempuan.

BANGKIT ADHI WIGUNA

Baca: Masih Muncul Jerawat Setelah Masa Remaja, Tanda Kondisi Hiperandrogen?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu

Berita terkait

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

6 hari lalu

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

13 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

13 hari lalu

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?

Baca Selengkapnya

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

14 hari lalu

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.

Baca Selengkapnya

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

24 hari lalu

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.

Baca Selengkapnya

6 Kebiasaan Perawatan Kulit yang Memperparah Jerawat

27 hari lalu

6 Kebiasaan Perawatan Kulit yang Memperparah Jerawat

Jerawat adalah masalah umum pada orang dewasa dan beberapa kebiasaan perawatan kulit bisa membuatnya semakin parah.

Baca Selengkapnya

Gejala Stroke pada Perempuan dan Faktor Pemicu Serangan

32 hari lalu

Gejala Stroke pada Perempuan dan Faktor Pemicu Serangan

Secara umum, gejala stroke bisa berupa wajah yang turun, satu lengan lemah, dan bicara cadel. Bagaimana dengan perempuan?

Baca Selengkapnya

Masalah Kulit saat Berpuasa di Cuaca Ekstrem, Jerawat sampai Bibir Kering

33 hari lalu

Masalah Kulit saat Berpuasa di Cuaca Ekstrem, Jerawat sampai Bibir Kering

Dokter kulit jerawat hingga bibir kering adalah masalah kulit yang sering terjadi saat berpuasa di tengah cuaca ekstrem.

Baca Selengkapnya

Kandungan Vitamin D yang Rendah dalam Tubuh Ada Kaitannya dengan Obesitas, Ini Penjelasannya

40 hari lalu

Kandungan Vitamin D yang Rendah dalam Tubuh Ada Kaitannya dengan Obesitas, Ini Penjelasannya

Studi mengatakan ada prevalensi tinggi kekurangan vitamin D pada orang yang mengalami obesitas mungkin karena pengenceran volumetrik vitamin D.

Baca Selengkapnya

Cukai Minuman Berpemanis Disebut Bisa Tekan Diabetes dan Obesitas

43 hari lalu

Cukai Minuman Berpemanis Disebut Bisa Tekan Diabetes dan Obesitas

Epidemiolog Dicky Budiman menyebut bahwa cukai minuman berpemanis dapat menurunkan jumlah penderita diabetes dan obesitas.

Baca Selengkapnya