PB IDI Gandeng Aplikasi D2D untuk Skrining Penyakit Tidak Menular di Masyarakat

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Rabu, 16 November 2022 09:11 WIB

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Aplikasi Doctor to Doctor (D2D) melalui program Skrining Nasional Penyakit Tidak Menular/Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), 41 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit tidak menular. Di Indonesia, penyakit diabetes melitus, jantung, kanker, dan penyakit paru kronis masuk dalam 5 besar penyebab kematian. Jumlah kasus ini terus meningkat seiring dengan meningkatnya faktor risiko seperti tingginya asupan gula, garam, dan lemak serta rendahnya aktivitas fisik. Dampak dari penyakit ini, BPJS Kesehatan telah menghabiskan anggaran senilai Rp17.5 triliun pada tahun 2020. Untuk itu dalam rangka Hari Bakti Dokter Indonesia ke-115, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Aplikasi Doctor to Doctor (D2D) berkolaborasi membantu pemerintah dalam melakukan deteksi dini melalui program Skrining Nasional Penyakit Tidak Menular.

Rangkaian Program Skrining Nasional Penyakit Tidak Menular berlangsung dari November 2022 hingga Mei 2023 yang melibatkan 5 ribu dokter anggota PB IDI di seluruh Indonesia dan dilakukan secara digital dengan menggunakan aplikasi Doctor to Doctor (D2D) di setiap layanan kesehatan. Dari rangkaian acara tersebut, di bulan November 2022 akan digelar terlebih dahulu webinar sosialisasi kepada para dokter, kemudian pelaksanaan skrining ke masyarakat akan dimulai pada Januari hingga Mei 2023, dan di akhir rangkaian pada Mei 2023 akan disampaikan hasil kegiatan melalui webinar ilmiah di D2D. Targetnya akan ada 115 ribu orang yang melakukan deteksi dini penyakit tidak menular.

Head of Doctor Pillar PT Global Urban Esensial (GUE), Mohamad Salahuddin mengatakan Program Skrining Nasional Penyakit Tidak Menular ini adalah bagian dari komitmen D2D dalam rangka memberikan layanan terbaik di dunia kesehatan, khususnya kepada para dokter, masyarakat umum, dan seluruh stakeholder kesehatan.

“Melalui kolaborasi dengan anggota IDI, D2D diharapkan dapat memberi kemudahan untuk para dokter di Indonesia dalam melakukan pendataan hasil skrining nasional penyakit tidak menular dan membaktikan diri ke masyarakat, sehingga semakin banyak masyarakat terhindar dari berbagai faktor risiko penyakit atau melakukan pengobatan lebih awal. Dengan program kolaborasi IDI dan D2D ini, kita berharap dapat bersinergi dengan program pemerintan dan membantu penurunan prevalensi PTM di Indonesia,” kata Mohamad Salahuddin dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 16 November 2022.

Ketua Umum PB IDI dr. M. Adib Khumaidi, Sp.OT menyampaikan bahwa Program Skrining Nasional Penyakit Tidak Menular sejalan dengan prioritas kerja pemerintah di bidang kesehatan yang diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan preventif di samping peningkatan akses pada pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat. “Kami mengapresiasi inovasi yang telah dilakukan aplikasi Doctor to Doctor sebagai platform edukasi dan komunikasi rekan sejawat dokter, bahkan saat ini sebagai platform skrining untuk meningkatkan layanan dan akses kesehatan untuk masyarakat. IDI berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan literasi digital tenaga kesehatan di Indonesia, salah satunya melalui kolaborasi dengan platform digital D2D,” ujar Adib Khumaidi.

Advertising
Advertising

Dokter yang terlibat dalam program kegiatan skrining nasional penyakit tidak menular ini nantinya juga akan mendapatkan poin Satuan Kredit Profesi (SKP) dalam ranah pengabdian masyarakat. PB IDI dan D2D juga akan memberikan penghargaan kepada dokter-dokter yang paling aktif dalam melakukan skrining dilihat dari jumlah masyarakat yang telah diskrining oleh dokter tersebut.

Aplikasi Doctor to Doctor memiliki banyak fitur yang bermanfaat bagi dokter. Fitur-fitur tersebut di antaranya webinar kedokteran, membaca serta permintaan literatur, Continuing Medical Education (CME), fitur berita dan event kedokteran terkini, informasi lowongan pekerjaan, Album P2KB, serta fitur untuk berdiskusi juga konferensi bersama rekan sejawat. Melalui beragam fitur ini, harapannya dokter bisa mendapatkan update terbaru perkembangan ilmu kedokteran serta peningkatan kompetensinya.

Baca: Cukai MBDK, Cara Konkret Menekan Risiko Penyakit Tidak Menular

Berita terkait

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

2 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

18 hari lalu

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.

Baca Selengkapnya

Masyarakat Diimbau Skrining Penyakit Tidak Menular setelah Lebaran

19 hari lalu

Masyarakat Diimbau Skrining Penyakit Tidak Menular setelah Lebaran

Skrining penyakit tidak menular diperlukan untuk melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular setelah Lebaran.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Jaga Asupan Gula Anak di Libur Lebaran

20 hari lalu

Pentingnya Jaga Asupan Gula Anak di Libur Lebaran

Dokter anak mengingatkan orang tua untuk mengawasi dan menjaga asupan gula anak saat libur Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

23 hari lalu

2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

Korea Selatan masih didera pemogokan massal para dokter. Ribuan perawat disiagakan.

Baca Selengkapnya

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

24 hari lalu

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.

Baca Selengkapnya

Dokter Penjara Israel: Tahanan Palestina Harus Diamputasi karena Diborgol 24 Jam

31 hari lalu

Dokter Penjara Israel: Tahanan Palestina Harus Diamputasi karena Diborgol 24 Jam

Dokter Israel di rumah sakit lapangan di dalam penjara yang menampung warga Palestina asal Gaza menyebut hal ini merupakan pelanggaran hukum

Baca Selengkapnya

Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

32 hari lalu

Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

Flu Singapura merupakan infeksi yang diakibatkan oleh virus. Penyakit ini sering menjangkiti anak-anak, terutama di bawah 7 tahun.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

37 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya

Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

38 hari lalu

Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

Korea Selatan menutup bangsal rumah sakit besar karena tak ada dokter.

Baca Selengkapnya