Apa Itu Paranoia: Suka Curiga Berlebih kepada Orang Lain, Padahal...

Rabu, 10 Agustus 2022 14:44 WIB

Foto Robin Williams bersama monyetnya, Crystal yang dikirim ke Instagram pada hari ulang tahunnya, 20 hari sebelum dia meninggal. Ia bunuh diri dengan gantung di usia 63 tahun. Sebelum meninggal, ia sempat mengalami salah didiagnosis menderita Parkinson tapi sebenarnya ia menderita demensia yang menyebabkan paranoid parah beberapa hari sebelum kematiannya. instagram.com

TEMPO.CO, Jakarta -Paranoia merupakan gangguan kepribadian berkaitan proses berpikir yang membuat pengidapnya memiliki kecurigaan atau ketidakpercayaan yang tidak rasional terhadap orang lain.

Orang dengan paranoia mungkin dapat merasakan adanya ancaman bahaya meskipun mereka sebenarnya tidak dalam bahaya. Pikiran paranoid bisa menjadi gejala dari penyakit mental atau gangguan kepribadian.

Relatif Jarang Terjadi

Melansir Cleveland Clinic, paranoia relatif jarang terjadi. Para peneliti memperkirakan bahwa paranoia hanya mempengaruhi 0,5% hingga 4,5% dari populasi umum di Amerika Serikat. Sekitar 75% orang dengan paranoia memiliki gangguan kepribadian lain seperti gangguan avoidant dan borderline.

Setiap orang mengalami pikiran paranoid di beberapa titik dalam hidup mereka, tetapi paranoia adalah pengalaman gejala yang konstan dan tidak berdasar. Gejala paranoia bervariasi dalam tingkat keparahan dan dapat mengganggu semua bidang kehidupan. Gejalanya meliputi:

  • Stres atau kecemasan yang konstan terkait dengan keyakinan yang mereka miliki tentang orang lain
  • Ketidakpercayaan orang lain
  • Merasa menjadi korban atau teraniaya ketika tidak ada ancaman
  • Melakukan isolasi

Ketidakpercayaan dan kecemasan pada orang lain secara terus-menerus dapat membuat interaksi dengan orang lain menjadi sulit dan menyebabkan masalah dengan pekerjaan dan hubungan pribadi.

Melansir healthline, orang dengan paranoia dapat merasa bahwa orang lain berkomplot melawan mereka atau mencoba menyakiti mereka secara fisik atau mental. Mereka mungkin tidak dapat bekerja dengan orang lain dan dapat bermusuhan atau terpisah, yang kemudian dapat mengarah ke tindakan isolasi.

Penyebab paranoia biasanya terjadi karena gangguan kepribadian atau penyakit mental lainnya seperti skizofrenia. Belum sepenuhnya dapat dipahami mengapa sejumlah orang mengembangkan gangguan kepribadian. Hal ini bisa jadi merupakan kombinasi dari sejumlah faktor, seperti genetika, stress, dan masalah pada otak.

Advertising
Advertising

Penggunaan narkoba juga dapat menyebabkan paranoia. Penggunaan metamfetamin dapat menyebabkan perilaku paranoid dan delusi. Obat lain yang dapat menyebabkan proses berpikir paranoia meliputi PCP dan LSD.

Pengobatan paranoia tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan gejala dan mungkin termasuk pengobatan dan psikoterapi. Psikoterapi bertujuan untuk membantu orang dengan paranoia menerima kerentanan mereka, meningkatkan harga diri mereka, mengembangkan kepercayaan pada orang lain, dan belajar mengekspresikan dan menangani emosi dengan cara yang positif

HATTA MUARABAGJA
Baca juga : Akhirnya, Nicholas Saputra Unggah Foto Diri di Akun Media Sosialnya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

1 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

5 Kepribadian Kucing yang Perlu Anda Ketahui

18 hari lalu

5 Kepribadian Kucing yang Perlu Anda Ketahui

Penting untuk memahami dan mengenali berbagai macam kepribadian kucing peliharaan Anda.

Baca Selengkapnya

Sindrom Anak Sulung Viral di TikTok, Baikkah Dampaknya atau Sebaliknya?

33 hari lalu

Sindrom Anak Sulung Viral di TikTok, Baikkah Dampaknya atau Sebaliknya?

Beberapa ciri terkait sindrom anak sulung adalah perfeksionis, tanggung jawab besar, berperan sebagai pemimpin. Berdampak positif atau sebaliknya?

Baca Selengkapnya

Ciri Pasangan Sensitif, Sulit Diubah tapi Bisa Dihadapi

35 hari lalu

Ciri Pasangan Sensitif, Sulit Diubah tapi Bisa Dihadapi

Berikut delapan hal yang harus diketahui bila punya pasangan yang sensiitf agar hubungan dapat berjalan dengan baik.

Baca Selengkapnya

Kondisi Meja Kerja, Cermin Kepribadian dan Citra Perusahaan

2 Februari 2024

Kondisi Meja Kerja, Cermin Kepribadian dan Citra Perusahaan

Meja kerja yang rapi tak hanya memberi tempat lebih lapang untuk jadi produktif tapi juga mengirim pesan bahwa Anda peduli pada sekitar.

Baca Selengkapnya

Tipe Kepribadian Laki-laki yang Perlu Dipahami, Mana yang Cocok buat Anda?

29 Januari 2024

Tipe Kepribadian Laki-laki yang Perlu Dipahami, Mana yang Cocok buat Anda?

Walau ada kesamaan tipe kepribadian pria dan wanita, tetap saja ada hal-hal yang membedakan di masing-masing kategori. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

6 Kepribadian Perempuan yang Perlu Diketahui, Anda Masuk yang Mana?

26 Januari 2024

6 Kepribadian Perempuan yang Perlu Diketahui, Anda Masuk yang Mana?

Tahukah Anda ada enam kepribadian perempuan dengan ciri khas masing-masing. Kira-kira Anda termasuk yang mana?

Baca Selengkapnya

Bisakah Mengklaim Orang Narsisis dari Bentuk Alis?

8 Januari 2024

Bisakah Mengklaim Orang Narsisis dari Bentuk Alis?

Sebuah penelitian pada 2018 menemukan bukti tentang orang bisa memperkirakan dengan akurat seorang narsisis karena bentuk alis yang khas. Benarkah?

Baca Selengkapnya

4 Warna Kepribadian dan Karakternya, Anda Termasuk yang Mana?

7 Januari 2024

4 Warna Kepribadian dan Karakternya, Anda Termasuk yang Mana?

Psikolog membedakan tipe kepribadian melalui empat kode warna, yaitu merah, biru, putih dan kuning. Berikut penjelasan karakter masing-masing warna.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Targetkan 2024 Kunjungan Wisman ke Kepri 3 Juta

2 Januari 2024

Sandiaga Uno Targetkan 2024 Kunjungan Wisman ke Kepri 3 Juta

Sandiaga Uno menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia tahun 2024-2025 ini sebesar 14-15 juta kunjungan.

Baca Selengkapnya