Apa Itu Teknologi Modifikasi Cuaca?

Reporter

Tempo.co

Kamis, 4 Mei 2023 16:25 WIB

Warga berjalan di tengah cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin, 24 April 2023. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir. ANTARA/Fauzan

TEMPO.CO, Jakarta - Modifikasi cuaca adalah perubahan kondisi atmosfer yang disengaja atau tidak disengaja oleh aktivitas manusia. Namun, kalau bicara tentang “teknologi”, dapat dipastikan bahwa perubahan yang dimaksud mengacu kepada suatu kesengajaan. Teknologi modifikasi cuaca mampu untuk mengubah cuaca pada skala lokal maupun regional.

Manusia telah lama berusaha mengubah fenomena atmosfer seperti awan, hujan, salju, kilat, badai petir, tornado, angin topan, hingga siklon. Era modern modifikasi cuaca ilmiah dimulai pada 1946 dengan karya Vincent Schaefer dan Irving Langmuir, peneliti asal New York. Schaefer menemukan bahwa ketika butiran es kering (karbon dioksida beku) dijatuhkan ke dalam awan yang terdiri atas tetesan air di kotak pembeku, tetesan dengan cepat berubah menjadi kristal es yang ukurannya membesar, lalu jatuh ke dasar kotak.

Eksperimen Schaefer-Langmuir menunjukkan bahwa apa yang disebut awan superdingin (awan yang terdiri atas tetesan air pada suhu di bawah titik beku) dapat menghilang. Ketika awan yang sangat dingin ditaburi butiran es kering, kristal es terbentuk dan tumbuh cukup besar untuk jatuh dari awan.

Zat tertentu selain es kering dapat digunakan untuk menyemai awan. Misalnya, ketika perak iodida dan timbal iodida dibakar, mereka menghasilkan asap dari partikel-partikel kecil. Partikel-partikel ini menghasilkan kristal es pada awan superdingin di bawah suhu sekitar −5 derajat celsius saat tetesannya menguap. Uap air kemudian bebas mengendap ke kristal perak iodida atau timbal iodida.

Meskipun banyak bahan lain yang dapat membentuk kristal es, dua zat yang disebutkan di atas adalah yang paling banyak digunakan. Sebagian besar es kering tersebar dari pesawat terbang, tetapi inti perak iodida bisa dihasilkan di tanah dan dibawa ke atas oleh arus udara atau pesawat terbang maupun diproduksi oleh perangkat piroteknik seperti roket atau peluru artileri.

Advertising
Advertising

Berbagai macam uji ilmiah dan proyek modifikasi cuaca operasional telah dilakukan di banyak negara. Program terbesar ada di Amerika Serikat, eks Uni Soviet, Australia, dan Prancis.

Sebagian besar program modifikasi cuaca di Amerika Serikat mengatasi hujan atau salju. Meskipun masih ada banyak perdebatan tentang keefektifan metode penyemaian awan, bukti menunjukkan bahwa dalam kondisi meteorologi tertentu, penyemaian inti es dapat meningkatkan curah hujan hingga beberapa puluh persen. Dalam kondisi lain, penurunan curah hujan bisa terjadi atau penyemaian tidak memiliki efek apa pun.

Di Rusia dan Afrika Selatan, program utama modifikasi cuaca ditujukan untuk mengurangi jatuhnya hujan es yang merusak. Eksperimen di bidang ini tampaknya berhasil. Prosedur melibatkan proses memasukkan inti es ke dalam awan hujan es potensial melalui artileri atau roket. Sementara itu, upaya modifikasi hujan es di negara lain memiliki keberhasilan yang beragam.

Sejumlah badai juga pernah disemai dengan inti es oleh para ilmuwan Amerika. Meskipun hasilnya tidak meyakinkan, beberapa ahli meteorologi percaya bahwa intensitas badai bisa dikurangi dalam beberapa kasus. Namun, sebelum menyatakan bahwa badai dapat dimodifikasi secara menguntungkan, masih perlu dilakukan lebih banyak penelitian.

Selain itu, belum ada lagi program di negara mana pun yang mencoba untuk menyemai badai. Upaya terbatas untuk memodifikasi siklon lintang tengah di masa lalu tidak berhasil. Dalam kasus tornado, pengetahuan tentang struktur dinamisnya masih terbatas sehingga tidak ada upaya yang bisa dilakukan untuk mengendalikan fenomena ekstrem tersebut.

Ada banyak kesalahpahaman tentang status modifikasi cuaca saat ini. Teknik modifikasi cuaca modern sebagian besar berkaitan dengan kondisi awan yang ada. Tidak ada hal yang menjadi dasar bahwa metode penyemaian awan dapat menjadi solusi utama kekeringan di suatu wilayah. Kekeringan akibat musim kemarau dihasilkan dari perubahan sirkulasi atmosfer yang menyebabkan ketiadaan awan di langit. Ketika tidak ada awan, penyemaian tidak akan bisa dilakukan.

Teknologi Modifikasi Cuaca di Indonesia

Teknologi Modifikasi Cuaca di Indonesia biasa disingkat dengan istilah TMC. Sejarah TMC di Tanah Air sudah dimulai sejak 1977 dengan adanya proyek hujan buatan. Cuaca ekstrem yang terjadi kala itu membuat pemerintah harus menanggulangi kekeringan. Saat ini, TMC juga dilakukan sebagai langkah pencegahan cuaca ekstrem.

TMC berkaitan erat dengan siklus hidrologi di atmosfer. Keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh arah dan besaran angin. Oleh karena itu, rasio keberhasilan implementasi TMC kurang lebih hanya sebesar 50 persen, tergantung pada cakupan cuaca wilayah yang hendak dimodifikasi.

Penerapan TMT di Indonesia melibatkan sejumlah instansi seperti BMKG, BRIN, dan Angkatan Udara untuk memulai proses penaburan garam menggunakan pesawat terbang untuk menyemai awan di wilayah yang telah ditentukan. Itu bertujuan mempercepat pergerakan terjadinya hujan. Awan pun dialihkan ke lokasi tertentu, misalnya laut, dengan melihat perhitungan intensitas hujan yang bakal terjadi.

NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM

Berita terkait

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

3 hari lalu

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

Prediksi cuaca dari BMKG menyebut Jabodetabek seluruhnya cerah berawan pada pagi ini, Kamis 30 April 2024.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

4 hari lalu

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

BMKG memprediksi seluruh wilayah Jakarta memiliki cuaca cerah berawan sepanjang pagi ini, Senin 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

7 hari lalu

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

Cuaca buruk membuat perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberi kompensasi makanan dan minuman untuk penumpang.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

9 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

10 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

11 hari lalu

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang

Baca Selengkapnya

BMKG: Satu Pusat Tekanan Rendah dan 2 Sirkulasi Siklonik Pengaruhi Cuaca Hari Ini

14 hari lalu

BMKG: Satu Pusat Tekanan Rendah dan 2 Sirkulasi Siklonik Pengaruhi Cuaca Hari Ini

Potensi cuaca hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang masih melingkupi banyak wilayah provinsi di Indonesia pada hari ini.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

14 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Di Balik Kecelakaan Pesawat Termahal Sepanjang Sejarah: Bomber Siluman B-2 Spirit of Kansas

16 hari lalu

Di Balik Kecelakaan Pesawat Termahal Sepanjang Sejarah: Bomber Siluman B-2 Spirit of Kansas

Insiden kecelakaan pesawat itu berlangsung hanya hitungan detik tapi meninggalkan kerugian senilai US$2 miliar atau setara lebih dari Rp 32 triliun.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Guru Besar Unas Dituding Gunakan Jurnal Predator, Prakiraan Cuaca BMKG, WhatsApp Dikecam

18 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Guru Besar Unas Dituding Gunakan Jurnal Predator, Prakiraan Cuaca BMKG, WhatsApp Dikecam

Topik tentang Guru Besar Unas dituding menggunakan jurnal predator dan mengenal jurnal Scopus menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya