Karen dan Semangat untuk Pertamina

Reporter

Editor

Kamis, 12 Februari 2009 12:03 WIB

Tempo/Panca Syurkani
TEMPO Interaktif, Jakarta Tiga jam lebih menunggu Galaila Karen Agustiawan mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden SBY di PT Pupuk Kujang, Kerawang, Selasa (10/2) sore kemarin. Memburu Direktur Utama PT Pertamina yang belakangan menjadi buah bibir bukanlah pekerjaan mudah. Sejak berita pelantikan dirinya pekan lalu berbagai media memburunya untuk mendapatkan waktu khusus wawancara dengannya.

Hidup tidak boleh pantang menyerah, harus selalu semangat menjemput setiap kesempatan, peluang dan tantangan yang datang.” Kalimat bernada menyemangati langsung menjadi penyejuk hati ketika TEMPO menemuinya untuk wawancara usai rapat tersebut. Dengan sikap hangat dan ramah ia mengajak naik ke mobil Alphard hitam yang ditumpanginya. Dalam perjalanan pulang ke Jakarta, perempuan berkacamata ini menuturkan banyak hal.

“Hidup itu adalah inspirasi sebagai petunjuk Tuhan yang timbul dalam hati untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Itu kunci penting yang selalu diajarkan ayah saya,” dengan santai Karen menuturkan makna kalimat yang begitu mendalam dan penuh filosofi. Mengenakan setelan blazer- celana panjang pantalon warna hitam dan blus garis-garis putih dan hitam, penampilannya sangat enak dipandang mata.

Soal inspirasi, ayahnya yang meletakan kerangka berpikir penting ini sejak ia kecil. Akhir pekan lalu Karen menuturkan hatinya bahagia dan bangga bisa mengunjungi makam ayahnya, Prof. Dr. Soemiatno (Dirut Biofarma selama 22 tahun) di taman pemakaman umum Jeruk Purut, Jakarta Selatan. “Saat ziarah hari Minggu kemarin, di atas nisan beliau saya berbisik lirih penyampaian inspirasi dan sikap sederhana yang selalu diajarkan ayah sangat bermakna penting dalam hidup saya. Beliau mengajarkan hidup you are you, bukan materialitas, selalu mengingatkan hal terpenting yang berujung pada soal tanggung jawab kita kepada Sang Pencipta,” paparanya

Di tol Cikampek KM 40, mobil Alphard yang kami tumpangi berhenti di sebuah tempat peristirahatan. Dia memilih D7uan, sebuah restoran bergaya retro minimalis untuk meneruskan obrolannya. “Saya suka sesuatu yang simple. Kata suami saya karakter yang muncul dalam diri saya sudah cukup kuat menyolok yakni tegas dan lugas. Makanya dia bilang untuk urusan penampilan saya tidak perlu lebay atau to much (berlebihan), cukup simple and chick,” ucapnya sambil tersenyum. Lalu ia memesan es cappuccino, chicken wing dan pisang goreng yang dinikmatinya dengan sikap tenang.

Sambil mengulum senyum iapun mejelaskan inspirasi terpenting yang akan dilakukan dalam mengemban tugas barunya yaitu short and hard skill. Baginya, Pertamina merupakan tantangan yang memicu dan menatang ide serta adrenalirnya untuk melakukan tugas terbaik. “Memang bukan tugas mudah, tapi saya ingin membawa Pertamina menjadi perusahaan besar dan berkelas dunia. Saya akan melakukan tugas the agen of change yang bersinergi pada banyak pihak. Tetapi sekali lagi saya tidak akan melayani segala dan aneka bentuk intervensi yang bisa merugikan negara dan perusahaan,” ungkapnya panjang lebar.

Menjalani tugas the agen of change dalam candaan orang-orang terdekatnya, Karen dijuluki sebagai The Princes Warior yang berjuang di hutan belantara. “Saya ketawa saja mendengar ledekan tersebut. Saya yakin kok system is follow me. Saya bilang ke mereka saya tidak mengikuti sistim, justru saya mengubah sistim sebagai Xena (ia mengistilahkan dirinya meminjam nama tokoh film Princes Warior) akan membangun hutan indah because women have touch and multitasking yakni naluri sentuhan kewanitaan yang mampu mengerjakan banyak hal.”

Karen menjelaskan bila Petronas perusahaan minyak Malaysia yang dulunya justru berguru dengan Pertamina bisa berkembang pesat, ia yakin tempat yang dipimpinnya sekarang akan menuai sukses serupa. “Memang bukan tugas mudah, Pertamina notabene sebagai perusahaan plat merah yang mengemban tugas negara melaksanakan dua tugas yaitu sisi korporat yang harus meraih untuk maka harus menggejot sisi hulunya. Lalu sisi hilir yang begitu banyak terbentang aspek sosial yang harus dihadapi, misalnya memastikan bagaimana agar pengadaan elpiji dan BBM. Namun saya percaya ke duanya harus memiliki asas keseimbangan.”

Penyuka musik klasik Bethoven ini mengatakan Pertamina haruslah mampu menerapkan good corporate governance yang bisa dan tidak meniadakan segala bentuk intervensi yang merugikan negara tanpa tolerir dan pandang bulu. “Banyak yang bilang menduduki kursi Pertamina panas. Tetapi insyaalllah dengan sikap be your self yang saya yakini melakukan tugas dan kerja terbaik, saya akan mampu mendinginkan kursi yang selalu dicap panas tadi,” tuturnya tergelak sambil menyeruput gelas cappuccinonya.

Diapun menceritakan sejak kecil sikap kemandirian, disiplin dan bekerja keras merupakan hasil didikan orang tuanya. Kendati ayahnya hidup berkecukupan diakui Karen tidak pernah mendapatkan sesuatu dengan mudah, selalu ada kerja keras. “Sikap ini juga yang akan saya bawa untuk mengubah Pertamina.” Kemudian diakuinya sejak kecil terbiasa hidup berpindah-pindah lantaran mengikuti tugas ayahnya. Ketika sekolah dasar ia pernah tinggal di Srilangka dan India. Menikmati hidup di negeri orang Karen selalu menyukai berkunjung ke tempat-tempat kebudayaan dan bersejarah. “Mungkin kepekaan empati saya terasah lantaran saya selalu menyukai kebudayaan dan kehidupan tradisional yang selalu saya cari setiap mengunjungi sebuah tempat atau negara manapun.”

Bungsu dari sembilan bersaudara ini mengatakan nama aslinya Galaila Karen punya makna seru. Konon nama awalnya diambil ketika ayahnya bertugas di Rusia sangat terpukau dengan penampilan seorang ballerina Rusia, sementara nama Karen dalam istilah Jawa adalah koretan atau yang terakhir. Lantaran kekaguman sang ayah pada dunia balet menumbuhkan sikap kecintaannya di bidang seni yaitu tari dan musik. “Sejak dulu saya suka menari, tapi sekarang saya memilih melakukan treatmill untuk menjaga kebugaran setiap jam empat pagi selama 30 sampai 45 menit. Orang lain bugar karena minum kopi, saya bugar dan bersemangat dengan treatmill.”

Ibu tiga anak ini selalu percaya kebugaran dan semangat menjadi kunci terpenting setiap melakukan tugas yang membuatnya teruji dan tahan banting dalam situasi dan kondisi apapun. Dia mengatakan keberadaannya di dunia maskulinitas seolah menjadi garis tangannya. Sejak kecil ia mengaku tomboy namun tetap memiliki sisi kewanitaan selalu memperhatikan hal-hal detail dan empati. Di bangku kuliah iapun berada dalam komunitas yang didominasi kaum pria. “Saya tadinya ingin jadi arsitek, tapi setelah berpikir ngapain kuliah di ITB belajarnya gambar terus?Lalu saya putuskan pilih Teknik Fisika yang terkesan macho dan sulit. Tak di duga nyemplung ke dunia pekerjaanpun di dunia pria. But its oke, yang penting saya mampu dan melakukan persaingan sehat.”

Berada pada posisinya sekarang diakui Karen membuatnya harus pintar mengatur waktu antara pekerjaan dan keluarga. Menurutnya ke dua hal ini penting. Dia setuju dalam karir perempuan boleh sukses dan berhasil, namun yang utama jangan mengabaikan peran dan kodratnya. Diakui menjalani dua hal ini bukan tugas mudah, tapi ia bersyukur punya tim keluarga yang solid yang selalu memahami dan mendukungnya. “Anak-anak saya mislanya sudah terlatih sikap mandiri. Yang paling besar bisa mengambil peran saya membantu adik-adiknya ketika saya tidak di rumah. Namun saat di rumah sayapun berperan sebagai istri dan ibu buat mereka. Saya bersih-bersih, memasak, menemani belajar, tidur dan bermain,” katanya memungkasi. HADRIANI P

Biodata

Nama: Galaila Karen Agustiawan

Tempat tanggal lahir: Bandung, 19 Oktober 1958

Advertising
Advertising

Status: Menikah dengan Herman Agustiawan dan punya tiga anak, Jemmy Moh Primaji, Dimas Moh Aulia, dan Dariel Moh Jastiawan

Pendidikan:

1975-1977, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) III, Bandung

1978-1983, Fakultas Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung

Karier:

Februari 2009-sekarang, Direktur Utama Pertamina

Maret 2008-2009, Direktur Hulu Pertamina

Desember 2006-2008, Staf Ahli Presiden Direktur Pertamina Persero

2002-2006, Commercial Manager for Consulting and Project Management, Halliburton, Indonesia

1998-2002, Landmark Concurrent Solusi Indonesia

1998, CGG Petrosystem di Indonesia

1992-1996, Mobil Oil Indonesia

1989-1992, Mobil Oil Dallas, USA

1984-1989, Mobil Oil Indonesia

Berita terkait

ICP Naik US$ 1, Sri Mulyani: Penerimaan APBN Naik Rp 1,1 T

9 Januari 2018

ICP Naik US$ 1, Sri Mulyani: Penerimaan APBN Naik Rp 1,1 T

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan APBN bakal diuntungkan dengan kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP).

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Mentah Naik, Pertamina Bakal Merugi Jual Premium?

27 Desember 2017

Harga Minyak Mentah Naik, Pertamina Bakal Merugi Jual Premium?

Pemerintah diminta meninjau ulang kebijakan harga bahan bakar minyak jenis PSO, khususnya Premium yang dijalankan Pertamina.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Tertekan Kenaikan Persediaan Bensin AS

15 Juni 2017

Harga Minyak Tertekan Kenaikan Persediaan Bensin AS

Harga minyak mentah mengalami penurunan besar dengan minyak
mentah Amerika Serikat jatuh 3,7 persen ke level terendah
tujuh bulan

Baca Selengkapnya

Pertamina Akuisisi Blok Overseas Tingkatkan Produksi Migas

10 April 2017

Pertamina Akuisisi Blok Overseas Tingkatkan Produksi Migas

PT Pertamina (Persero) menggencarkan akuisisi aset blok minyak dan gas di luar negeri (overseas) yang diperkirakan mampu menyumbang 33 persen produksi

Baca Selengkapnya

Impor Minyak Tiga Negara Asia Ini Naik, Kecuali Cina  

28 Februari 2017

Impor Minyak Tiga Negara Asia Ini Naik, Kecuali Cina  

Empat negara, yaitu Cina, India, Korea Selatan, dan Jepang tercatat sebagai importir terbesar minyak Iran.

Baca Selengkapnya

2016, Produksi Minyak Pertamina Naik 12,3 Persen

13 Februari 2017

2016, Produksi Minyak Pertamina Naik 12,3 Persen

Produksi minyak mentah Pertamina pada 2016 naik 12,3 persen
dibanding tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Sentimen Beragam, Harga Minyak Mentah Terdongkrak  

10 Februari 2017

Sentimen Beragam, Harga Minyak Mentah Terdongkrak  

Data ekonomi Amerika Serikat dan proyeksi penurunan produksi OPEC membuat harga minyak mentah memanas.

Baca Selengkapnya

Pimpinan dan Masa Depan Pertamina

8 Februari 2017

Pimpinan dan Masa Depan Pertamina

Pemberhentian Direktur dan Wakil Direktur Utama Pertamina secara terhormat melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 3 Februari 2017 mengejutkan sejumlah pihak, internal maupun eksternal. Selain mendadak, pemberhentian itu dilakukan ketika pimpinan Pertamina tersebut justru mampu membawa badan usaha milik negara kebanggaan Indonesia ini mencatatkan kinerja yang sangat baik.

Baca Selengkapnya

BI Perkirakan Harga Minyak Mentah Naik Jadi US$ 47

26 Januari 2017

BI Perkirakan Harga Minyak Mentah Naik Jadi US$ 47

Kenaikan harga minyak mentah dikhawatirkan mendorong laju inflasi.

Baca Selengkapnya

Keamanan Meningkat, Hasil Eksplorasi Minyak Lampaui Target

16 November 2016

Keamanan Meningkat, Hasil Eksplorasi Minyak Lampaui Target

Terjadi gangguan keamanan yang meliputi pencurian peralatan, pencurian minyak, penutupan jalan hingga perusakan material.

Baca Selengkapnya