Menu Reptil di Istana Raja Kobra

Reporter

Editor

Senin, 23 Maret 2009 11:30 WIB

TEMPO/Santirta M

TEMPO Interaktif, Jakarta: "Hisss!" Ular bersisik hitam mengkilat itu mendesis keras saat dikeluarkan dari kotak kaca, meliuk-liukkan badannya sembari mengembangkan lehernya. Begitu ular kobra itu mulai tenang, seorang koki mengayunkan pisau. "Traakk!" Kepala ular itu terpotong dari tubuhnya. Darah yang mengalir segera ditampung dalam mangkuk kecil, ditambah perasan empedu ular yang sama, lantas dicampur dengan arak ramuan tradisional Cina.

Itulah ramuan darah dan empedu ular, salah satu sajian andalan restoran Istana Raja Kobra, selain menu makanan berbahan daging biawak, buaya, bulus, kera, serta kelelawar.

Bagaimana cara meminumnya? Ramuan itu harus segera diteguk sebelum darahnya mengental. Karena itu, pemesannya memang tak punya kesempatan berpikir dua kali. Bau arak fermentasi yang menyengat dari dalam mangkuk dan cairan kental itu rasanya pahit serta panas di tenggorokan.

Minuman ini dipercaya berkhasiat mengobati penyakit dan ramuan araknya berbeda, bergantung pada keluhan pelanggan. "Biasanya pelanggan memesan ini sambil menunggu masakan dibuat," kata Dinaria, Manajer Istana Raja Kobra, di Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan.

Cara penyajian restoran yang biasa dijuluki orang sebagai kuliner ekstrem ini ada lima jenis, yakni abon, goreng, sate, sup, dan bakar. Apa pun cara masaknya, daging piton merupakan menu favorit pengunjung restoran ini, yang sayangnya masih belum diperoleh dari penangkaran. "Orang suka karena daging piton itu lebih tebal ketimbang ular lainnya," kata Dinar.

Advertising
Advertising

Piton goreng, misalnya, dagingnya diungkep dan diberi bumbu, lantas dibiarkan dalam waktu lama agar bumbunya meresap. Daging lalu digoreng hingga berwarna kecokelatan tanpa bumbu tambahan dan disajikan empat potong berbentuk melingkar dengan rongga di bagian tengahnya. Porsi ini cukup untuk dua orang.

Dagingnya berserat sehingga bisa disuir dan rasanya mirip empal atau gepuk goreng. Menyantapnya pun tak perlu cara khusus, bahkan sama seperti makan pecel ayam karena bisa disantap dengan nasi dan ditemani sambal khusus menu goreng restoran ini, yakni campuran saus tomat, cabai tumbuk, dan kecap.

Saat menyambangi restoran ini Kamis lalu, Tempo juga mencoba sate buaya, yang rasanya nyaris sama dengan sate ayam, kecuali dagingnya yang sedikit liat. Sate ini diberi saus kacang yang dicampur dengan kunyit, bawang merah, dan bawang putih.

Jahe, bawang merah, dan bawang putih memang mendominasi bumbu masakan Istana Raja Kobra. Menurut Dinar, paduan ketiganya bisa menekan bau amis pada daging reptil.

Sebagai pelengkap, restoran ini menyajikan sup biawak. Sup yang disuguhkan saat masih panas ini memiliki kuah bening berisi daging biawak berwarna putih, yang dipotong agak besar. Rasanya gurih, dengan rasa bawang putih dan merica yang kuat serta dibubuhi irisan bawang merah rebus dan daun seledri. Campuran kaldu ayam dalam membuat kuah membuat rasa daging biawak tak terlalu kuat.

Ada pula sup taiwan. Mau tahu apa isinya? Daging ular direbus dengan jahe dan bawang putih. Sementara itu, sup hong kong dibuat khas masakan Cina, yang menggunakan tepung maizena, sehingga kuahnya kental dengan daging ular dan jamur di dalamnya.

Yang istimewa adalah sup masak korea. Yang satu ini biasanya harus dipesan terlebih dulu karena memasaknya perlu waktu paling sedikit enam jam. Waktu yang lama itu ditujukan agar daging plus kulit ular hancur mencair.

Dinar menceritakan, pelanggan biasanya datang dan memesan ramuan darah dan empedu ular kobra, lalu meminta dagingnya dijadikan sup korea. Mereka datang lagi keesokan harinya untuk menyantap sup itu.

Restoran ini biasanya baru mulai ramai selepas jam kerja kantoran. Pelanggan setianya, kata Dinar, datang demi mencari khasiat pengobatan dari daging ular.

Menurut Dinar, daging ular dipercaya berkhasiat membantu pengobatan berbagai penyakit kulit. "Tapi hanya membantu mengurangi keluhan penyakitnya, lo, bukan menyembuhkan total," ujarnya.

Karena tujuan khusus itu pulalah restoran yang dapurnya penuh dengan ular hidup ini tak terlalu memperhatikan desain interior. Restoran ini memang tak menjual suasana, tapi pengobatan dan sensasi pengalaman menyantap menu-menu ekstrem.

OKTAMANDJAYA WIGUNA



Berita terkait

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

3 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

6 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

15 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

17 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

18 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

19 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

21 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

23 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

31 hari lalu

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.

Baca Selengkapnya

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

33 hari lalu

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya