Efek Kelembaban Udara yang Tinggi pada Penderita Alergi

Reporter

Antara

Rabu, 8 Februari 2023 21:26 WIB

Ilustrasi eksim pada kulit. sciencephoto.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai negara tropis, kelembaban di Indonesia termasuk tinggi. Dokter kecantikan Abelina Dini Fitria mengatakan kelembaban udara yang tinggi bisa memperburuk gejala alergi bagi penderita karena sifatnya mengumpulkan alergen.

"Dengan high humidity, satu alergen berkumpul sehingga orang dengan alergi akan sering berulang alerginya, kulitnya sering gatal," ucapnya.

Ia mengatakan alergi tidak hanya gatal-gatal namun juga bersin dan pilek setiap pagi dan yang paling berat adalah asma. Menurutnya, banyak orang Indonesia tidak sadar dengan kelembaban udara yang tinggi karena tidak ada gejala. Namun, yang paling bisa terlihat adalah timbulnya stres, sering tidak bisa tidur saat malam atau insomnia, dan sering merasakan panas. Selain itu, tanda-tanda tingginya kelembaban udara dalam ruangan adalah munculnya tungau yang bisa bertahan hidup dari air di udara yang lembab.

"Selain itu juga dalam jangka panjang buat yang memiliki bayi, alergi membuat peradangan yang menghambat energi yang dipakai untuk perkembangan anak. High humidity juga tidak bagus untuk kaum rentan seperti lansia," ucapnya.

Berbagai masalah kulit
Dokter sekaligus model ini mengatakan dari segi kecantikan, udara panas dan kelembaban, khususnya di Indonesia, bisa menghambat keluarnya keringat sehingga timbul berbagai masalah kulit seperti eksim, jerawat, dan ketombe.

Advertising
Advertising

"Kita kepanasan tapi keringat tidak keluar. Hasilnya pori-pori tersumbat. Makanya berbagai masalah kulit muncul, eksim, jerawat, ketombe," jelasnya.

Ia juga menambahkan dehumidifier bisa digunakan sebagai penstabil kelembaban udara agar kulit lebih sehat dan menghambat pertumbuhan jamur atau spora yang bisa mengakibatkan sesak napas dan alergi.

"Dengan dehumidifier kulit jadi lebih sehat dan kulit kenyal. Terlalu lembab udaranya kalau lama bisa berkembang biak jamur dan spora, bisa sesak napas. Yang tidak punya riwayat saja bisa sakit," ucap Abelina.

Pilihan editor: Mengenali Perbedaan Batuk Biasa dan Reaksi Alergi

Berita terkait

Riset Ungkap 10 Penyebab Bersin Paling Umum, dari Dupa sampai Bunga

1 hari lalu

Riset Ungkap 10 Penyebab Bersin Paling Umum, dari Dupa sampai Bunga

Berikut 10 penyebab bersin terbanyak hasil riset pada 2.000 orang, bukan hanya karena alergi atau sedang flu.

Baca Selengkapnya

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

5 hari lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

4 Tips Atasi Masalah Kantung Mata

9 hari lalu

4 Tips Atasi Masalah Kantung Mata

Kantung mata dapat disebabkan oleh faktor seperti penuaan, genetika, alergi, asap rokok, diet yang buruk, atau konsumsi garam yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

10 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

11 hari lalu

Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

Ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi terjadinya alergi pada anak selain alergen, termasuk ras dan keturunan.

Baca Selengkapnya

Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

12 hari lalu

Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

Kenali empat gejala khas rinitis alergi yang terlihat pada anak, yakni bersin berulang, hidung gatal, hidung meler, dan hidung tersumbat.

Baca Selengkapnya

Defisiensi Vitamin D Tingkatkan Risiko Anak Terkena Eksim

12 hari lalu

Defisiensi Vitamin D Tingkatkan Risiko Anak Terkena Eksim

Studi menyebutkan kekurangan vitamin D sangat berpengaruh terhadap meningkatnya prevalensi sensitisasi alergen, yang berpotensi eksim

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

20 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

20 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

Berdasarkan pantauan pada pukul 05.35 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 151.

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

28 hari lalu

Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

Dokter anak serta pakar alergi dan imunologi di California mengungkapkan beberapa fakta menarik tentang alergi kacang. Simak faktanya.

Baca Selengkapnya