Tips Pilih Obat Aman untuk Anak dari Pakar
Reporter
Antara
Editor
Yayuk Widiyarti
Jumat, 4 November 2022 20:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus gagal ginjal akut yang diduga dipicu oleh obat sirup tengah menjadi kekhawatiran banyak pihak, terutama pemilik anak balita. Pakar farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Profesor Junaidi Khotib, memberi tips memilih obat yang aman untuk anak. Setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan.
Junaidi mengimbau masyarakat untuk tetap mengikuti informasi dan sumber resmi dari pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Masyarakat harus mengikuti informasi dan sumber resmi pemerintah karena yang tahu dan berwenang dalam menentukan penundaan atau penarikan obat mengandung etilen glikol dan dietilen glikol pemerintah. Terlebih lagi sekarang sudah ada daftar obat-obatan yang ditarik sehingga masyarakat bisa mengacu ke sana, Insya Allah aman," ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk tidak serta merta menelan mentah-mentah informasi terkait obat-obatan di media sosial. Pasalnya, media sosial kerap kali menjadi sumber informasi yang tidak benar atau hoaks.
"Masalahnya masyarakat sering ambil informasi di media sosial, yang mana semua orang bisa memasukkan dan menyebarkan info di sana sehingga masyarakat harus lebih bijak dalam memperoleh informasi dan sumber terkait obat-obatan itu tadi," katanya.
Beralih sediaan obat
Junaidi juga mengingatkan selain bentuk sirup, terdapat bentuk obat lain yang dapat dikonsumsi anak-anak. Salah satunya puyer. Beralih bentuk sediaan obat bisa menjadi salah satu opsi aman dalam memilih obat untuk anak.
"Kedua, tentu tidak satu-satunya sirup itu bentuk sediaan yang bisa diberikan pada anak. Ada bentuk sediaan lain, misalnya puyer, itu juga bisa digunakan," katanya. "Meskipun mungkin rasanya pahit, ini bisa menjadi opsi di tengah maraknya kasus ini."
Libatkan dokter
Terakhir, Junaidi menambahkan, masyarakat harus melibatkan peran serta dokter dan apoteker dalam menentukan obat aman bagi anak. Keduanya memiliki andil penting dalam memberikan bantuan konsultasi serta resep obat.
"Ketika obat-obat tersebut harus dengan resep dokter maka tentu saja mereka harus berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum selanjutnya datang ke apotek. Di apotek, mereka bertemu apoteker. Di sana apoteker pasti memberikan informasi mana obat yang baik, aman, serta tidak menimbulkan potensi gagal ginjal," ujarnya.
Ia berpesan untuk tidak panik dalam menghadapi situasi ini. Namun demikian, masyarakat tetap harus waspada agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
"Saya harap masyarakat juga tidak panik dengan hal yang sedang kita hadapi ini. Tentu semua prihatin. Oleh karena itu, kejadian ini harus kita waspadai agar tidak terjadi di masa mendatang," harapnya.
Baca juga: Bahaya Terlalu Sering Minum Obat Sakit Kepala