Iritasi Kulit hingga Mata, Ini Bahaya Gas Air Mata

Reporter

Malini

Editor

Nurhadi

Rabu, 5 Oktober 2022 06:35 WIB

Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Polda Jatim mencatat jumlah korban jiwa dalam kerusuhan tersebut sementara sebanyak 127 orang. REUTERS TV melalui REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Gas air mata adalah istilah umum untuk bahan kimia yang dapat mengiritasi kulit, paru-paru, mata, dan tenggorokan. Kebanyakan orang dapat pulih dengan cepat dari efek gas air mata.

Terlepas dari namanya, gas air mata bukanlah gas. Mengutip dari Medical News Today, gas ini terdiri dari bahan kimia padat atau cair, biasanya dalam bentuk semprotan atau bubuk. Zat ini bereaksi dengan kelembaban menyebabkan rasa sakit dan iritasi. Inilah sebabnya mengapa dapat mempengaruhi area lembab tubuh, seperti mata, mulut, tenggorokan, dan paru-paru.

Gas air mata dapat menyebabkan gejala yang lebih parah pada orang dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya karena terdiri dari banyak bahan kimia yang berbeda seperti kloroasetofenon (CN), chlorobenzylidenemalononitrile (CS), kloropikrin (PS), bromobenzilsianida (CA), dibenzoxazepin (CR) dan kombinasi bahan kimia yang berbeda.

Gas air mata pada awalnya dikembangkan sebagai senjata kimia untuk penggunaan militer. Selanjutnya gas air mata biasanya digunakan oleh polisi atau personel militer untuk membubarkan massa.

Efek jangka pendek

Advertising
Advertising

Efek langsung dari gas air mata meliputi:

  • Berair, terbakar , dan kemerahan pada mata
  • Penglihatan kabur
  • Terbakar dan iritasi di mulut dan hidung
  • Kesulitan menelan
  • Mual dan muntah
  • Sulit bernafas
  • Batuk
  • Iritasi kulit
  • Ruam.

Seseorang mungkin juga merasakan sensasi sesak di dada atau merasa tersedak. Jika seseorang meninggalkan area di mana terdapat gas air mata, gejalanya segera hilang dan risiko cedera jangka panjangnya rendah. Namun, paparan gas air mata di dalam ruangan atau dalam jumlah besar dapat menimbulkan efek kesehatan jangka panjang yang serius seperti glaukoma, kebutaan, luka bakar kimia, gagal napas.

Dilansir dari Healthline, komplikasi gas air mata bisa semakin parah jika semakin lama terpapar. Meminimalkan jumlah waktu bersentuhan dengan gas dengan menjauh secepat mungkin dapat meminimalkan risiko mengembangkan efek samping yang lebih parah.

Minimalkan paparannya dengan menutupi mata, mulut, hidung, dan kulit sebanyak mungkin. Mengenakan syal atau bandana di hidung dan mulut dapat membantu mencegah sebagian gas memasuki saluran udara. Mengenakan kacamata dapat membantu melindungi mata.

Pada kekuatan rendah, efek gas air mata bertahan tidak lebih dari 20 menit. Jauhi paparan dan cuci jejak di tubuh untuk membantu mengurangi kerusakan. Mereka yang memiliki masalah pernapasan memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala parah.

MALINI

Baca juga:

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

40 menit lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

7 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

5 hari lalu

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

Berikut beberapa teknik pernapasan yang dapat Anda praktikkan untuk memeprmudah tidur pada malam hari

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

7 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

8 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

9 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

9 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

10 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

13 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya