Fakta tentang Kandung Kemih yang Perlu Anda Tahu
Reporter
Antara
Editor
Yayuk Widiyarti
Sabtu, 21 Mei 2022 09:18 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kandung kemih dapat menampung cukup banyak cairan, sekitar 500 ml untuk rata-rata wanita dan hingga 700 ml untuk pria. Begitu menurut Institute for Quality and Efficiency in Health Care di Jerman.
Walau kandung kemih dapat menampung cairan sedemikian banyak, jarang sekali orang benar-benar perlu buang air kecil sebanyak itu. Dorongan untuk buang air kecil dimulai saat kandung kemih terisi sekitar 200 hingga 350 ml. Secara total, ginjal menghasilkan rata-rata 1,7 liter urine setiap hari pada rata-rata orang dewasa.
Dorongan untuk buang air kecil terjadi ketika akumulasi urine meregangkan otot-otot dinding kandung kemih. Peregangan ini tampaknya memicu protein tertentu di otot yang bereaksi terhadap rangsangan mekanis, seperti sentuhan dan tekanan, menurut penelitian National Institutes of Health yang diterbitkan pada 2020 di jurnal Nature, seperti dikutip dari Livescience.
Orang tanpa gen yang membawa instruksi untuk protein ini sering gagal merasakan kebutuhan untuk buang air kecil atau mengalami kesulitan untuk mulai buang air kecil sehingga lebih jarang buang air kecil daripada rata-rata. Pemicu otot ini menjadi salah satu alasan mengapa orang harus segera ke kamar kecil tanpa terlalu lama menunda. Menahan kencing secara teratur dapat meregangkan otot kandung kemih, membuatnya lebih sulit mengosongkan kandung kemih sepenuhnya dan meningkatkan risiko infeksi kandung kemih.
Sinyal dari otot kandung kemih menuju ke sumsum tulang belakang melalui dua saraf, saraf pudendal dan hipogastrik, menurut Physiology, Bladder. Pada wanita usai persalinan terkadang dapat mengalami masalah saraf sementara, yang dapat mengurangi sensasi ingin kencing, ungkap peneliti dari Universitas Michigan.
Pada bayi dan anak-anak yang tidak dilatih menggunakan kamar mandi, perasaan penuh pada kandung kemih memicu relaksasi cincin otot yang membuat kandung kemih tetap tertutup. Saat otot panggul berkembang, kontrol sadar atas buang air kecil juga berkembang. Sistem saraf parasimpatis mendorong urine, sedangkan sistem saraf simpatik membantu menahan urine dengan merelaksasi dinding kandung kemih dan mengontraksi leher kandung kemih yang mengarah ke uretra, menurut Physiology, Bladder.
Terkadang, otot kandung kemih berkontraksi tanpa memicu jumlah urine yang signifikan. Kontraksi yang tidak disengaja ini dapat menyebabkan dorongan yang tiba-tiba dan kuat untuk buang air kecil atau dikenal sebagai kandung kemih yang terlalu aktif.
Menurut Mayo Clinic, kondisi ini bisa karena sejumlah penyebab mendasar, mulai dari infeksi saluran kemih, diabetes, hingga perubahan hormon terkait menopause pada wanita. Obat-obatan, perubahan pola makan, dan latihan dasar panggul digunakan untuk mengobati kandung kemih yang terlalu aktif.
Baca juga: 4 Jenis Kanker yang Harus Diwaspadai Pria