Panic Attack, Apa Kondisi Penyebab Serangan Panik Itu?

Kamis, 14 Juli 2022 17:09 WIB

Ilustrasi panik. pumirror.com

TEMPO.CO, Jakarta - Serangan panik (panic attack) ditandai kemunculan rasa takut atau gelisah yang berlebihan secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa dialami mendadak tanpa sebab yang jelas. Mengutip Healthline, perasaan ini biasanya memuncak awal sekitar 10 menit. Setelah itu hilang secara cepat.

Panic attack menyebabkan emosi yang intens, seperti ketakutan kematian atau kecemasan lainnya. Gangguan ini juga menyebabkan gejala fisik, termasuk jantung berdebar dan sesak napas.

Apa itu serangan panik?

Mengutip WebMD, gangguan fisik yang dialami orang panic attack nyeri bagian tengah dada. Aliran pernapasan yang tiba-tiba mengalami peningkatan, detak jantung berdetak cepat, dan mendadak merasa takut. Ketika detak jantung memompa makin cepat, maka darah yang mengalir ke otot akan meningkat. Ini menyebabkan gula darah melonjak secara cepat.

Para ilmuwan mempelajari ketika seseorang mengalami panic attack, ada kemungkinan bagian otak yang memproses rasa takut lebih aktif. Orang yang mengalami panic attack memiliki banyak aktivitas di bagian otak yang terkait dengan respons, seperti ingin melawan atau berlari.

Kondisi panic attack juga mempengaruhi kadar hormon serotonin yang mempengaruhi suasana hati. Para peneliti juga menemukan, selama serangan panilk, hormon adrenalin yang dikeluarkan tubuh meningkat dua kali atau lebih. Semua perubahan itu membuat tubuh orang yang panic attack mengalami kelelahan yang sangat menguras tenaga.

Advertising
Advertising

Biasanya orang yang mengalami panic attack mengalami serangan yang tidak terduga dan banyak menghabiskan waktunya untuk mengkhawatirkan gangguan ini. Itu karena setelah seseorang mengalami panic attack, ia akan banyak memikirkan gangguan ini dan menghindari situasi tertentu yang rentan memicu gangguan ini muncul kembali.

Panic attack mirip seperti respons alami tubuh terhadap bahaya. Faktor terbesar yang memicu gangguan bisa saja genetik, lingkungan, dan stres. Adapun faktor lainnya yang memicu panic attack, antara lain, peristiwa traumatis, berlebihan kebiasaan merokok dan konsumsi kafein, juga pengalaman pelecehan fisik atau seksual semasa kanak-kanak

Ahli psikologi dari Atlanta's Emory University School of Medicine, Barbara O. Rothbaum menjelaskan ,kombinasi antara faktor genetik, lingkungan, peristiwa hidup, penyalahgunaan obat, dan pola berpikir yang membesar-besarkan reaksi fisik juga rentan memicu gangguan itu. Ia mengatakan, seseorang mungkin akan cemas mengenai masalah pekerjaan, ujian, atau membuat keputusan yang penting.

"Tapi, seseorang yang panic attack mungkin bereaksi terhadap tekanan sama dengan reaksi fisik yang berlebihan. Itu seolah-olah akan diserang harimau liar atau jatuh dari ketinggian,” katanya.

Baca: Ini Perbedaan Panic Attack dan Anxiety Attack Berikut Gejalanya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Pakar Hubungan Ungkap Tipe Pasangan yang Senang Menghindar, Jangan Sampai Bikin Stres

1 hari lalu

Pakar Hubungan Ungkap Tipe Pasangan yang Senang Menghindar, Jangan Sampai Bikin Stres

Salah satu tipe hubungan yang dialami banyak pasangan adalah menghindar. Berikut beberapa tanda yang mungkin mengindikasikan pasangan punya gaya ini.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

3 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

5 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

5 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

6 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

6 hari lalu

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

Justin Bieber menangis di Instagram. Reaksi warganet pun beragam. Bahkan istrinya, Hailey, ikut mengomentari dengan kata cengeng.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

8 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

8 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

8 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

11 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya