Covid-19 Varian Arcturus, Bukti Pandemi Belum Usai

Reporter

Antara

Sabtu, 1 April 2023 14:06 WIB

Ilustrasi Omicron

TEMPO.CO, Jakarta - Tren angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia masih terkendali meskipun telah muncul varian baru Arcturus. Begitu kata epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Iwan Ariawan.

“Kalau pemantauan kami saat ini case fatality rate atau tingkat kematian COVID-19 di Indonesia di bawah 1 persen. Artinya buat satu penyakit itu rendah,” kata Iwan.

Iwan menuturkan penularan varian Arcturus atau XBB 1.16 masih sama dengan varian sebelumnya, yakni melalui kontak dekat dan penularan melalui udara atau droplets. Jenis varian itu juga masih satu rumpun dengan Omicron sehingga penularannya memang cepat namun gejala yang ditimbulkan pada orang kebanyakan tidak terlalu berat. Hanya saja, varian Arcturus harus diantisipasi karena menimbulkan lonjakan kasus baru di India dan telah terdeteksi di Singapura dan Amerika Serikat.

Menurut Iwan, masyarakat tidak perlu khawatir adanya mutasi varian baru. Memakai masker masih dinilai efektif menangkal infeksi menyebar melalui udara sehingga masyarakat diharapkan tetap menerapkan protokol kesehatan ketika beraktivitas.

Pentingnya vaksinasi Covid-19
Di samping masker, vaksinasi COVID-19 juga masih ampuh membentuk antibodi untuk melawan virus dalam tubuh agar tidak terjadi gejala berat maupun kematian. Para epidemiolog juga sudah menganalisis kegunaan vaksin sampai dosis booster.

Advertising
Advertising

“Dari data kita sendiri, kami pernah menganalisis vaksin ini ada gunanya atau tidak. Salah satu analisis yang dilakukan adalah melihat angka kematian COVID-19, ada yang sudah divaksin satu, dua kali, dan booster. Dan itu sangat terlihat yang sudah vaksinasi, apalagi sudah booster, risiko kematiannya turun jauh, apalagi pada lansia. Jadi, kita benar-benar melihat efek dari vaksin,” katanya.

Iwan memastikan jika semua jenis vaksin COVID-19 yang tersedia di Indonesia punya efek proteksi yang sama. Terlebih bila dosis dilengkapi sampai booster kedua, maka proteksi diri dari potensi kematian jauh lebih kuat.

“Dan kita lihat (angka kematian) tetap di bawah 1 persen. Jadi, saat ini terkendali. Kalau kita terus dengan cakupan vaksinasi tetap tinggi, saya yakin kita tetap dalam situasi terkendali. Virusnya masih ada tapi tetap terkendali. Artinya virus itu tidak jadi masalah besar bagi kesehatan masyarakat,” tandasnya.

Pilihan Editor: Tetap Lakukan Karantina Kesehatan meski Pandemi Covid-19 Terkendali

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

9 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

4 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya