Mengenal Growth Hormone Deficiency, Kondisi yang Menghambat Pertumbuhan Anak

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Rabu, 22 Juni 2022 19:10 WIB

Ilustrasi anak laki-laki bermain dengan adiknya yang baru lahir. Foto: Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Growth Hormone Deficiency adalah suatu kondisi ketika kelenjar pituitari, sebuah organ kecil yang berada pada bagian bawah otak, tidak menghasilkan hormon pertumbuhan dalam jumlah yang seharusnya. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Kondisi ini terbilang langka karena diperkirakan hanya diderita oleh satu dari tujuh ribu anak di dunia.

Jenis dan Penyebab

Secara umum, terdapat dua jenis Growth Hormone Deficiency, yakni Acquired dan Congenital. Acquired terjadi ketika kelenjar pituitari tubuh berhenti memproduksi hormon pertumbuhan yang cukup bagi tubuh untuk tumbuh secara normal. Ini bisa dimulai kapan saja selama masa kanak-kanak akibat hal tertentu, misalnya mengalami cedera otak traumatik.

Adapun Congenital adalah jenis defisiensi yang biasanya dialami anak sejak lahir. Pertumbuhan anak pada awalnya mungkin terlihat normal tetapi gejalanya mulai terlihat dalam rentang usia 6-12 bulan.

Dalam sebuah studi pada 2019 yang terbit dalam International Journal of Molecular Sciences, disebutkan bahwa dalam kisaran 2-30 persen dari mereka yang mengalami TBI (Traumatic Brain Injury) dapat mengalami Growth Hormone Deficiency dalam durasi kira-kira satu bulan.

Advertising
Advertising

Selain itu, dilansir dari Healthline, Growth Hormone Deficiency yang tidak terjadi saat lahir bisa disebabkan oleh tumor di otak. Tumor ini biasanya terletak di lokasi kelenjar pituitari atau daerah hipotalamus terdekat pada otak.

Ancaman Lainnya

Selain dampak utamanya dapat menghambat perkembangan tubuh anak, menurut Jennifer LW Fink dalam artikelnya di Health Grades, jika tidak segera mendapatkan penanganan, anak yang mengalami Growth Hormone Deficiency berpotensi mengalami peningkatan kadar kolesterol jahat yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, serangan jantung, hingga stroke .

Selain itu, Growth Hormone Deficiency juga dapat menyebabkan penurunan kepadatan mineral tulang dan osteoporosis, yang meningkatkan risiko patah tulang.

Kenali Gejalanya

Melansir Times of India, tanda paling umum dari defisiensi hormon pertumbuhan adalah kegagalan pertumbuhan, yakni kondisi ketika anak secara signifikan lebih pendek dari anak-anak seumurannya.

Berikut tanda-tanda lain yang perlu bunda ketahui yang bisa menjadi gejala dari Growth Hormone Deficiency:

  • Pubertas tertunda
  • Wajah terlihat lebih muda
  • Pertumbuhan gigi lambat
  • Pertumbuhan rambut terganggu
  • Bertambahnya lemak pada bagian sekitar wajah dan perut

Apakah Bisa Diobati?

Mengutip dari Healthline, hormon pertumbuhan sintetis telah digunakan untuk mengobati anak-anak dan orang dewasa sejak dekade 80-an. Hormon pertumbuhan diberikan melalui suntikan, biasanya ke jaringan lemak tubuh, seperti bagian belakang lengan, paha, atau bokong.

Ini merupakan metode paling efektif sebagai perawatan harian. Efek sampingnya secara umum tidak terlalu berat, namun dapat termasuk kemerahan di tempat suntikan, sakit kepala, sakit pinggul, dan tulang belakang melengkung (skoliosis)

Dalam kasus yang jarang terjadi, suntikan hormon pertumbuhan jangka panjang dapat berkontribusi pada perkembangan diabetes, terutama pada orang dengan riwayat turunan. Anak dengan Growth Hormone Deficiency bawaan sering diobati dengan hormon pertumbuhan hingga mencapai masa pubertas.

Seringkali anak yang memiliki terlalu sedikit hormon pertumbuhan secara alami akan mulai memproduksi dalam jumlah cukup saat mereka memasuki usia dewasa. Namun, dalam sejumlah kasus, mereka tetap melakukan perawatan seumur hidup mereka.

HATTA MUARABAGJA

Baca juga: Waspada Hormon Pertumbuhan, Ini Akibatnya pada Si Kecil

Berita terkait

Memahami Produksi Adrenalin dan Tugasnya bagi Tubuh

11 jam lalu

Memahami Produksi Adrenalin dan Tugasnya bagi Tubuh

Adrenalin juga dikenal sebagai efinefrin, hormon yang biasanya diproduksi saat tubuh menghadapi situasi yang menegangkan atau bikin stres.

Baca Selengkapnya

Inilah 8 Penyebab Pikun Datang Lebih Cepat

13 jam lalu

Inilah 8 Penyebab Pikun Datang Lebih Cepat

Pikun diartikan sebagai penurunan fungsi bagian luar jaringan otak atau cortex yang menyebabkan penurunan intelektual.

Baca Selengkapnya

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

20 jam lalu

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

Gaya hidup membantu untuk mengurangi resiko pikun sampai demensia alzheimer.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

3 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

3 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

4 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

5 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

7 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

8 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya