Sejarah Petasan di Dunia Hingga Masuk ke Indonesia

Jumat, 9 Desember 2022 16:59 WIB

Pendemo menembakkan petasan ke arah polisi saat aksi unjuk rasa di Jalan Tentara Pelajar, Senayan, Jakarta, Senin, 30 September 2019. Kericuhan meluas hingga ke wilayah Slipi dan Pejompongan. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Petasan atau bunga api merupakan salah satu bahan peledak ringan, ledakannya rendah dengan kecepatan detonasi antara 400–800 meter per detik. Petasan masih banyak dijumpai pada momen-momen tertentu di Indonesia, seperti menjelang Tahun Baru atau tepat ketika Ramadan.

Biasanya petasan kerap dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa. Namun tahukah anda, bahwa tradisi petasan sudah ada sejak beribu tahun silam. Untuk itu, berikut adalah sejarah datangnya petasan di dunia hingga masuk ke Indonesia.

Sejarah Penemuan Petasan Hingga Masuk Indonesia

Baca : Jual dan Gunakan Petasan Ilegal, Ini Hukumannya

Sebagian besar sejarawan berpendapat bahwa awal mula petasan ditemukan di Cina, meskipun beberapa berpendapat bahwa tempat kelahiran aslinya adalah di Timur Tengah atau India.

Advertising
Advertising

Dikutip dari American Pyrotechnics Safety and Education Foundation, diyakini bahwa petasan alami pertama bermula ketika dikembangkan pada abad kedua SM di Liuyang kuno, Tiongkok. Saat itu, petasan berwujudkan batang bambu yang ketika dilemparkan ke dalam api akan meledak dengan keras.

Hal tersebut disebabkan karena adanya kantong udara berongga yang terlalu panas di dalam bambu. Suara dari petasa tersebut dipercaya oleh masyarakat Cina saat itu untuk mengusir roh jahat karena suaranya yang begitu merdu.

Lalu mengutip Livescience, alkemis Cina mulai mencampurkan potasium nitrat, belerang, dan arang untuk menghasilkan bubuk serpihan hitam selama periode 600-900 M. Formula itulah yang saat ini disebut dengan bubuk mesiu pertama. Masih sama dengan sebelumnya, bubuk mesiu dituangkan langsung ke dalam batang bambu berlubang hingga membentuk kembang api buatan.

Padahal tujuan awal para alkemis Cina ialah mencari resep hidup abadi, tetapi formula tersebut nyatanya mengubah dunia hingga saat ini. Bahkan pada abad ke-10, orang Cina memakai bubuk mesiu sebagai alat perang mereka dengan menempelkan petasan ke panah yang mereka tembakkan ke musuh.

Lalu pada era Dinasti Sung (960-1279), pendeta bernama Li Tian mengembangkan bubuk mesiu di dekat kota Liu Yang di Provinsi Hunan. Ketika itu, pabrik petasan mulai didirikan dan menjadi awal mula pembuatan kembang api secara massal. Sampai sekarang Provinsi Hunan masih dikenal sebagai produsen petasan dunia.

Tradisi petasan akhirnya menyebar ke seluruh belahan dunia dan mulai digunakan dalam perayaan pernikahan, kemenangan peran, hingga upacara keagamaan. Termasuk masuknya petasan ke Indonesia, yang diduga kuat disebarkan oleh para pedagang Cina di Nusantara.

Namun VOC melihat petasan sebagai sumber bahaya hingga akhirnya mengeluarkan larangan menggunakan petasan pada 1650. Alasan lainnya karena VOC menjadi sulit membedakan antara suara ledakan suara senjata api atau petasan itu sendiri.

Setelah kemerdekaan, pemerintahan Hindia Belanda masih ikut campur dalam larangan penggunaan petasan. Tapi kebiasaan membakar petasan tetap saja sulit terbendung, terlebih saat perayaan Tahun Baru, Imlek, dan Lebaran, juga dalam tradisi masyarakat.

Berdasarkan laporan datatempo.co, Gubernur Jakarta Ali Sadikin sempat menyulut petasan sebagai tanda dimulainya pesta petasan pada malam tahun baru 1971. Sayangnya, banyak korban berjatuhan dari warga lokal hingga internasional.

Alhasil, Presiden Soeharto kemudian turun tangan, mengeluarkan serangkaian larangan dan instruksi khusus soal petasan. Hanya petasan jenis "cabe rawit" dan "lombok merah" yang diperbolehkan; itu pun harus bikinan dalam negeri-dengan alasan menghemat devisa negara.

Hingga kini, petasan masih banyak diperjualbelikan. Bahkan banyak polisi melakukan razia petasan yang tidak mengantongi izin dari badan usaha berbadan hukum dan kepemilikannya dimiliki oleh warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia.

FATHUR RACHMAN

Baca : Mendekati Tahun Baru, Petasan dan Terompet Laris Manis

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

5 jam lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

8 jam lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

2 hari lalu

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

2 hari lalu

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

2 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

2 hari lalu

Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.

Baca Selengkapnya