Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Gejala, Risiko, dan Diagnosis Penyakit Hashimoto
Reporter
Delfi Ana Harahap
Editor
Bram Setiawan
Selasa, 20 September 2022 20:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit hashimoto peradangan kelenjar tiroid akibat sistem kekebalan tubuh atau imunitas. Kelenjar tiroid berbentuk kupu-kupu di pangkal leher. Kelenjar ini menghasilkan hormon yang mengatur banyak fungsi dalam tubuh. Penyakit hashimoto mengakibatkan penurunan produksi hormon atau hipotiroidisme.
Gejala dan risiko penyakit hashimoto
Merujuk Mayo Clinic, gejala penyakit hashimoto antara lain kelelahan dan lesu juga peningkatan kepekaan terhadap dingin. Peningkatan kantuk, kulit, kering, kaku sendi dan nyeri otot juga gejalanya. Ada pula gejala bengkak di wajah atau lidah. Penyakit ini juga menganggu memori dan konsentrasi.
Mengutip Verywell Health, ada beberapa gen yang diturunkan terkait penyakit hashimoto, dua yang paling umum, yaitu HLA-DR3 dan HLA-DR5. Namun, memiliki salah satu dari gen itu tidak berarti seseorang pasti mengalami hashimoto. Gen hanya meningkatkan risiko.
Penyakit autoimun salah satu penyebab seseorang mengembangkan penyakit hashimoto. Adapun peningkatan antibodi tiroid umum dialami orang dengan penyakit hashimoto. Biasanya, peningkatan antibodi tiroid terjadi selama bertahun-tahun sebelum terdiagnosis hashimoto. Mengutip Better Health, beberapa jenis mikrob, seperti bakteri atau virus rentan menganggu sistem kekebalan menyerang tiroid.
Tak ada penyebab pasti penyakit hashimoto, dikutip dari Healthline. Namun, beberapa faktor risiko telah teridentifikasi untuk penyakit ini antara lain riwayat keluarga yang autoimun, diabetes tipe 1, lupus, sindrom sjogren, artritis reumatoid, vitiligo, dan addison.
Diagnosis penyakit hashimoto
1. Tes hormon perangsang tiroid (TSH)
Merujuk Cleveland Clinic, tes ini digunakan untuk menguji tingkat kelenjar tiroid dalam memproduksi sel. Uji laboratorium juga memeriksa konsistensi diagnosis.
2. Tes T4 dan antibodi antitiroid
Kedua tes ini berguna menunjukkan, kemungkinan seseorang memiliki risiko tinggi terhadap hipertiroidisme hashimoto.
Baca: Penyakit Hashimoto yang Dialami Gigi Hadid , Bisakah Disembuhkan?