Sambut Hari Kanker Sedunia, Kemenkes Ingatkan Pentingnya Deteksi Dini

Reporter

Antara

Kamis, 2 Februari 2023 21:05 WIB

Ilustrasi kanker payudara (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam upaya menanggulangi kanker, Hari Kanker Sedunia diperingati setiap 4 Februari sejak tahun 2000 untuk mengampanyekan upaya peningkatan kualitas hidup pasien kanker serta investasi berkelanjutan untuk penelitian, pencegahan, dan pengobatan. Peringatan Hari Kanker Sedunia 2023 mengusung tema menutup semua kesenjangan dalam penanggulangan kanker.

Kementerian Kesehatan sendiri telah meningkatkan program deteksi dini kanker untuk menekan risiko kematian akibat penyakit tersebut. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan risiko kematian akibat kanker bisa ditekan dengan pemeriksaan secara berkala untuk deteksi dini kanker.

Maxi mengatakan pelaksanaan pemeriksaan berkala untuk deteksi kanker bisa menekan 30-40 persen risiko kematian akibat kanker. Ia juga menyatakan kanker payudara dan kanker serviks merupakan jenis yang banyak terjadi di Indonesia. Menurut data pemerintah pada 2020, ada 65.858 kasus kanker payudara dan 36.633 kanker serviks.

Untuk menekan kematian akibat kanker, Kementerian Kesehatan menjalankan program deteksi dini kanker serviks menggunakan metode inspeksi visual asam asetat atau IVA pada perempuan berusia 30-50 tahun atau yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. Pemeriksaan menggunakan metode IVA dapat dilakukan setahun sekali untuk melihat kemungkinan tanda-tanda kanker pada leher rahim atau serviks.

Selain itu, pap smear bisa dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini. Tes ini bisa dilakukan tiga tahun sekali hingga usia 65 tahun. Kementerian Kesehatan tahun ini menguji penerapan metode deteksi kanker serviks melalui pemeriksaan HPV DNA, yakni prosedur untuk mendeteksi infeksi human papilloma virus atau HPV.

Advertising
Advertising

"Metode terbaru ini bisa menggunakan PCR yang kami miliki. Bulan ini kami uji coba di DKI Jakarta," jelas Maxi.

Pemeriksaan sendiri
Sedangkan untuk deteksi dini kanker payudara, pemerintah mengampanyekan pelaksanaan pemeriksaan rutin secara mandiri menggunakan metode periksa payudara sendiri atau Sadari setiap bulan. Sadari dilakukan dengan meraba dan melihat perubahan spesifik pada bagian payudara, seperti adanya benjolan, penebalan kulit, perubahan ukuran payudara, hingga pembengkakan lengan atas.

Di samping itu, kanker payudara dapat dideteksi dini dengan menjalani pemeriksaan menggunakan alat ultrasonografi (USG) minimal satu tahun sekali atau mamografi, pemeriksaan radiologi untuk melihat adanya kelainan yang mengarah pada kanker di area payudara. Layanan pemeriksaan USG sudah tersedia di puskesmas sedangkan mamografi bisa diakses di rumah sakit.

Upaya deteksi dini kanker sangat penting mengingat penanganan penyakit dengan risiko kematian tinggi tersebut membutuhkan biaya besar. Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan 2020 menunjukkan penanganan pasien kanker menghabiskan biaya hingga Rp 3,5 triliun.

"Selain masalah biaya, kanker juga jadi masalah dampak sosial. Banyak pasien menjual hartanya untuk menanggung biaya," kata Maxi.

Baca juga: Deretan Makanan yang Dapat Mencegah Kanker

Berita terkait

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

20 jam lalu

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

Kemenkes minta jemaah haji mewaspadai virus MERS-CoV pada musim haji. Berikut gejalanya dan risiko terinfeksi virus ini.

Baca Selengkapnya

Perangkat Portabel Buatan BRIN Ini Bisa Deteksi Penyakit Tanaman Teh

3 hari lalu

Perangkat Portabel Buatan BRIN Ini Bisa Deteksi Penyakit Tanaman Teh

Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber BRIN mengembangkan alat deteksi dini penyakit tanaman teh berbasis pembelajaran mesin.

Baca Selengkapnya

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

4 hari lalu

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

Raja Charles III dikabarkan mengalami kehilangan indera perasa sebagai efek samping dari pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

5 hari lalu

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

Raja Charles III sempat berbagi pengalaman dengan veteran Angkatan Darat yang menderita kanker

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

8 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

8 hari lalu

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?

Baca Selengkapnya

Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

9 hari lalu

Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

Lupus merupakan penyakit autoimun yang ditunjukkan dari gejala sakit kulit, demam, sakit sendi, rambut rontok, dan gangguan saraf.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

15 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

17 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

19 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya