Anak Ketahuan Menghisap Lem, Ini Cara Menghilangkan Kecanduan Ngelem

Rabu, 10 Mei 2023 11:37 WIB

Anak jalanan ngelem. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Kecanduan menghirup lem atau ngelem termasuk salah satu perilaku negatif yang menyerang generasi muda. Sama halnya dengan kecanduan narkoba atau miras, kecanduan ngelem ini sangat berbahaya bagi tubuh.

Perilaku negatif anak kecanduan lem disebut sebagai adiksi zat inhalen, yaitu proses kecanduan zat yang masuk ke dalam tubuh dengan dihirup. Melansir dari Tempo, di dalam lem terkandung zat bernama toluena, turunan hidrokarbon aromatik yang juga lazim dijumpai pada pelarut cat dan bensin.

Efek menghirup toluena adalah halusinasi dan perasaan melayang-layang yang dapat berlangsung hingga lima jam sesudah pemakaian. Karena toluena juga bersifat sebagai depresan (penekan) susunan saraf, pengguna zat ini tak akan merasa lapar walau tak makan selama berjam-jam.

Efek negatif lainnya, yang umumnya amat dicari oleh pengguna adalah ketenangan sesaat yang membuat mereka seakan berada di "dunia lain". Padahal itu akibat penekanan saraf di otak yang justru memperlambat koordinasi gerakan dan konsentrasi pikiran sang pengguna. Semua efek itu menjadikan mereka kecanduan (adiksi) dan terus mencari zat inhalen tersebut.

Cara ngelem pun bermacam-macam. Ada yang sekadar menghirup uap lem (sniffing), menuangkan langsung ke hidung atau mulut (snorting), menghirup melalui kain yang telah direndam dalam lem (huffing), dan yang terpopuler adalah menghirup lem yang telah dibungkus plastik atau kantong kertas (bagging). Dari semua cara itu, snorting merupakan yang paling berbahaya karena dapat mengakibatkan kerusakan permanen jaringan mukosa hidung atau mulut dan penyumbatan jalan napas.

Advertising
Advertising

Kecanduan Lem Kuning

Salah satu jenis lem yang kerap dihisap adalah lem kuning. Menurut laman Badan Narkotika Nasional atau BNN Kabupaten Tanah Laut, lem kuning kerap digunakan pada media kayu.

Lem ini biasanya terbuat dari bahan polimer vinil asetat yaitu bahan dasar yang sama dengan jenis lem putih. Lem ini sangat tahan terhadap media kayu, bekerja kuat dan memiliki sifat kaku setelah diaplikasikan. Lem kayu membutuhkan waktu sekitar 24 jam atau kurang dari itu untuk mendapatkan hasil terbaik. Namun sayangnya, lem ini kerap disalahgunakan.

Seseorang menghirup lem kuning biasanya dilakukan bersama, dan menyebabkan halusinasi. Sebab, di dalam lem tersebut terkandung Lysergic Acid Diethilamide (LSD) yang masuk melalui hidung. Zat tersebut bisa mengubah pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. Pasalnya kandungan LSD ini adalah golongan zat adiktif lainnya yang dapat menimbulkan halusinasi.

Pada pemakaian kronik dan berlangsung lama, toluena mengakibatkan kerusakan saraf otak permanen dan hancurnya organ vital, seperti hati dan ginjal. Zat laknat tersebut bahkan dapat menimbulkan fenomena yang dinamakan sudden sniffing death atau kematian tiba-tiba saat menghirup lem yang diakibatkan oleh kombinasi gangguan irama jantung disertai peningkatan adrenalin.

Cara Menghilangkan Kecanduan Lem

Melansir dari webmd.com, kecanduan lem diperlakukan dengan cara yang sama seperti kecanduan lainnya. Ada banyak rencana perawatan khusus untuk remaja yang mungkin mencakup:

1. Terapi individu. Terapi perilaku kognitif dapat membantu seseorang belajar menangani stres, mengatasi tekanan teman sebaya, dan menangani keinginan mengidam. Terapis juga dapat membantu pengguna menemukan motivasi mereka sendiri untuk berhenti.

2. Terapi keluarga. Mengendus lem paling sering terjadi pada anak-anak. Ketika itu terjadi, seluruh keluarga terpengaruh. Terapi keluarga dapat membantu keluarga Anda belajar berkomunikasi dengan lebih baik dan membangun hubungan yang lebih kuat.

3. Program kegiatan dan keterlibatan. Program-program ini berfokus pada pengajaran keterampilan baru kepada remaja dan memberikan pengalaman sosial baru untuk menawarkan alternatif. Mereka mungkin menawarkan kegiatan seperti hiking, film malam, dan tarian. Mereka menawarkan anak Anda alternatif untuk mengendus. Mereka juga dapat membantu anak Anda menjalin pertemanan baru yang tidak menggunakan narkoba.

4. Rehabilitasi. Kelompok pendukung dan program 12 langkah dapat membantu pengguna tetap bebas zat dan mengurangi risiko kambuh.

5. Perawatan segera. Jika Anda menemukan anak Anda atau seseorang yang Anda kenal menghisap lem, tetap tenang dan cobalah untuk tidak mengejutkannya. Dengan tetap tenang, Anda mengurangi risiko memicu masalah jantung. Pindahkan orang tersebut ke area yang berventilasi baik sampai efeknya hilang. Jika mereka tidak responsif, segera minta bantuan.

Pilihan Editor: Bahaya Laten Zat Ngelem

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

KKP dan BNN Cegah Peredaran Narkoba di Pulau Perbatasan

38 hari lalu

KKP dan BNN Cegah Peredaran Narkoba di Pulau Perbatasan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) terus memperkuat langkah pencegahan peredaran narkoba melalui pulau kecil perbatasan.

Baca Selengkapnya

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

51 hari lalu

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

KPK menyerahkan barang rampasan negara hasil perkara tindak pidana korupsi kepada enam instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

53 hari lalu

Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

Skizofrenia memiliki korelasi pada tindakan-tindakan tragis, seperti pembunuhan. Polisi sebut ibu pembunuh anak di Bekasi Utara pun terindikasi itu.

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

53 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

Polisi menyebut ibu bunuh anak di perumahan Bekasi mengalami halusinasi.

Baca Selengkapnya

Anggota DPRD NTT Ditangkap di Rumahnya Karena Konsumsi Sabu, Hanya Diminta Rehabilitasi Rawat Jalan

29 Februari 2024

Anggota DPRD NTT Ditangkap di Rumahnya Karena Konsumsi Sabu, Hanya Diminta Rehabilitasi Rawat Jalan

BNN Provinsi menangkap anggota DPRD NTT karena mengkonsumsi sabu. Tidak dihukum, tapi diminta menjalani rehabilitasi rawat jalan.

Baca Selengkapnya

Memahami Ketamin dan Bahayanya Jika Disalahgunakan

12 Februari 2024

Memahami Ketamin dan Bahayanya Jika Disalahgunakan

Ketamin dikenal dengan dampak yang membius atau halusinogen disosiatif. Efeknya tergantung dosis sehingga penggunaan harus dengan pengawasan dokter.

Baca Selengkapnya

Pria Ini Ditemukan Tewas Setelah Dikejar BNN

28 Januari 2024

Pria Ini Ditemukan Tewas Setelah Dikejar BNN

Pria berinisial AR sudah menjadi target BNN Tanjung Jabung Timur karena diduga menjadi pengedar narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Ragam Penyakit Jantung dan Penyebabnya

23 Januari 2024

Ragam Penyakit Jantung dan Penyebabnya

Ada beberapa jenis penyakit jantung dengan penyebab berbeda. Berikut jenis-jenis masalah jantung yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

KDRT Pegawai BNN, Istri Cabut Laporan dan Berdamai Lagi

14 Januari 2024

KDRT Pegawai BNN, Istri Cabut Laporan dan Berdamai Lagi

Kasus KDRT berulang, istri pegawai BNN kembali damai dengan suaminya untuk kasus kekerasan terkini yang dilaporkannya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Motif KDRT Pegawai BNN yang Viral, Ada Soal Utang Pinjol

8 Januari 2024

Polisi Ungkap Motif KDRT Pegawai BNN yang Viral, Ada Soal Utang Pinjol

Peristiwa KDRT dalam rumah tangga di Jatiasih, Bekasi, ini viral di media sosial karena, antara lain, terjadi di hadapan anak-anak mereka.

Baca Selengkapnya