Kenali Cara Penularan, Pencegahan dan Pengobatan HIV

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 26 Agustus 2022 11:52 WIB

Ilustrasi pemeriksaan HIV. ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - Publik belakangan tengah dibuat heboh dengan berita ratusan orang di Bandung, termasuk mahasiswa yang positif HIV. Namun, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menyatakan jumlah tersebut merupakan data akumulasi selama 30 tahun antara 1991-2021 dengan jumlah kasus sebanyak 5.843.

Masyarakat pun bertanya-tanya bagaimana cara penanganan penyakit yang disebut-sebut belum ada obatnya ini. Berikut gejala, penyebab, penanganan, serta pencegahan HIV menurut Medicalnewstoday dan Healthline.

HIV merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh. Jika tidak diobati, HIV akan mempengaruhi hingga membunuh sel CD4, jenis sel kekebalan tubuh yang biasa disebut sel T. Semakin banyak sel ini terbunuh, semakin tinggi pula tubuh mendapatkan kondisi serius seperti kanker.

Sementara Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah HIV yang sudah memasuki stadium tiga. Pengobatan yang kian canggih dan maju dengan antiretroviral membuat pengidap HIV jarang hingga ke stadium tiga atau AIDS. Bagaimana gejala HIV?

Orang dengan HIV umumnya tidak menunjukkan gejala apapun pada beberapa bulan pertama atau bahkan bertahun-tahun setelah tertular virus. Seperti yang terjadi di Amerika Serikat, 13 persen orang dengan HIV tidak menyadari penyakit tersebut. Orang-orang dengan HIV tanpa gejala bahkan merasa dan tampak sehat tetapi virusnya tetap berkembang dalam tubuh dan merusak sistem kekebalan tubuh.

Advertising
Advertising

Namun, bukan berarti tidak ada orang yang bergejala. Sekitar dua per tiga orang dengan HIV mengalami gejala mirip flu selama 2-4 minggu setelah tertular virus. Gejala-gejala ini secara bersamaan disebut sindrom retroviral akut, seperti demam, panas dingin, berkeringat, terutama pada malam hari, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam difus, kelelahan, lemah, nyeri sendi, nyeri otot, dan sakit tenggorokan.

Selain itu, infeksi jamur mulut atau vagina berulang, radang paru-paru, dan herpes zoster juga merupakan gejala HIV. Umumnya orang yang tertular HIV juga tertular infeksi menular seksual (IMS). Gejala-gejala ini muncul karena sistem kekebalan tubuh sedang melawan infeksi. Jika mengalami berbagai gejala ini selama 2-6 minggu, sebaiknya lakukan tes.

Penyebab
HIV dapat ditularkan ketika cairan tubuh yang mengandung virus HIV bersentuhan dengan penghalang permeabel di dalam tubuh penerima atau celah kecil di jaringan lembab area tertentu, seperti kelamin. Penularan HIV dapat melalui darah, air mani, cairan pramani, cairan vagina, cairan rektal, serta ASI. Cairan mengandung virus HIV tidak dapat menular melalui air liur.

HIV umumnya ditularkan lewat hubungan seks ataupun anal. Sedangkan pada bayi, HIV ditularkan oleh ibu selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Kemungkinan lain penularan adalah transfusi darah atau menyuntikkan cairan pada tubuh.

Pengobatan
Saat ini belum ditemukan obat untuk HIV. Namun, kedokteran mengembangkan perawatan antiretroviral yang berfungsi mengurangi risiko penularan. Selain itu, perawatan ini juga membantu memperpanjang hidup pengidap HIV serta meningkatkan kualitas hidupnya. Berikut pengobatan dan pencegahan HIV.

Pil HIV darurat PEP
Setelah kemungkinan terpapar harus segera berkonsultasi tentang profilaksis pascapajanan atau PEP. Ketika orang segera meminum obat ini, kemungkinan infeksi akan berhenti. Meskipun PEP tidak 100 persen efektif, perlu menggunakan teknik pencegahan seperti perlindungan penghalang dan praktik injeksi yang aman, termasuk saat meminum PEP.

Obat antiretroviral
Obat antiretroviral bekerja melawan infeksi serta membantu memperlambat penyebaran virus. Umumnya, orang dengan HIV menggunakan kombinasi obat yang disebut terapi antiretroviral.

Pengobatan alternatif atau komplementer
Pengobatan alternatif dengan herbal memang tidak ada bukti yang menunjukkan efektivitasnya namun cukup banyak dilakukan.

Pencegahan
-Menggunakan penghalang atau pengaman. Salah satu cara untuk mencegah tertular HIV adalah dengan menggunakan pengaman saat sedang berhubungan seksual seperti kondom.

-Menggunakan jarum suntik yang aman. Penularan HIV paling utama melalui jarum suntik saat penggunaan narkoba intravena. Berbagi jarum suntik inilah yang menyebabkan virus menyebar. Maka, berhenti memakai obat-obatan terlarang dengan cara apapun tepat untuk menghindari HIV. Namun, penggunaan jarum suntik juga bisa dilakukan saat transfusi darah, maka gunakan jarum yang aman.

-Menghindari paparan cairan tubuh yang mengandung virus. Untuk mengurangi risiko terpapar HIV, mengurangi kontak dengan darah, air mani, cairan vagina, dan berbagai cairan tubuh lain yang mengandung virus HIV sangat disarankan.

-Tidak menyusui. Virus HIV bisa ditularkan melalui ASI, maka wanita dengan HIV tidak diperbolehkan menyusui.

-Pendidikan, mengetahui bahaya HIV seharusnya dapat membantu menghindari HIV.

Baca juga: Mengenal VCT, Konseling HIV/AIDS yang Dilakukan Sukarela

Berita terkait

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

3 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

8 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Cara Mudah Redakan Radang Gusi di Rumah

24 hari lalu

Cara Mudah Redakan Radang Gusi di Rumah

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di rumah untuk pengobatan sementara radang gusi. Salah satunya kompres air dingin.

Baca Selengkapnya

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

26 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

28 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

28 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

31 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

33 hari lalu

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

34 hari lalu

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.

Baca Selengkapnya