Puluhan Penonton WSBK Mandalika 2022 Alami Heat Stroke, Apa Itu?

Senin, 14 November 2022 12:05 WIB

Persiapan start Race 1 World Supersport (WorldSSP) di Sirkuit Mandalika, Sabtu, 12 November 2022. TEMPO/Dicky Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah penonton mengalami heat stroke akibat panas terik matahari selama balap motor WSBK Mandalika 2022 di Sirluit Mandalika, Lombok. Terdapat setidaknya 63 orang yang mengalami kondisi ini, menurut data Tim Medis WBSK. Kepala Dinkes Pemprov NTB Lalu Hamzi Fikri Hamzah mengatakan tidak ada pasien yang sampai dirujuk ke fasilitas kesehatan.

“Sebagian besar mengalami heat stroke, pusing dan mual. Semua bisa ditangani di medical center,” kata Fikri di sela-sela WSBK Mandalika, Minggu, 13 November 2022.

Baca: 63 Penonton Kena Heat Stroke di Arena WSBK Mandalika 2022

Apa itu heat stroke, gejala, serta cara mengatasinya?

Menurut laman Centers for Disease Control and Prevention atau CDC, heat stroke merupakan penyakit terkait panas yang paling serius. Hal ini terjadi ketika tubuh tidak lagi dapat mengontrol suhu. Temperatur tubuh naik dengan cepat, gagal berkeringat, dan tubuh tidak dapat menjadi dingin. Saat serangan panas terjadi, suhu tubuh dapat naik hingga 40 derajat Celsius atau lebih tinggi dalam waktu 10 hingga 15 menit.

Gejala lainnya, seperti dikutip dari Mayo Clinic, kondisi mental atau perilaku penderita berubah. Mengalami kebingungan, agitasi, bicara cadel, lekas marah, delirium, kejang, dan koma. Juga terjadi perubahan dalam berkeringat. Akibatnya, kulit penderita akan terasa panas dan kering ketika di sentuh. Kulit juga akan memerah. Selain itu, penderita kemungkinan akan merasa mual dan muntah.

Advertising
Advertising

Penderita heat stroke juga mengalami napas pendek dan cepat. Denyut nadi meningkat. Serta jantung berdetak kencang. Kondisi ini terjadi karena jantung berupaya membantu mendinginkan tubuh. Selain berefek pada pernapasan, heat stroke juga menimbulkan sakit kepala. Penyebabnya, kesulitan bernapas membuat asupan oksigen ke otak berkurang. Selain itu, heat stroke dapat menyebabkan cacat permanen atau kematian jika orang tersebut tidak mendapatkan perawatan darurat.

Adapun penyebab heat stroke yaitu paparan lingkungan panas dan aktivitas berat. Heat stroke terjadi saat seseorang terpapar cuaca panas dan lembap dalam waktu lama. Paparan ini kemudian meningkatkan suhu inti tubuh. Heat stroke akibat paparan panas seringnya terjadi pada orang tua atau orang dengan penyakit kronis. Sementara heat stroke yang disebabkan oleh aktivitas berat biasanya terjadi saat seseorang melakukan aktivitas ketika cuaca panas. Misalnya saat olahraga di luar ruangan.

Selain itu, heat stroke bisa disebabkan oleh faktor berikut. Antarannya, mengenakan pakaian tebal yang mencegah keringat menguap sehingga gagal mendinginkan tubuh. Minum alkohol, yang dapat memengaruhi kemampuan tubuh mengatur suhu. Juga, dehidrasi karena tidak minum cukup air untuk menggantikan cairan yang hilang melalui keringat. Heat stroke rentan terjadi pada bayi dan anak-anak hingga usia 4 tahun, dan orang tua di atas usia 65 tahun, karena mereka menyesuaikan diri dengan panas lebih lambat daripada orang lain, dikutip dari Web MD.

Bagaimana cara mengobati sengatan panas? Melansir my.clevelandclinic.org, penderita heat stroke membutuhkan perawatan medis segera. Adapun beberapa langkah pendinginan yang dapat dilakukan sebelum dirujuk ke pelayanan kesehatan yaitu:

1. Kompres es ke leher, selangkangan dan ketiak pasien.

2. Upayakan pasien untuk minum cairan yang sedikit asin, seperti minuman olahraga atau air garam.

3. Letakkan penderita di lingkungan yang sejuk, teduh, dan berventilasi baik.

4. Jika memungkinkan, rendam pasien dalam air dingin. Cara lainnya untuk mendinginkan tubuh pasien, gunakan kipas angin.

5. Pantau juga pernapasan penderita dengan saksama. Pastikan pasien dapat bernapas dengan baik.

6. Jangan memberikan obat apapun, termasuk aspirin dan asetaminofen.

7. Serta, lepaskan semua pakaian yang ketat atau berat.

Mengutip laman Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris atau National Health Service, untuk mencegah risiko mengalami heat stroke, saat beraktivitas di luar ruangan dengan cuaca terik minumlah lebih banyak minuman dingin. Kenakan pakaian longgar berwarna terang. Hindari sinar matahari antara jam 11 pagi hingga 3 sore.

Hindari alkohol berlebihan. Juga, hindari olahraga ekstrem. Selain itu, saat hari panas dan meskipun tengah berada di dalam ruangan, usahakan menghindari ruangan dengan temperatur tinggi. Tutup gorden dan matikan alat elektronik pemicu panas agar tubuh tetap dingin.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Minum Air Dingin Setelah Kepanasan Bisa Heat Stroke? Ini Faktanya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

9 Aktivitas Sederhana Untuk Jaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

2 hari lalu

9 Aktivitas Sederhana Untuk Jaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Sejumlah hal sederhana berikut ini ternyata bisa menjaga kesehatan saat cuaca panas ekstrem.

Baca Selengkapnya

Gunakan Baju Warna Berikut untuk Mengatasi Cuaca Panas

3 hari lalu

Gunakan Baju Warna Berikut untuk Mengatasi Cuaca Panas

Warna putih adalah warna pakaian yang cocok digunakan di cuaca panas. Sebab, warna putih membuat tubuh tetap sejuk dan dapat mencegah suhu udara panas tinggi masuk di tubuh dengan lebih banyak.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

14 hari lalu

Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya

Sering Pusing saat Bangun Tidur, Penyebabnya Mungkin Bukan Sakit Kepala Biasa

21 Februari 2024

Sering Pusing saat Bangun Tidur, Penyebabnya Mungkin Bukan Sakit Kepala Biasa

Ada beberapa penyebab orang sering pusing kala bangun tidur dan kondisi itu bisa jadi bukan sakit kepala biasa tapi terkait penyakit lebih serius.

Baca Selengkapnya

Lengan Prostesis Sudah Dapat Merasakan Panas dan Dingin

10 Februari 2024

Lengan Prostesis Sudah Dapat Merasakan Panas dan Dingin

Lengan prostesis yang dimodifikasi, memungkinkan orang yang diamputasi mendeteksi perubahan suhu obyek dan merasakan sensasi saat menyentuh manusia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Indonesia Negara Terpanas Kedua di Dunia: Bukan karena Politik tapi..

29 Januari 2024

Sri Mulyani Sebut Indonesia Negara Terpanas Kedua di Dunia: Bukan karena Politik tapi..

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini semakin panas, namun bukan disebabkan oleh dinamika politik.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jakarta Hari Ini: Cukup Panas, Ada Potensi Hujan tapi Sebentar

17 Januari 2024

Cuaca Jakarta Hari Ini: Cukup Panas, Ada Potensi Hujan tapi Sebentar

Cuaca Jakarta hari ini dominan berawan dengan potensi hujan berdurasi singkat dan

Baca Selengkapnya

Inilah yang Tidak Boleh Dilakukan Orangtua saat Anak Demam

27 Desember 2023

Inilah yang Tidak Boleh Dilakukan Orangtua saat Anak Demam

Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan saat anak demam agar tidak semakin parah.

Baca Selengkapnya

Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Kata BMKG

24 Desember 2023

Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Kata BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan.

Baca Selengkapnya