Gejala, Penyebab, dan Fakfor Risiko Keguguran: Tak Semua karena Gangguan Perkembangan Janin

Rabu, 29 Maret 2023 10:20 WIB

Ilustrasi keguguran. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Keguguran, atau aborsi spontan, adalah peristiwa yang mengakibatkan hilangnya janin sebelum usia kehamilan 20 minggu. Biasanya terjadi pada trimester pertama, atau tiga bulan pertama kehamilan.

Keguguran dapat terjadi karena berbagai alasan medis, melaporkan dari healthline, banyak di antaranya tidak berada dalam kendali seseorang. Namun, dengan mengetahui faktor risiko, tanda, dan penyebabnya, Anda dapat lebih memahami kejadian ini dan mendapatkan dukungan atau perawatan yang mungkin Anda perlukan.

Gejala Keguguran

Gejala keguguran bervariasi, tergantung pada tahap kehamilan Anda. Dalam beberapa kasus, keguguran terjadi begitu cepat sehingga Anda mungkin tidak tahu bahwa Anda hamil sebelum keguguran.

Berikut adalah beberapa gejala keguguran:

  • Bercak darah yang banyak

  • Perdarahan vagina

  • Keluarnya jaringan atau cairan dari vagina Anda

  • Sakit perut yang parah atau kram

  • Nyeri punggung ringan hingga berat
Advertising
Advertising

Segera hubungi dokter Anda jika Anda mengalami gejala-gejala ini selama kehamilan Anda. Anda juga dapat mengalami gejala-gejala ini tanpa mengalami keguguran. Tetapi dokter Anda akan melakukan tes untuk memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.

Penyebab keguguran

Meskipun ada beberapa hal yang meningkatkan risiko keguguran, umumnya hal ini bukan akibat dari sesuatu yang Anda lakukan atau tidak Anda lakukan. Jika Anda mengalami kesulitan mempertahankan kehamilan, dokter Anda mungkin akan memeriksa beberapa penyebab keguguran yang diketahui.

Selama kehamilan, tubuh Anda memasok hormon dan nutrisi ke janin Anda yang sedang berkembang. Ini membantu janin Anda tumbuh. Sebagian besar keguguran trimester pertama terjadi karena janin tidak berkembang secara normal. Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan hal ini.

1. Masalah genetik atau kromosom

Kromosom menyimpan gen. Pada janin yang sedang berkembang, satu set kromosom dikontribusikan oleh ibu dan satu lagi oleh ayah.

Contoh kelainan kromosom ini meliputi:

  • Kematian janin dalam kandungan: Embrio terbentuk tetapi berhenti berkembang sebelum Anda melihat atau merasakan gejala keguguran.

  • Ovum yang rusak: Tidak ada embrio yang terbentuk sama sekali.

  • Kehamilan mola: Kedua set kromosom berasal dari ayah, tidak ada perkembangan janin yang terjadi.

  • Kehamilan mola parsial: Kromosom ibu tetap ada, tetapi ayah juga memberikan dua set kromosom.

Kesalahan juga dapat terjadi secara acak ketika sel-sel embrio membelah, atau karena sel telur atau sel sperma yang rusak. Masalah pada plasenta juga dapat menyebabkan keguguran.

2. Kondisi yang mendasari dan kebiasaan gaya hidup

Berbagai kondisi kesehatan yang mendasari dan kebiasaan gaya hidup juga dapat mengganggu perkembangan janin. Olahraga dan hubungan seksual tidak menyebabkan keguguran. Bekerja juga tidak akan memengaruhi janin, kecuali jika Anda terpapar bahan kimia atau radiasi yang berbahaya.

Kondisi yang dapat mengganggu perkembangan janin meliputi:

  • Pola makan yang buruk, atau kekurangan gizi

  • Penggunaan narkoba dan alkohol

  • Usia ibu yang sudah lanjut

  • Penyakit tiroid yang tidak diobati

  • Masalah dengan hormon

  • Diabetes yang tidak terkontrol

  • Infeksi

  • Trauma

  • Obesitas

  • Masalah dengan leher rahim

  • Rahim berbentuk tidak normal

  • Tekanan darah tinggi yang parah

  • Keracunan makanan

  • Obat-obatan tertentu

Selalu periksa dengan dokter Anda sebelum mengonsumsi obat apa pun untuk memastikan obat tersebut aman digunakan selama kehamilan.

Risiko keguguran

Sebagian besar keguguran disebabkan oleh penyebab alami dan tidak dapat dicegah. Namun, faktor risiko tertentu dapat meningkatkan kemungkinan Anda mengalami keguguran. Faktor-faktor ini meliputi:

  • Trauma tubuh

  • Paparan bahan kimia atau radiasi berbahaya

  • Penggunaan narkoba

  • Penyalahgunaan alkohol

  • Konsumsi kafein yang berlebihan

  • Merokok

  • Dua atau lebih keguguran berturut-turut

  • Memiliki berat badan kurang atau kelebihan berat badan

  • Kondisi kronis dan tidak terkontrol, seperti diabetes

  • Masalah dengan rahim atau leher rahim

Usia yang lebih tua juga dapat memengaruhi risiko keguguran. Wanita yang berusia di atas 35 tahun memiliki risiko keguguran yang lebih tinggi daripada wanita yang berusia lebih muda. Risiko ini akan semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya.

Mengalami satu kali keguguran tidak meningkatkan risiko Anda untuk mengalami keguguran lainnya. Faktanya, sebagian besar wanita akan terus mengandung hingga cukup bulan. Keguguran berulang sebenarnya cukup jarang terjadi.

Pilihan Editor: Acha Septriasa Keguguran, Ini 6 Penyebab Keguguran Termasuk Hamil Anggur

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Cuaca Panas Ekstrem Sebabkan Heat Stroke, Ini yang Perlu Diwaspadai

4 jam lalu

Cuaca Panas Ekstrem Sebabkan Heat Stroke, Ini yang Perlu Diwaspadai

Cuaca panas ekstrem yang terjadi di Asia berpotensi menyebabkan heat stroke. Apa saja yang perlu diwaspadai?

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

5 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

9 hari lalu

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

9 hari lalu

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

12 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

15 hari lalu

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

17 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

23 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

23 hari lalu

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?

Baca Selengkapnya

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

23 hari lalu

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.

Baca Selengkapnya