Memahami Asupan MPASI Demi Mencegah Stunting dan Gizi Buruk Anak
Reporter
Tempo.co
Editor
Bram Setiawan
Rabu, 19 Oktober 2022 12:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Masalah asupan gizi anak atau stunting tak hanya dipengaruhi faktor ekonomi, tapi juga pengetahuan. Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat atau KOPMAS menemukan, kesalahan konsumsi makanan dan minuman oleh anak terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan, antara lain konsumsi susu kental manis, produk instan, pemberian makanan padat untuk bayi sebelum usia 6 bulan.
Sekretaris Jenderal Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat atau KOPMAS Yuli Supriati menyoroti berbagai klaim penurunan prevalensi stunting di sejumlah daerah.
"Namun apabila kita melihat kondisi riel di lapangan, angka-angka tersebut menjadi tidak logis," katanya saat Diskusi Media Nasional bertema Antara Data dan Realita di Lapangan: Apakah Angka Stunting akan dapat diturunkan di Angka 14 Persen di Tahun 2024? pada Selasa, 18 Oktober 2022.
Baca: Masalah Asupan Gizi Balita Bertaut Pengetahuan Produk Pangan
Yuli menjelaskan, klaim itu jika dibandingkan data yang dipegang kader KOPMAS, cenderung berlainan. Data itu terutama pola konsumsi keluarga. "Bagaimana penggunaan susu kental manis, apakah digunakan sebagai bahan tambahan makanan atau dijadikan pengganti susu balita dan anak-anak,” ujarnya.
Kebutuhan MPASI
Ketua Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, air susu ibu atau ASI mutlak diberikan kepada anak hingga usia 6 bulan. "Setelah 6 bulan, harus diberikan MPASI (makanan pendamping ASI)," katanya.
Belajar membuat makanan pendamping ASI sangat penting untuk pemenuhan gizi balita. Hasto mengingatkan tentang cara mengonsumsi produk kental manis yang tidak tepat. “Konsumsi kental manis yang dijadikan minuman susu untuk anak harus selalu diperangi. BKKBN akan lebih banyak lagi memerangi hal-hal yang tidak benar,” ujar Hasto menegaskan.
Kementerian Kesehatan menyoroti selain edukasi perlu pemantauan penerapan. Kementerian Kesehatan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah mengumumkan, produk kental manis bukan golongan susu. Itu untuk mengantisipasi agar masyarakat tidak salah memilih susu dalam memberikan MPASI untuk anak.
Pelaksana Tugas Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Ni Made Diah mengatakan, pada masa MPASI, dipastikan asupan mengandung karbohidrat dan protein. "Dan, yang pasti tidak ada susu kental manisnya. Kader-kader kesehatan harus memonitor itu,” kata Diah.
Permasalahan stunting dan gizi buruk masih sekitar 24 persen di Indonesia. Pemerintah menunjuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional sebagai pelaksana percepatan penurunan angka stunting nasional dengan target penurunan menjadi 14 persen pada 2024.
BRAM SETIAWAN
Baca: Kasus Stunting Masih Tinggi, Pentingnya Kolaborasi Nasional Dalam Upaya Pencegahan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.