Waspadai Risiko Penularan Flu Burung ke Manusia Meski Jarang

Reporter

Antara

Kamis, 2 Maret 2023 15:10 WIB

Burung gannet mati di pulau Rouzic di kepulauan Sept-Iles, tempat suaka burung yang terkena wabah flu burung di lepas pantai Perros-Guirec di Brittany, Prancis, 5 September 2022. Ribuan burung laut telah mati di sepanjang pantai barat Prancis dalam beberapa minggu terakhir karena infeksi virus. REUTERS/Stephane Mahe

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus penularan flu burung ke manusia di Kamboja menjadi perhatian para pakar. Guru Besar Biologi Molekular Universitas Airlangga, Prof. Dr. Chairul Anwar Nidom, mengatakan meski penularan flu burung ke manusia jarang terjadi, hal itu tetap berisiko sehingga tidak boleh dianggap remeh.

"Sebetulnya, WHO juga mengatakan bahwa kejadian yang di Kamboja itu jarang tapi bisa terjadi. Artinya, kemungkinan tetap berisiko. Jadi, flu burung itu tidak bisa kita remehkan," kata Chairul.

Meski demikian, Chairul menambahkan orang juga tak perlu khawatir berlebihan sebab hingga saat ini belum ada insiden penularan flu burung antarmanusia.

"Yang ada adalah virusnya menular dari unggas ke orang tertentu di sekitarnya," ujarnya.

Chairul menjelaskan hal tersebut karena tempat penempelan atau reseptor virus flu burung berbeda dengan virus flu musiman yang dapat menular antarmanusia. Reseptor virus flu burung adalah asam sialat (SA) alpha-2,3 yang banyak terdapat pada burung atau unggas. Sementara reseptor virus influenza musiman pada manusia adalah alpha-2,6 galaktosa yang banyak berada di permukaan sel organ saluran pernapasan atas.

Advertising
Advertising

Kondisi yang menular ke manusia
Menurut Chairul, penularan virus flu burung ke manusia bisa terjadi apabila konsentrasi virus sangat tinggi. Misalnya, saat kekebalan tubuh kurang baik kala memasuki satu wilayah dengan konsentrasi virus yang sangat tinggi, maka virus sangat mungkin masuk ke saluran pernapasan.

"Saat masuk, kemudian dia melakukan penyesuaian terhadap reseptor yang ada di dalam tubuh, lalu dia melakukan aktivitas replikasi dan sebagainya," jelas Chairul.

Adapun model penularannya dapat terjadi melalui kontak langsung maupun permukaan yang terkontaminasi virus. "Kalau kontak langsung misalnya kotoran-kotoran atau di kulit-kulit unggasnya ada virus kemudian dia terbang, lalu kita isap. Kalau contaminated surface misalnya setelah memegang ayam, kemudian ada virus yang menempel di tangan, maka bisa masuk ke dalam tubuh melalui hidung atau mata," jelasnya.

Dengan demikian, ancaman infeksi flu burung pada manusia tetap terbuka sehingga pengendalian harus dilakukan oleh semua pemangku kepentingan. Masyarakat dapat mencegah infeksi flu burung dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dengan unggas hidup, menjaga kondisi tubuh tetap sehat dengan mengonsumsi vitamin dan jamu seperti empon-empon, serta melakukan vaksinasi flu atau flu burung bila sudah tersedia.

Pilihan Editor: Awas, Flu Burung Kini Intai Manusia, Simak Pesan Pakar

Berita terkait

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

14 jam lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

3 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

3 hari lalu

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

5 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

6 hari lalu

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

Terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati, namun dapat berbahaya jika kebersihan kolam tidak terjaga.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

16 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

16 hari lalu

Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

Masyarakat diminta mewaspadai penyakit kronis yang bisa timbul kembali di masa Lebaran karena tidak dikontrol seperti saat berpuasa.

Baca Selengkapnya

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

18 hari lalu

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen di dunia.

Baca Selengkapnya

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

18 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

20 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya