Pakar Sebut Data Terkait Virus Langya Belum Solid

Reporter

Antara

Sabtu, 13 Agustus 2022 20:20 WIB

Ilustrasi virus Langya. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, meminta semua pihak tetap waspada karena data terkait virus Langya (LayV) yang berasal dari Cina belum solid.

“Kehadiran atau timbulnya penyakit yang berasal dari hewan atau penyakit zoonosis ini merupakan ancaman terhadap kesehatan global dan nasional,” kata Dicky.

Ia mengungkapkan virus Langya pertama kali ditemukan di Cina, tepatnya di Langya, Provinsi Shandong. Total dari kasus yang ditemukan di seluruh wilayah negara itu mencapai 35 kasus. Virus Langya sendiri masuk ke dalam keluarga virus Nipah dan diduga penularannya berasal dari tikus sebagai hewan pengerat. Walaupun demikian, hanya sembilan dari 35 kasus yang berhasil ditelusuri sedangkan sisanya belum sempat ditelusuri atau menunjukkan potensi terjadinya penularan.

“Hanya sembilan kasus yang berhasil ditracing dan itu ditemukan kurang lebih 15 yang keluarganya positif, maksudnya ditracing terbukti ada penularan dari keluarga dekatnya. Tapi, sisanya belum sempat ditracing atau dipastikan apakah ada potensi penularan atau tidak, jadi datanya belum solid,” ujar Dicky.

Dari belum solidnya data yang dikumpulkan itulah ia meminta setiap pihak untuk tetap mewaspadai berbagai bentuk penularan karena virus dari hewan berpotensi menjadi wabahpenyakit bagi manusia. Dicky menyatakan meski belum ditemukan keparahan berupa orang yang masuk ICU atau kematian, 75 persen penyakit yang menginfeksi manusia disebabkan atau berasal dari hewan dan jelas merugikan manusia karena bisa menular dari hewan ke manusia menjadi manusia ke manusia.

Advertising
Advertising

"Indonesia sendiri memiliki yang mirip seperti Cina, baik kondisi lingkungan ataupun dilihat dari perilaku masyarakat, kebijakan dan sistem kesehatannya, karena masih berhubungan erat dengan sejumlah jenis hewan sehingga negara berada pada posisi yang dapat dikatakan rawan," jelasnya.

Ia menambahkan negara yang termasuk dalam kawasan Indocina seperti Indonesia merupakan negara yang ada di zona rawan terjadinya berbagai penyakit yang berasal dari hewan. Karena itu, diperlukan strategi hingga ke daerah untuk melakukan surveilans ataupun kajian lebih mendalam terkait penyakit zoonosis agar tidak terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB), wabah, atau pandemi lain.

Selain surveilans, Dicky turut menyarankan agar kajian terkait berbagai penyakit yang berasal dari hewan dapat lebih diperdalam serta memaksimalkan perubahan perilaku melalui penerapan hidup sehat di dalam masyarakat, sebab meski sistem kesehatan di Indonesia mulai berkembang dengan baik, kebanyakan dari program yang dijalankan sangat berfokus pada manusia saja. Seharusnya, guna mewujudkan harmonisasi dalam kesehatan, pemerintah juga harus fokus pada kesehatan hewan dan lingkungan sekitar.

“Artinya, kita harus benar-benar memperbaiki dan mengkaji ulang sistem deteksi, bukan hanya pada manusia tapi juga pada hewan di alam liar,” tutur Dicky.

Baca juga: Belum Ada Bukti Virus Langya Menular Antarmanusia

Berita terkait

5 Fakta Orangutan, Hewan Tercerdas yang Mirip Manusia

1 hari lalu

5 Fakta Orangutan, Hewan Tercerdas yang Mirip Manusia

Orangutan memiliki kecerdasan lebih tinggi dari simpanse dan gorila.

Baca Selengkapnya

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

1 hari lalu

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

Hemofilia merupakan penyakit kelaianan pada fungsi pembekuan darah. Sebagian besar penyebabnya terjadi karena keturunan.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

2 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

4 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

5 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

11 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

14 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

15 hari lalu

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

Berikut ini deretan hewan terkecil di dunia, mulai dari spesies ikan, katak, kura-kura, kelinci, tikus, hingga ular.

Baca Selengkapnya