Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Mewaspadai Keputihan

Reporter

Antara

Rabu, 4 Januari 2023 14:45 WIB

Ilustrasi Kanker Serviks. Cancerbox.org

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker serviks yang disebabkan oleh Human papillomavirus (HPV) dan bisa diawali dengan keputihan parah. Spesialis kebidanan dan Kandungan di RSUP Persahabatan Jakarta, Oni Khonsa, meminta setiap perempuan dewasa untuk memeriksakan rahim secara rutin meski hanya mengalami keputihan.

“Yang perlu diingat adalah keputihan memang suatu fase yang terjadi pada setiap wanita, baik ketika mendekati fase subur, menjelang haid, atau pascahaid itu pasti cairan vaginanya sedikit meningkat,” kata Oni.

Ia menuturkan keputihan memiliki beberapa tingkatan yang dapat dilihat dari wujud cairannya. Keputihan yang biasa terjadi memiliki karakteristik berwarna bening, sedikit berlendir, dan tidak menimbulkan bau tak sedap. Walaupun hal wajar pada perempuan, keputihan juga dapat menjadi salah satu gejala kanker serviks yang patut di waspadai sehingga lebih baik perempuan di usia 21 tahun ke atas atau yang sudah rutin melakukan hubungan seksual memeriksakan diri setidaknya tiga tahun sekali ke fasilitas kesehatan.

“Ketika keputihan itu terlalu banyak, baunya kurang enak, itu lebih baik dipastikan. Serviks ini daerahnya tertutup dan kita tidak mungkin bisa melihatnya, jadi minimal harus ke puskesmas, ke bidan, untuk periksa serviks,” ujarnya.

Menurutnya, orang tidak perlu membayangkan keputihan yang sudah parah karena gejala yang signifikan. Keputihan pada kanker serviks biasanya bersifat terlalu banyak hingga becek, vagina menjadi lembab, atau adanya campuran darah di saat tidak dalam masa haid. Jika itu terjadi maka ada dugaan orang tersebut sedang memasuki tahap lesi atau prakanker. Pada stadium yang lebih tinggi, selain keputihan, gejala yang dirasakan bisa berupa nyeri panggul.

Advertising
Advertising

“Saya titip sekali, yakinkan datang walaupun tidak ada gejala sama sekali karena pada kondisiyang tidak bergejala itu pun kadang kami menemukan yang disebut sebagai tanda prakanker dan ini sebenarnya momentum yang paling kita harapkan ketika dokter mendeteksi adanya risiko kanker pada seorang wanita, jadi bisa dituntaskan,” paparnya.

Kanker serviks dapat diperiksa melalui Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Bisa pula menggunakan pap smear, atau jika sudah memasuki stadium tertentu dapat menjalankan terapi radiasi atau radioterapi untuk pengobatan. Oni berharap setiap perempuan dapat lebih peduli terhadap kondisi serviksnya. Ia juga menyarankan jika memungkinkan, deteksi dini dapat dilakukan secara massal pada suatu hari tertentu, misalnya Hari Kartini atau Hari Kemerdekaan Indonesia, supaya lebih banyak perempuan yang terinfeksi HPV dapat diselamatkan dan dicegah sebelum stadium lanjut.

“Yang namanya pemeriksaan rutin ini benar-benar melindungi wanita, terutama di Indonesia yang jumlahnya sangat banyak di negara kepulauan. Perlu diingat mencegah lebih baik daripada mengobati, ini sama seperti COVID-19,” ujarnya.

Baca juga: Terapi Kanker Serviks Tak Ganggu Hubungan Seksual

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

3 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

5 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

7 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

8 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

10 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

11 hari lalu

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

14 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

15 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

15 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

18 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya