Gas Air Mata Bisa Sebabkan Kematian? Simak Penjelasan Dokter
Reporter
Antara
Editor
Yayuk Widiyarti
Rabu, 12 Oktober 2022 19:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis paru Feni Fitriani Taufik mengatakan gas air mata bisa menyebabkan kematian, tergantung banyaknya jumlah paparan dan kondisi korban.
“Kalau disertai pajanan yang besar, ditambah kondisi lain sehingga kerusakan di paru lebih lanjut, itu yang bisa berakibat fatal. Walaupun sebenarnya tidak banyak, dengan multifikasi efek itu mungkin terjadi kematian,” kata dokter di RSUP Persahabatan Jakarta itu.
Feni menjelaskan gas air mata bukan semata-mata gas namun ada campuran bahan kimia padat dan cair yang bersifat iritatif. Begitu gas air mata disemprotkan, bahan kimia tersebut bisa mengenai mata, kulit, dan saluran pernapasan yang menyebabkan rasa perih, kemerahan, mata dan hidung berair, dan pilek.
Tingkat bahaya yang ditimbulkan oleh gas air mata beragam, mulai dari ringan hingga berat. Besaran bahaya tersebut tergantung jumlah gas air mata yang mengenai tubuh dan durasi paparan dengan gas kimia.
“Kalau kita bandingkan dengan kerusuhan yang dilemparkan di alam terbuka, itu orang menjauh sehingga kontaknya bisa tidak berlama-lama. Tapi kalau di ruang tertutup maka risiko orang terpajan semakin lama dan berefek kepada tubuh yang terkena pajanan,” ujarnya.
Kelompok rentan
Selain itu, kondisi fisik korban paparan gas air mata juga mempengaruhi tingkat bahaya. Ada kelompok tertentu yang disebut sebagai kelompok rentan gas air mata seperti anak-anak yang saluran napas dan kondisi fisiknya lebih lemah dengan efek yang akan lebih berat dibandingkan dewasa muda. Kemudian orang yang punya komorbid yang berkaitan dengan gangguan saluran napas seperti asma dan perokok.
“Kejadian kemarin (Kanjuruhan) selain masanya tidak bisa menjauh karena tidak bisa keluar ruangan, ada kepanikan, desak-desakan sehingga gangguan saluran napas jadi bertambah sehingga efeknya jadi lebih berat dirasakan dan kita lihat korbannya jadi besar,” tuturnya.
Namun, jika paparan gas air mata berlangsung pada waktu yang lama akan menyebabkan partikel kimia semakin banyak masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan respons radang yang berat di saluran napas. Kemudian terjadi pembengkakan dan penyempitan yang menyebabkan orang susah menghirup dan mengeluarkan napas. Jika gangguan sampai berlanjut hingga ke paru-paru maka akan mengganggu proses penangkapan oksigen.
Feni mengatakan penanganan terbaik untuk terhindar dari bahaya gas air mata adalah menghindar secepat mungkin dari pajanan dan sesegera mungkin mencuci muka, mata, dan hidung untuk menetralisir paparan bahan kimia. Penggunaan kaca mata pelindung, masker, dan pakaian lengan panjang juga bisa memperkecil potensi paparan kimia dari gas air mata.
“Kalau ada sarana medis, itu bisa diberikan oksigen atau ke fasilitas kesehatan terdekat karena kepanikan membuat orang tidak bisa objektif menilai kondisi dirinya,” tandasnya.
Baca juga: Iritasi Kulit hingga Mata, Ini Bahaya Gas Air Mata