Memahami Lesi Otak, Penyebab dan Gejala

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 22 Juli 2022 10:34 WIB

Ilustrasi otak. medicalnews.com

TEMPO.CO, Jakarta - Lesi otak dapat diartikan sebagai area cedera atau penyakit di dalam otak. Awalnya, lesi otak mungkin tidak menimbulkan gejala apapun. Namun, ketika kian memburuk dari waktu ke waktu, gejalanya baru akan terlihat.

Walau jika dilihat dari definisinya terdengar sederhana, memahami lesi otak bisa menjadi sangat rumit. Lantas, apa sebenarnya lesi otak itu?

Lesi otak adalah jenis kerusakan pada bagian otak. Lesi dapat disebabkan penyakit, trauma, atau cacat lahir. Umumnya, lesi muncul di area otak tertentu. Namun, tak menutup kemungkinan bila lesi dapat hadir di sebagian besar jaringan otak.

Bagaimana cara kerja otak?
Otak memiliki peran penting dalam menunjang aktivitas manusia, mulai dari mengontrol pikiran, memori, ucapan, gerakan anggota badan, hingga mengontrol fungsi organ. Otak terdiri dari banyak bagian dan masing-masing memiliki peran khusus dalam tubuh. Berikut empat bagian atau lobus yang membentuk otak.

Lobus frontal
Yang terbesar dari empat lobus, bertanggung jawab atas keterampilan motorik tubuh, seperti gerakan spontan, bahasa, dan fungsi intelektual dan perilaku. Area ini mengontrol memori, kecerdasan, konsentrasi, temperamen, dan kepribadian.

Advertising
Advertising

Lobus temporal
Terletak di setiap sisi otak setinggi telinga, penting untuk pendengaran, memori, dan ucapan.

Lobus parietal
Terletak di pusat otak, fungsi lobus parietal adalah tempat informasi sensorik seperti panas, tekanan, dan rasa sakit yang diterima dan ditafsirkan.

Lobus oksipital
Ditemukan di bagian belakang otak, terutama bertanggung jawab untuk penglihatan.

Faktor yang menyebabkan lesi otak berkembang
Lesi otak dapat disebabkan oleh banyak pemicu yang berbeda. Berikut faktor-faktor yang dapat memicu meningkatnya lesi otak.

-Penuaan

-Riwayat keluarga, risiko mengidap lesi otak akan meningkat apabila terdapat orang lain dalam keluarga yang mengidap kondisi tersebut.

-Kondisi pembuluh darah, seperti stroke, tekanan darah tinggi, dan aneurisma arteri serebral.

-Trauma pada otak yang dapat menyebabkan pendarahan internal. Jika tidak segera diatasi, bisa menyebabkan kematian.

-Infeksi kuman atau bakteri berbahaya di otak. Hal ini dapat menyebabkan penyakit seperti meningitis dan ensefalitis, keduanya jenis pembengkakan (peradangan otak).

-Tumor yang dimulai di otak (tumor primer) atau metastasis yang melalui pembuluh darah atau limfatik.

-Penyakit autoimun, seperti lupus dan multiple sclerosis. Ini terjadi ketika antibodi tubuh mulai menyerang jaringan tubuh sendiri, seperti jaringan di otak.

-Plak, atau kelebihan penumpukan protein abnormal di jaringan otak atau di pembuluh darah, memperlambat pasokan darah ke otak, seperti yang terlihat pada arteri yang tersumbat.

-Paparan radiasi atau bahan kimia tertentu yang dapat meningkatkan kemungkinan tumor dan lesi di otak.

-Racun seperti alkohol atau asap rokok dalam jumlah berlebihan di dalam tubuh dapat meningkatkan risiko terkena lesi otak. Zat beracun lain adalah peningkatan kadar amonia dan urea dalam tubuh karena masalah ginjal (dapat mempengaruhi fungsi otak tetapi mungkin tidak menunjukkan lesi otak yang terpisah).

-Pola makan buruk, terutama makan makanan dengan lemak dan kolesterol berlebih.

Gejala
Gejala lesi otak umumnya bervariasi, tergantung pada jenis, luas, dan di mana lesi tersebut ditemukan. Namun, banyak pula lesi yang berada di area otak dan tidak menimbulkan gejala. Adapun gejala khas lesi otak yang mungkin timbul ialah:

-Sakit kepala, biasanya merupakan gejala pertama yang muncul apabila mengidap lesi otak. Rasa sakit muncul tiba-tiba dan kian memburuk seiring berjalannya waktu. Obat yang dijual bebas biasanya tidak dapat mengurangi rasa sakit.

-Mual dan kemungkinan muntah.

-Gerakan terganggu, jika lesi mempengaruhi bagian otak yang bertanggung jawab untuk kemampuan motorik.

-Kurang konsentrasi, ketidakmampuan untuk membuat keputusan cepat, dan agitasi.

-Keterlambatan bicara, penglihatan kabur, dan gangguan pendengaran.

-Gerakan bagian tubuh yang tidak disengaja, yang dapat berkembang menjadi kejang pada kasus yang parah.

Baca juga: Pentingnya Saluran Cerna Sehat bagi Perkembangan Otak dan Otot Anak

Berita terkait

10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

4 hari lalu

10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

Semua kebiasaan ini bukan menjadi hal menakutkan karena bisa diubah dengan pola hidup sehat.

Baca Selengkapnya

Sering Lupa? Lakukan 5 Tips Berikut untuk Meningkatkan Daya Ingat

5 hari lalu

Sering Lupa? Lakukan 5 Tips Berikut untuk Meningkatkan Daya Ingat

Dengan menerapkan tips-tips ini dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat meningkatkan daya ingat Anda dan mengurangi kecenderungan untuk lupa.

Baca Selengkapnya

Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

5 hari lalu

Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

Lupa ternyata memiliki manfaat penting untuk kesehatan otak dan kreativitas Anda.

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

6 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya

Stimulasi Kognitif Terbanyak Bantu Lindungi Otak dari Masalah Daya Ingat

7 hari lalu

Stimulasi Kognitif Terbanyak Bantu Lindungi Otak dari Masalah Daya Ingat

Pekerjaan paling umum dengan tuntutan kognitif tertinggi yang bantu lindungi otak dari masadalah daya ingat adalah mengajar.

Baca Selengkapnya

Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

7 hari lalu

Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

9 hari lalu

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

9 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya

4 Bumbu Dapur Sahabat Kesehatan Otak dan Penangkal Alzheimer

12 hari lalu

4 Bumbu Dapur Sahabat Kesehatan Otak dan Penangkal Alzheimer

Salah satu metode efektif untuk meningkatkan kesehatan otak dan mencegah penyakit Alzheimer adalah dengan mengonsumsi makanan yang baik buat otak.

Baca Selengkapnya

Pengaruh Trauma Masa Lalu pada Hubungan Sekarang, Cek Dampaknya

13 hari lalu

Pengaruh Trauma Masa Lalu pada Hubungan Sekarang, Cek Dampaknya

Trauma yang tersisa berisiko merusak hubungan dan bedampak pada kemampuan untuk memilih secara emosional seseorang dalam hidupnya.

Baca Selengkapnya