5 Tahun Jonghyun Tewas karena Karbon Monoksida, Ini 4 Kelompok yang Berisiko Tinggi Hirup CO

Senin, 26 September 2022 14:45 WIB

Penyanyi anggota Kpop SHINee, Jonghyun ditemukan tewas bunuh diri keracunan racun karbon monoksida. Jonghyun ditemukan tak sadarkan diri di sebuah apartemen di Cheongdam, Seoul, Korea Selatan. Sputnik.news

TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi anggota Kpop SHINee, Jonghyun ditemukan tewas bunuh diri keracunan racun karbon monoksida. Jonghyun ditemukan tak sadarkan diri di sebuah apartemen di Cheongdam, Seoul, Korea Selatan.

Jonghyun meninggal karena bunuh diri akibat mengalami depresi. Dia ditemukan tak sadarkan diri di tengah asap dari briket batubara dalam apartemen daerah Cheongdam-dong, Seoul, Korea Selatan pada Senin, 18 Desember 2017. Jenazahnya dimakamkan pada Kamis, 21 Desember 2017 dan dihadiri oleh keluarga, artis dari S.M. Entertainment serta para penggemar.

Bahaya Karbon Monoksida

Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Gas ini terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Karbon monoksida dihasilkan melalui pembakaran tidak sempurna dari senyawa karbon, seperti gas, minyak, petrol, dan bahan bakar padat atau kayu. Proses pembakaran ini kerap terjadi dalam mesin pembakaran dalam.

Memang gas yang memiliki rumus kimia CO ini hampir mirip dengan oksigen, tetapi karbon monoksida memiliki kandungan racun yang sangat berbahaya bagi kesehatan makhluk hidup. Lantas, keadaan berbahaya seperti apa yang menyebabkan seseorang mempertaruhkan nyawanya sendiri?

Mengutip dari healthline, karbon monoksida tidak menyebabkan iritasi, tetapi gas beracun ini sangat berbahaya bagi kesehatan. Sebab, kadar karbon monoksida yang secara langsung menyerang kesehatan berada di angka 1.500 part per million (0,15 persen). Ini sangat mengancam sistem pernapasan seseorang. Pasalnya, seseorang yang menghirup kadar kandungan karbon monoksida 1.000 part per million (0,1 persen) selama beberapa menit saja dapat menyebabkan akibat yang fatal bagi sistem pernapasan, khususnya paru-paru.

Advertising
Advertising

Seseorang dapat dengan mudah menghirup karbon monoksida ini dalam kehidupan sehari-hari. Asap yang dihasilkan dari pembakaran sampah saja mengandung gas karbon monoksida. Akibatnya, ketika seseorang sedang membakar sampah atau melakukan proses pembakaran lainnya, perlu dilakukan di ruangan yang memiliki pertukaran udara cukup bagus.

Jika perputaran udara ketika melakukan proses pembakaran dilakukan di ruangan tertutup, karbon monoksida dalam tempat tersebut akan bertumpuk dan seseorang akan menghirup karbon monoksida lebih banyak daripada oksigen.

Mengutip dari Centers for Disease Control and Prevention, karbon monoksida yang terhirup akan mengganggu kinerja hemoglobin dalam darah. Inilah bahaya lainnya yang dihasilkan dari gas beracun karbon monoksida terhadap kesehatan seseorang.

Peredaran darah seseorang dapat terganggu karena menghirup karbon monoksida terlalu banyak. Hemoglobin sebagai penyusun darah merah memiliki fungsi sebagai pengangkut oksigen. Dengan begitu, karbon monoksida yang masuk dalam tubuh seseorang sangat berbahaya karena bisa mengganggu sistem pertukaran dan peredaran oksigen.

Seseorang yang terlalu banyak secara terus-menerus menghirup karbon monoksida dapat menyebabkan ketidaksadaran. Dengan hilangnya kesadaran, tubuh seseorang tersebut sudah terlalu banyak terpapar gas beracun ini.

Kelompok Berisiko Karbon Monoksida

Paparan karbon monoksida dapat memiliki risiko yang sangat berbahaya bagi beberapa kelompok-kelompok berikut, yaitu:

1. Bayi yang belum lahir

Sel darah janin (bayi yang belum lahir) mengambil karbon monoksida lebih mudah daripada sel darah dewasa. Akibatnya, bayi yang belum lahir lebih rentan terhadap bahaya keracunan karbon monoksida.

2. Anak-anak

Anak-anak kecil menghirup napas lebih sering daripada orang dewasa yang mungkin membuat mereka lebih rentan terhadap keracunan karbon monoksida.

3. Orang tua

Orang tua yang menghirup karbon monoksida terlalu banyak akan lebih memungkinkan mengalami kerusakan otak.

4. Seseorang yang memiliki penyakit jantung kronis dan anemia

Seseorang dengan riwayat anemia dan masalah pernapasan juga lebih mungkin terserang paparan karbon monoksida dengan jumlah yang lebih banyak.

RACHEL FARAHDIBA R

Baca: Waspadai Penyebab Keracunan Gas Karbon Monoksida di Dalam Mobil

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

CATATAN: Bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri di Indonesia, bisa menghubungi: Yayasan Pulih (021) 78842580.

Berita terkait

Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

19 jam lalu

Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

Contoh gangguan mitokondria termasuk penyakit mitokondria, gangguan neurodegeneratif, dan gangguan metabolik.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

10 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

11 hari lalu

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Key SHINee Bakal Konser di Jakarta, Begini Perjalanan Kariernya

17 hari lalu

Key SHINee Bakal Konser di Jakarta, Begini Perjalanan Kariernya

Key SHINee, mengumumkan akan menggelar konser solo di Indonesia pada 20 Juli 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

17 hari lalu

Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

18 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

22 hari lalu

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.

Baca Selengkapnya

Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

25 hari lalu

Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

Penelitian baru-baru ini menemukan gejala penyakit jantung yang biasanya terjadi di pagi hari. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

26 hari lalu

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.

Baca Selengkapnya

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

26 hari lalu

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya