Terapkan Kebiasaan Berikut untuk Mencapai Umur Panjang

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 23 Agustus 2022 20:47 WIB

Ilustrasi pasangan lansia. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang ingin memiliki umur panjang. Kebiasaan berikut ternyata bisa membuat panjang umur. Dilansir Healthline.com, banyak orang berpikir umur panjang sangat ditentukan oleh genetika.

Namun, faktanya gen hanya berperan jauh lebih sedikit dan faktor kebiasaan seperti pola makan serta gaya hiduplah yang menjadi kunci umur panjang. Berikut kebiasaan-kebiasaan yang bisa membuat panjang umur.

Hindari makan berlebihan
Asupan makanan ternyata punya andil dalam kebiasaan yang bisa membuat umur panjang. Penelitian pada hewan menunjukkan pengurangan 10-50 persen asupan kalori normal dapat meningkatkan umur maksimal. Lalu, dalam studi populasi manusia berumur panjang yang terkenal mengamati hubungan antara asupan kalori rendah, umur panjang, dan kemungkinan penyakit yang lebih rendah. Terlebih lagi, pembatasan kalori dapat membantu mengurangi kelebihan berat badan dan lemak perut, kedua faktor ini sangat terkait dengan rentang hidup yang lebih pendek.

Makan lebih banyak kacang
Memakan lebih banyak kacang-kacangan bisa menjadi faktor panjang umur karena kaya protein, serat, antioksidan, dan senyawa tanaman yang bermanfaat. Kacang-kacangan juga sumber yang bagus dari beberapa vitamin dan mineral, seperti tembaga, magnesium , kalium, folat, niasin, vitamin B6, dan vitamin E.

Beberapa penelitian juga menunjukkan kacang memiliki efek menguntungkan pada penyakit jantung, tekanan darah tinggi, peradangan, diabetes, sindrom metabolik, kadar lemak perut, dan bahkan beberapa bentuk kanker. Penelitian menemukan orang yang makan setidaknya tiga porsi kacang per minggu memiliki risiko kematian dini 39 persen lebih rendah dari yang jarang mengonsumsinya.

Advertising
Advertising

Konsumsi olahan kunyit
Kunyit merupakan pilihan ketika menolak penuaan karena mengandung senyawa bioaktif ampuh yang disebut kurkumin. Kurkumin pada kunyit juga memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi, dianggap dapat membantu menjaga fungsi otak, jantung, paru-paru, serta melindungi terhadap kanker dan penyakit terkait usia.

Fisik tetap aktif
Sedikitnya 15 menit olahraga per hari dapat membantu mencapai tujuan hidup lebih lama. Menurut penelitian, risiko kematian dini dapat menurun sebesar 4 persen untuk setiap tambahan 15 menit aktivitas fisik harian. Sebuah tinjauan baru-baru ini mengamati risiko kematian dini 22 persen lebih rendah pada individu yang berolahraga meskipun melakukannya kurang dari yang direkomendasikan pada angka 150 menit per minggu, yang memiliki kemungkinan 28 persen lebih kecil untuk meninggal lebih awal.

Jangan merokok dan minum alkohol
Orang yang merokok dapat kehilangan hingga 10 tahun kehidupan dan tiga kali lebih mungkin meninggal lebih awal dibandingkan yang tidak pernah merokok. Satu studi melaporkan orang yang berhenti merokok pada usia 35 dapat memperpanjang hidup hingga 8,5 tahun. Selain itu, berhenti merokok di usia 60-an juga setidaknya dapat menambah kemungkinan hidup hingga 3,7 tahun.

Peminum alkohol berat selalu dikaitkan dengan penyakit hati, jantung, dan pankreas, serta peningkatan risiko kematian dini. Hasil penelitian selama 29 tahun menunjukkan pria yang suka anggur 34 persen lebih kecil kemungkinan meninggal lebih awal daripada yang lebih suka bir atau minuman keras lain.

Selain itu, minuman beralkohol sangat berpengaruh dalam peningkatan penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, gangguan neurologis, dan sindrom metabolik. Oleh karena itu, disarankan agar wanita minum tak lebih 1-2 gelas per hari dan maksimal tujuh gelas per minggu. Sedangkan pria harus menjaga asupan harian kurang dari tiga gelas dan maksimal 14 gelas per minggu.

Prioritaskan kebahagiaan
Faktanya, orang yang lebih bahagia berkurang 3,7 persen risiko kematian dini selama periode studi 5 tahun. Sebuah penelitian terhadap 180 biarawati Katolik yang menganalisis tingkat kebahagiaan mereka dan hasilnya kebahagiaan ini berpengaruh terhadap umur panjang. Mereka yang merasa paling bahagia pada usia 22 tahun memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar untuk tetap hidup dalam enam dekade kemudian. Adapun, tinjauan dari 35 penelitian menunjukkan orang yang bahagia dapat hidup hingga 18 persen lebih lama daripada yang kurang bahagia.

Hindari stres dan kecemasan kronis
Kecemasan dan stres dapat secara signifikan mengurangi umur. Misalnya, wanita yang mengalami stres atau kecemasan dilaporkan dua kali lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung, stroke, atau kanker paru-paru. Sedangkan risiko kematian dini ini lebih berpengaruh hingga tiga kali lebih tinggi pada pria yang cemas atau stres dibandingkan dengan yang lebih santai. Lalu, studi menunjukkan orang yang pesimis memiliki risiko kematian dini 42 persen lebih tinggi daripada yang lebih optimis. Tawa dan pola hidup yang positif dapat mengurangi stres serta berpotensi memperpanjang hidup.

Kembangkan lingkar pertemanan
Para peneliti melaporkan b orang yang memelihara jejaring sosial yang sehat atau pertemanan ternyata dapat membantu hidup hingga 50 persen lebih lama. Studi juga menemukan fakta jejaring sosial yang sehat akan sangat berpengaruh pada perubahan positif, seperti pada jantung, otak, hormonal, dan fungsi kekebalan tubuh, yang dapat menurunkan risiko penyakit kronis. Selain itu, penelitian melaporkan memberikan dukungan kepada orang lain mungkin lebih bermanfaat daripada menerimanya. Selain menerima perawatan dari teman dan keluarga, pastikan untuk membalas kebaikan itu.

Lebih berhati-hati
Lebih berhati-hati mengacu pada kemampuan untuk disiplin diri, terorganisir, efisien, dan berorientasi pada tujuan. Berdasarkan data dari penelitian yang diikuti 1.500 anak laki-laki dan perempuan hingga usia lanjut, anak-anak yang dianggap gigih, terorganisir, dan disiplin memiliki kemungkinan hidup 11 persen lebih lama daripada yang kurang teliti.

Orang teliti mungkin juga memiliki tekanan darah yang lebih rendah dan kondisi kejiwaan yang lebih tenang serta risiko diabetes, masalah jantung, atau sendi yang lebih rendah dibanding yang teledor. Ini mungkin sebagian karena orang yang teliti cenderung tidak mengambil risiko berbahaya atau bereaksi negatif terhadap stres dan lebih cenderung menjalani kehidupan profesional yang sukses serta bertanggung jawab atas kesehatan. Hal ini tentunya dapat dikembangkan pada setiap tahap kehidupan melalui langkah-langkah kecil seperti merapikan meja, berpegang teguh pada rencana kerja, atau tepat waktu.

Pola tidur yang sehat
Tidur sangat penting untuk mengatur fungsi sel dan membantu tubuh beristirahat setelah melakukan banyak kegiatan setiap hari. Sebuah studi baru-baru ini melaporkan umur panjang kemungkinan terkait dengan pola tidur yang teratur, seperti tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Durasi tidur juga menjadi faktor dengan terlalu singkat dan terlalu lama bisa berbahaya. Misalnya, tidur kurang dari 5-7 jam per malam akan dikaitkan dengan risiko kematian dini 12 persen lebih besar.

Terlalu sedikit tidur juga dapat meningkatkan peradangan, risiko diabetes, penyakit jantung, dan obesitas. Di sisi lain, tidur berlebihan juga dikaitkan dengan depresi, aktivitas fisik yang rendah, dan kondisi kesehatan yang tidak terdiagnosis, yang semuanya ini dapat berdampak negatif pada umur.

Baca juga: Begini Penjelasan Olahraga dan Diet Bisa Menuju Umur Panjang

Berita terkait

4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

15 hari lalu

4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

Empat macam obat umum ini disebut berpeluang membuat orang panjang umur. Simak sebabnya dan penjelasan peneliti.

Baca Selengkapnya

Ketahui Umur Simpan Amunisi dan Cara Penyimpanannya

27 hari lalu

Ketahui Umur Simpan Amunisi dan Cara Penyimpanannya

Umur simpan amunisi sebagian besar bergantung pada kondisi penyimpanannya.

Baca Selengkapnya

Warga Sehat dan Panjang Umur, Ini 10 Negara yang Diklaim Paling Fit di Dunia

35 hari lalu

Warga Sehat dan Panjang Umur, Ini 10 Negara yang Diklaim Paling Fit di Dunia

Warga di 10 negara ini diklaim paling sehat di dunia, dengan banyaknya penduduk yang fit dan panjang umur.

Baca Selengkapnya

Sebab Ada Orang yang Lebih Panjang Umur Dibanding yang Lain

43 hari lalu

Sebab Ada Orang yang Lebih Panjang Umur Dibanding yang Lain

Ada orang yang diberi anugerah panjang umur. Pakar pun menyebut berbagai faktor yang mempengaruhi.

Baca Selengkapnya

Pakar Saraf Bagi 5 Kebiasaan yang Tingkatkan Peluang Panjang Umur

52 hari lalu

Pakar Saraf Bagi 5 Kebiasaan yang Tingkatkan Peluang Panjang Umur

Perilaku harian yang bisa dikontrol bisa berdampak pada kesehatan yang bikin panjang umur dibanding genetik. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Studi Universitas Toronto: Berhenti Merokok Bisa Memperpanjang Usia

12 Februari 2024

Studi Universitas Toronto: Berhenti Merokok Bisa Memperpanjang Usia

Studi observasional oleh peneliti Universitas Toronto menunjukkan bahwa orang yang berhenti merokok bisa memiliki usia lebih panjang.

Baca Selengkapnya

Dosen Unair Bicara Fakta Pelamar Lebih Tua Lebih Sulit Dapat Pekerjaan

8 Februari 2024

Dosen Unair Bicara Fakta Pelamar Lebih Tua Lebih Sulit Dapat Pekerjaan

Dosen Unair ini mengungkapnya sebagai fakta di lapangan meski banyak perusahaan menghargai inklusivitas alias tidak diskriminatif.

Baca Selengkapnya

Anies Janji Buat Regulasi Hapus Diskriminasi Usia dalam Syarat Lowongan Kerja

15 Januari 2024

Anies Janji Buat Regulasi Hapus Diskriminasi Usia dalam Syarat Lowongan Kerja

Anies Baswedan menjanjikan membuat regulasi menghapus diskriminasi usia dalam persyaratan lowongan kerja jika menang pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Bukan Membesar, Ini yang Terjadi pada Hidung dan Telinga Seiring Bertambahnya Usia

30 Desember 2023

Bukan Membesar, Ini yang Terjadi pada Hidung dan Telinga Seiring Bertambahnya Usia

Hidung dan telinga, yang terdiri dari tulang rawan, adalah jaringan fleksibel yang lebih keras dari kulit namun lebih lunak daripada tulang.

Baca Selengkapnya

Mengapa Indera Penciuman Melemah Seiring Bertambahnya Usia?

6 Desember 2023

Mengapa Indera Penciuman Melemah Seiring Bertambahnya Usia?

Melemahnya indera penciuman disebabkan berbagai faktor, seperti perubahan pada struktur dan fungsi hidung serta penurunan jumlah reseptor penciuman.

Baca Selengkapnya