TEMPO.CO, Jakarta - Kanker termasuk salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Peluang terbaik melawan kanker adalah deteksi dini. Tetapi, bahkan ini pun tidak mudah karena sebagian besar kanker tidak menunjukkan gejala pada tahap awal.
Skrining tahunan untuk semua kanker bisa menjadi cara untuk tetap aman dan merupakan pilihan yang mahal. Berikut empat jenis kanker yang sering terjadi pada pria dan harus diwaspadai.
Kanker prostat
Kanker prostat adalah kanker paling umum pada pria dan posisi keempat secara keseluruhan. Data saat ini menunjukkan satu dari delapan pria didiagnosis menderita kanker prostat. Kanker prostat juga salah satu yang paling mematikan di antara pria, sedikitnya di atas 7 persen dari semua kematian akibat kanker di dunia. Kanker ini biasanya tidak menunjukkan gejala pada stadium awal. Karena kebanyakan pria tidak melakukan pemeriksaan secara teratur, tingkat kematian yang tinggi dapat dikaitkan dengan deteksi yang terlambat. Faktor risiko meliputi:
Usia – pria yang lebih tua lebih rentan
Ras – kanker prostat lebih sering terjadi pada pria kulit hitam
Riwayat keluarga
Pilihan pengobatan untuk kanker prostat termasuk pembedahan, kemoterapi, imunoterapi, dan terapi hormon. Jika tumor relatif tidak aktif, dokter mungkin menyarankan untuk observasi sampai menjadi agresif.
Kanker paru
Kanker paru paling umum kedua di antara pria tetapi penyebab utama kematian terkait kanker. Kanker ini membunuh lebih banyak pria daripada gabungan kanker kolorektal dan kandung kemih. Merokok adalah penyebab nomor satu kanker paru. Pria paruh baya dan lansia yang telah merokok selama 15-20 tahun atau lebih memiliki risiko tertinggi terkena kanker paru.
Para ahli juga memperingatkan asap sekunder sama buruknya dengan merokok secara langsung. Polutan udara lain, seperti radon, juga meningkatkan risiko kanker paru. Gejalanya meliputi batuk terus-menerus, batuk darah, tenggorokan gatal, dan sesak napas. Ada skrining terbatas yang tersedia untuk kanker paru dibandingkan dengan jenis kanker lain. Namun, jika sudah mengalami gejala tersebut konsultasikan ke dokter.
Kanker kolorektal
Kanker ini mempengaruhi bagian rektum dan usus besar dari sistem pencernaan. Menggabungkan jumlah pria dan wanita, kanker kolorektal menyebabkan lebih banyak kematian terkait kanker daripada kanker prostat. Gejala yang harus diwaspadai antara lain:
-Diare, sembelit, dan kondisi terkait usus lain yang berlangsung lebih dari beberapa hari.
-Perubahan mendadak dalam kebiasaan buang air besar.
-Darah di kotoran atau di jaringan (menunjukkan pendarahan rektum).
-Penurunan berat badan dan kelelahan yang tidak dapat dijelaskan.
Jika melihat salah satu dari gejala ini, hubungi dokter. Gejalanya mirip penyakit lain, seperti buang-buang air besar. Dokter akan menguji untuk mengesampingkan hal ini sebelum skrining kanker. Tidak seperti kanker paru-paru, skrining untuk kanker usus besar dan rektum lebih mudah didapat.
Kanker kandung kemih
Meskipun kanker kandung kemih mempengaruhi pria dan wanita, tapi lebih sering terjadi pada pria. Penyakit ini memiliki tahapan yang berbeda termasuk:
-Tahap non-invasif,yakni hanya sel-sel di lapisan dalam kandung kemih yang terpengaruh.
-Invasif, kanker telah menyebar dan mempengaruhi sebagian besar kandung kemih.
-Kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain.
Tidak ada alat skrining untuk kanker kandung kemih tetapi waspadai gejala berikut:
-Darah dalam urine
-Sering buang air kecil
-Sakit saat buang air kecil
Merokok dianggap meningkatkan risiko kanker kandung kemih. Paparan beberapa bahan kimia, beberapa jenis obat, dan riwayat keluarga juga merupakan faktor predisposisi utama. Untuk semua jenis kanker, deteksi dini meningkatkan peluang sembuh setelah pengobatan. Rencanakan untuk dites secara teratur, terutama jika rentan karena usia, ras, riwayat keluarga, atau gaya hidup.
Deteksi dini kanker juga membantu mendapatkan pengobatan yang terjangkau. Namun, pencegahan selalu merupakan pilihan terbaik. Hindari gaya hidup yang tidak banyak bergerak, merokok, dan pola makan yang tidak sehat untuk menjauhkan kanker.
Baca juga: Berbagai Penyakit Tersebab Radikal Bebas