Ketupat Kandangan di Warung Ma Haji

Reporter

Editor

Senin, 6 April 2009 10:58 WIB

TEMPO/Karana WW

TEMPO Interaktif, Jakarta: Aroma harum menyeruak dari piring tatkkala disajikan oleh sang pramusaji. Bau khas santan kental bercampur kuah ikan haruan menggugah selera saya. Apalagi pagi itu hujan gerimis membuat perut lapar, saya pun semakin ingin segera menyantap hidangan.

Di piring saya, dua potong ketupat terbuat dari beras Banjar pilihan, serta baluran kuah santan kental hampir memenuhi piring, membuat nafsu makan semakin melambung. Dengan menu spesial berupa godokan kepala ikan haruan sungai, berikut telurnya, membuat semua yang dalam piring pindah ke dalam perut tak sampai 15 menit.

Untuk melancarkan perjalanan sang ketupat ke dasar perut, tak lupa saya minum segelas teh manis panas. Usai makan, keringat pun bercucuran pada pagi nan dingin itu.

Makan ketupat kandangan akan semakin terasa gurih bila menikmatinya dengan tidak memakai sendok, tapi menggunakan tangan. Apalagi bila kita menambahkan kuah santan dengan percikan jeruk nipis. Dan jangan lupa sambal pedas campuran lombok rawit dan bawang putih dan sedikit kuah santan membuat rasa ketupat kandangan semakin ramai. Ada rasa gurih, manis ikan, dan asam.

Tidak sulit menemukan warung ketupat kandangan Ma Haji. Hampir semua penduduk Palangkaraya tahu lokasinya. Kalaupun Anda pelancong dari luar kota yang sedang berkunjung ke ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah ini, Anda bisa meluncur ke Jalan Dr. Murjani, Palangkaraya.

Advertising
Advertising

Warung makan yang sudah terkenal itu berukuran 9 x 6 meter, berdinding kayu, dan beralaskan ubin traso, beratap seng ini. Melayani pelanggannya sejak 1970, hingga kini Warung Ma Haji tidak pernah sepi pembeli, padahal buka mulai pukul. 03.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB.

Memang ketupat asli Kalimantan Selatan ini banyak terdapat di warung-warung makan di Palangkaraya. Apa yang berbeda dengan warung Ma Haji? Rasa dan aromanya tidak pernah berubah sejak 39 tahun lalu. Dan yang lebih penting, harganya sangat terjangkau yaitu Rp 8.000 untuk satu porsi dengan tambahan satu potong ikan atau telor ayam ras.

Sucipto, seorang pelanggan Warung Ma Haji, mengungkapkan, untuk makan pagi, ia tidak pernah pindah ke tempat lain. Menurut karyawan Dinas Pekerjaan Umum Kalimantan Tengah ini menu masakan warung ini sangat beda dibandingkan yang lain, baik untuk masalah rasa maupun pelayanan.

“Warung ini lebih berani di bumbu. Selain itu, walaupun sangat laris, dia tidak akan membedakan pelayanan terhadap semua pelanggannya; tak peduli pejabat atau rakyat, semua sama cepatnya,” ujarnya.

Sucipto mengaku, saat akan bepergian ke Jakarta atau ke Surabaya untuk urusan dinas, biasanya koleganya selalu memesan untuk dibawakan ketupat kandangan dari Ma Haji. Dan membawanya pun sangat mudah, hanya ditaruh dalam kotak almunium foil dan dipisahkan antara ketupat, kuah, dan ikannya. Makanan tidak akan busuk karena perjalanan Palangkaraya-Jakarta dengan pesawat bisa ditempuh 1,5 jam.

Si empunya warung, Hj. Nursiah, 70 tahun, yang akrab dipanggil Ma Haji, menceritakan bahwa ia merintis usahanya sejak masih muda belia. Ia hanya belajar dari sang bunda yang kebetulan asli orang Kandangan, Kalimantan Selatan.

“Pertama kali berusaha makanan ini, saya hanya menempati bedeng kecil di sekitar Hotel Cempaka Kuin di Jalan Kalimantan, Palangakaraya,” tutur Nursiah. ”Dan setelah berpuluh tahun usaha ini berkembang, akhinya saya membeli rumah di Jalan Murjani yang saya tempati untuk usaha hingga saat ini.”

Menurut wanita enegik ini, karena sekarang sudah uzur, untuk urusan menanak ketupat dan membuat bumbu serta membeli keperluan lain, dilakukan oleh anak buahnya.

“Saya hanya mengawasi dan melihat mereka meracik bumbu-bumbu untuk kuahnya. Dan bila saat dicicipi saya rasakan ada kekurangan, saya perintahkan mereka untuk menambahnya,” ujarnya.

Apa resep Ma Haji sehingga usahanya bisa bertahan hingga puluhan tahun? Dia selalu berprinsip tidak akan pernah mengurangi bumbu untuk masakannya, bahkan lebih ditingkatkan.

“Kita tidak mau pelanggan lari karena kita mencoba-coba untuk mengurangi bumbu. Prinsip saya, pelanggan harus puas dengan masakan yang saya buat,” ujarnya seraya menyebutkan omzet bersih per hari mencapai Rp 1 juta.

Karana WW (Palangkaraya)

MENU:

Ketupat dari beras Banjar pilihan, dibalur kuah santan kental, dengan lauk godokan kepala ikan haruan sungai dan telor ayam ras. Sambal pedas campuran lombok rawit dan bawang putih.

Harga Per Porsi: Rp 8.000

Prinsip Usaha:

- Tidak akan pernah mengurangi bumbu untuk masakannya, bahkan lebih ditingkatkan.
- Tidak membedakan pelayanan terhadap semua pelanggannya.


Berita terkait

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

1 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

4 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

13 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

15 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

16 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

16 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

19 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

21 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

29 hari lalu

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.

Baca Selengkapnya

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

31 hari lalu

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya