Mengenal Granulomatosis with Polyangiitis, Peradangan pada Pembuluh Darah di Sejumlah Organ

Sabtu, 18 Februari 2023 05:56 WIB

Ilustrasi - Pembekuan atau penggumpalan darah (trombus) di vena. ANTARA/Shutterstock/pri.

TEMPO.CO, Jakarta - Granulomatosis with polyangiitis (GPA) adalah kondisi langka di mana pembuluh darah menjadi meradang di sejumlah organ terutama sinus, ginjal, dan paru-paru.

Peradangan membatasi aliran darah dan mencegah cukup oksigen masuk ke organ dan jaringan. Penyakit ini sangat langka. Menurut National Library of Medicine, hanya 3 dari setiap 100.000 orang di Amerika Serikat yang mengidapnya.

Pada GPA, benjolan jaringan yang meradang dikenal dengan granuloma, terbentuk di sekitar pembuluh darah. Granuloma dapat merusak organ. GPA merupakan salah satu dari beberapa jenis vaskulitis, gangguan yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah. GPA juga dikenal sebagai granulomatosis wegener.

Mengutip Healthline, GPA adalah penyakit autoimun yang berarti sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan sehatnya sendiri. Dalam kasus GPA, sistem kekebalan menyerang pembuluh darah. Siapa pun dapat mengidapnya, termasuk anak-anak, tetapi paling sering terjadi pada orang dewasa.

Para ahli belum sepenuhnya memahami apa yang memicu serangan autoimun. Infeksi diduga terlibat dalam memicu penyakit. Ketika virus atau bakteri masuk ke tubuh, sistem kekebalan merespons dengan mengirimkan sel-sel yang menghasilkan peradangan. Dalam kasus GPA, pembuluh darah rusak. Namun, tidak ada satu jenis bakteri, virus, atau jamur yang secara definitif dikaitkan dengan penyakit ini.

Advertising
Advertising

GPA dapat merusak organ secara permanen, tetapi dapat diobati. Pengidap perlu terus minum obat dalam jangka panjang untuk mencegah penyakit datang kembali.

Obat-obatan yang dapat diresepkan oleh dokter dapat meliputi:

  • obat anti-inflamasi, seperti kortikosteroid (prednison)
  • obat penekan kekebalan, seperti siklofosfamid, azathioprine (Azasan, Imuran), dan metotreksat
  • obat kemoterapi rituximab (Rituxan).

Dokter juga mungkin menggabungkan obat-obatan seperti siklofosfamid dan prednison untuk lebih efektif menurunkan peradangan. Melansir Hopkins Medicine, lebih dari 90 persen orang mengaku penyakitnya membaik dengan perawatan ini.

Jika GPA dirasa tidak parah, dokter mungkin merekomendasikan konsumsi obat prednison dan metotreksat. Obat-obat ini memiliki efek samping yang lebih sedikit daripada siklofosfamid dan prednison.

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati GPA dapat menyebabkan sejumlah efek samping. Beberapa efek samping serius. Misalnya, mereka dapat menurunkan kemampuan tubuh Anda untuk melawan infeksi atau melemahkan tulang Anda.

Jika penyakit ini mempengaruhi paru-paru, dokter Anda mungkin meresepkan antibiotik kombinasi, seperti sulfametoksazol-trimpetoprim (Bactrim, Septra), untuk mencegah infeksi.

HATTA MUARABAGJA

Pilihan Editor: Penyakit Kawasaki, Radang Pembuluh Darah yang Rentan Dialami Balita

Berita terkait

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

22 jam lalu

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

Efek akut marah-marah pada kerja pembunuh darah, yang mungkin menambah peluang serangan jantung dan stroke.

Baca Selengkapnya

Mengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta

2 hari lalu

Mengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta

Tak perlu operasi, berikut tindakan yang bisa diterapkan untuk mengatasi pembesaran aorta atau pembuluh darah utama.

Baca Selengkapnya

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

5 hari lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

6 Cara Menangani Asam Urat dengan Sederhana, Salah Satunya Minum Air Lemon

7 hari lalu

6 Cara Menangani Asam Urat dengan Sederhana, Salah Satunya Minum Air Lemon

Asam urat dapat ditangani secara sederhana dengan pengobatan rumahan. Berikut 7 cara yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Macam Perawatan Kulit untuk Rosacea, Suntik sampai Laser

12 hari lalu

Macam Perawatan Kulit untuk Rosacea, Suntik sampai Laser

Dermatolog mengatakan pengobatan penyakit kulit rosacea bisa dilakukan dengan beberapa modalitas seperti suntik atau laser.

Baca Selengkapnya

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

14 hari lalu

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

Bedakan memar biasa dengan hematoma, yang biasanya lebih serius karena melibatkan lebih banyak darah dan pulih lebih lama.

Baca Selengkapnya

10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

21 hari lalu

10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

21 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Jarang Dianggap Serius, Ini Penyebab Memar dan Ada Orang yang Lebih Mudah Mengalaminya

26 hari lalu

Jarang Dianggap Serius, Ini Penyebab Memar dan Ada Orang yang Lebih Mudah Mengalaminya

Memar atau lebam biasanya muncul di kulit dalam warna merah, ungu kebiruan dan jarang dianggap serius. Padahal bisa jadi masalah kesehatan tertentu.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

26 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya