Segera Tangani Cedera karena Berlari agar Sakit Tak Berlanjut

Reporter

Antara

Rabu, 7 September 2022 21:12 WIB

Ilustrasi wanita cedera otot. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Riset yang diterbitkan di jurnal PLOS One pada 2015 mencatat rata-rata 19-79 persen atau delapan dari 10 pelari mengatakan pernah mengalami cedera. Spesialis kedokteran olahraga Antonius Andi Kurniawan menyarankan pelari yang mengalami cedera untuk tidak menunda proses penanganan dan pemulihan sehingga tidak berlanjut serta bisa kembali berkompetisi.

“Ketika kita cari tahu dan diberikan penanganan yang tepat, maka tidak membuang-buang waktu sehingga akhirnya bisa kembali berlari dan berkompetisi,” kata lulusan spesialis kedokteran olahraga Universitas Indonesia (UI) itu.

Jurnal Sports Medicine pada 2014 menunjukkan jenis cedera yang paling sering dialami yaitu overuse injury atau cedera berlebihan yang muncul dari akumulasi mikrotrauma dan disebabkan oleh ketegangan berulang. Andi menjelaskan cedera sebelumnya yang tidak tertangani dengan benar merupakan faktor risiko terbesar pada cedera lari. Kebanyakan fenomena, terutama pada pelari bukan atlet, menurut pengamatan Andi cenderung membiarkan cedera sehingga dapat menjadi sakit berlanjut.

“Seorang pelari itu sering banget cedera sebelumnya tapi terus tidak ditangani sehingga akhirnya jadi cedera atau ditahan-tahan karena mau maraton, ikut Berlin Marathon, Chicago Marathon, dan segala macam,” ujar Andi.

Abaikan cedera
Banyak pelari yang cedera sebelumnya merasa khawatir tidak bisa menjalankan latihan menjelang jadwal kompetisi maraton yang semakin dekat sehingga cenderung memaksakan diri untuk berlatih tanpa pedoman.

Advertising
Advertising

“Mereka itu selalu berpikiran, ‘Kalau saya tidak lari sekarang, nanti saya larinya tidak personal best di Berlin Marahon,' atau segala macam. Jadi, akhirnya mereka menunda-nunda (penanganan cedera) dan akhirnya menjelang seminggu atau dua minggu tidak tertahankan dan akhirnya sakit. Itu yang sering terjadi,” ujar Andi.

Ketika mengalami cedera, pelari perlu mengetahui proses penanganan pertama, mulai dari melindungi cedera, istirahat selama 2-3 hari pertama, kompres cedera dengan es, balut cedera, serta tinggikan posisi kaki yang cedera. Apabila penanganan pertama tak kunjung memberikan pemulihan, Andi menganjurkan agar segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

“(Penanganan dokter) misalnya krioterapi supaya peradangannya berkurang. Ketika untuk lari sakit, kami kasih latihan sepeda supaya kardionya tetap terjaga tapi risiko cederanya tidak berlebihan. Ada juga latihan kekuatan otot, dikuatkan otot-otot yang lemah supaya dia bisa kembali berlari,” jelasnya.

Sebelum mempersiapkan latihan menuju kompetisi, Andi juga menyarankan agar pelari memastikan dan bertanya kepada diri sendiri apakah benar-benar berada dalam kondisi sehat dan bugar. Menurutnya, kondisi tubuh yang sehat merupakan hal yang paling penting untuk dipastikan terlebih dulu sehingga di kemudian hari pelari bisa mencapai waktu terbaik dalam lari jarak tertentu.

“Yang paling penting kita sehat dulu, baru bisa personal best. Sama juga dengan atlet. Atlet itu yang penting sehat baru dia bisa juara. Kalau tidak sehat, bagaimana mau juara,” katanya.

Baca juga: Saran Dokter buat Pasien Cedera Olahraga: Segera Ditangani

Berita terkait

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

6 hari lalu

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

Pegal pada leher sering mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga penting untuk mendeteksi penyebabnya terlebih dulu dengan memahami cara penanganan.

Baca Selengkapnya

Dunia Olahraga Berlari: Berikut 4 Tips Lari Cepat yang Aman

6 hari lalu

Dunia Olahraga Berlari: Berikut 4 Tips Lari Cepat yang Aman

Berlari cepat atau sprint ternyata memiliki segudang manfaat bagi kesehatan tubuh. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar lari cepat aman

Baca Selengkapnya

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

7 hari lalu

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

Jarak lari maraton sejauh 42 kilometer tidak lepas dari sejarah Yunani Kuno, perhelatan Olimpiade pertama, hingga campur tangan Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

9 hari lalu

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

Salah satu manfaat yang paling signifikan dari berlari di pagi hari adalah kemampuannya untuk mengurangi gejala depresi.

Baca Selengkapnya

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

12 hari lalu

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental

Baca Selengkapnya

Berlari vs Bersepeda, Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh Bugar

13 hari lalu

Berlari vs Bersepeda, Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh Bugar

Pertanyaan sering muncul: manakah yang lebih efektif untuk menurunkan berat badan? Apakah berlari lebih baik dari bersepeda, atau justru sebaliknya?

Baca Selengkapnya

Aktivitas Fisik Selama 3 Jam Sehari Bantu Tumbuh Kembang Anak

33 hari lalu

Aktivitas Fisik Selama 3 Jam Sehari Bantu Tumbuh Kembang Anak

Dokter menyampaikan anak yang melakukan aktivitas fisik kurang lebih selama tiga jam sehari dapat berdampak positif pada stimulasi tumbuh kembang anak

Baca Selengkapnya

Fun Run Ramadan Meriahkan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Amerika Serikat dan Indonesia

39 hari lalu

Fun Run Ramadan Meriahkan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Amerika Serikat dan Indonesia

@america menggelar acara fun run yang diselenggarakan menjelang buka puasa dalam rangka 75 tahun hubungan diplomatik Amerika dan Indonesia

Baca Selengkapnya

Berpuasa Ramadan Tetap Berolahraga, Ini 5 Pilihan Latihan Kalistenik Ringan

41 hari lalu

Berpuasa Ramadan Tetap Berolahraga, Ini 5 Pilihan Latihan Kalistenik Ringan

Kalistenik salah satu pilihan olahraga yang sesuai untuk dilakukan selama Ramadan

Baca Selengkapnya

7 Manfaat Lari, Tidak Hanya Olahraga Kardio

48 hari lalu

7 Manfaat Lari, Tidak Hanya Olahraga Kardio

Ada 7 manfaat lain dari olahraga lari yang secara tidak langsung dirasakan pelari menurut para ahli.

Baca Selengkapnya