3 Makna Hari Waisak Bagi Umat Buddha, Beserta Sejarah dan Tahapannya

Reporter

Tempo.co

Selasa, 16 Mei 2023 12:29 WIB

Umat beribadah di depan patung Buddha pada hari Waisak untuk memperingati kelahiran, pencerahan dan kematian Buddha, di kuil Buddha Kelaniya, di Kolombo, Sri Lanka 5 Mei 2023. REUTERS/Dinuka Liyanawatte

TEMPO.CO, Jakarta - Perayaan hari Waisak 2567 Buddhis Era (BE) tahun ini bertepatan dengan 4 Juni 2023 dan setiap hari raya tersebut juga merupakan hari libur nasional. Hari Raya Waisak merupakan hari besar untuk umat Buddha dalam rangka memperingati tiga peristiwa penting sang Buddha Gautama, yaitu kelahiran, pencerahan (Satori), dan Parinirvana (wafat).

Umumnya, Hari Raya Waisak dilakukan di seluruh dunia dengan melakukan kegiatan keagamaan seperti upacara, meditasi, dan khotbah agama. Di Indonesia sendiri biasanya umat Buddha merayakan dengan berkeliling kota dengan membawa patung Buddha dan menyalakan lilin. Simak artikel ini untuk mengetahui makna Hari Waisak bagi umat Buddha beserta sejarah dan tahapan perayaannya, yang telah dilansir dari berbagai sumber.

Makna Hari Raya Waisak

1. Kelahiran

Makna Hari Raya Waisak bagi umat Buddha adalah perayaan lahir kelahiran Sang Buddha Gautama atau Siddhartha Gautama. Siddhartha Gautama terjadi pada 423 SM, berbeda dengan bayi lainnya yang baru lahir tidak bisa berjalan, Siddhartha Gautama lahir sudah bisa berjalan dan berdiri tegak. Perayaan Hari Raya Waisak menunjukan pentingnya sebuah kehidupan. Dari lahirnya sang Buddha bisa menunjukan perjalanan dari awal hingga pencerahan.

2. Pencerahan

Makna kedua Hari Raya Waisak adalah pencerahan atau penerangan agung. Penerangan agung merupakan titik dalam hidupnya, sang Buddha akhirnya menemukan kebenaran tentang kehidupan manusia dan ajaran keagamaan yang disebut dengan Dharma.

3. Kematian

Makna terakhir dari Hari Raya Waisak adalah kematian. Wafatnya sang Buddha terjadi pada 543 SM saat sang Buddha berusia pada 80 tahun. Saat sang Buddha meninggal seluruh pengikutnya memberikan penghormatan terakhirnya untuk sang Buddha. Kematian sang Buddha menunjukkan bahwa kematian menjadi bagian dari hidup manusia.

Sejarah Hari Raya Waisak

Advertising
Advertising

Hari Raya Waisak adalah festival yang rutin dirayakan oleh umat Buddha untuk merayakan Buddha Gautama yaitu Guru Agung atau Guru Spiritual pada sekitar abad ke 5 SM. Buddha Gautama biasa dikenal sebagai Siddhartha Gautama, dirinya dilahirkan sebagai seorang guru dan percaya bahwa kekayaan tidak akan menjamin kebahagiaan seseorang.

Saat usia 29 tahun, Buddha meninggalkan istana dan bertapa demi mencari kebenaran yang sesungguhnya. Akhirnya pada usia 35 tahun, sang Buddha mendapatkan pencerahan di bawah pohon Bodhi yang berada di Bodhi. Pohon tersebut akhirnya menjadi tempat bersejarah bagi umat dan agama Buddha khususnya di India. Tak hanya itu saja, Sang Buddha juga mengajarkan seluruh ajarannya kepada umatnya yang biasanya dikenal sebagai Dharma atau ajaran Buddha.

Setelah mendapatkan pencerahan kemudian, Sang Buddha mengajarkan lagi pada orang lain lagi agar orang lain paham dan tidak berada pada jalan kesesatan. Selanjutnya, konferensi pertama tentang Persekutuan Buddhis Sedunia atau dikenal juga sebagai World Fellowship of Buddhists, diadakan di Sri Lanka pada 1950 untuk memutuskan perayaan Waisak sebagai hari lahir Buddha secara serentak di beberapa negara. Lebih lanjut, di Indonesia Hari Raya Waisak pertama kali dilaksanakan pada zaman Sriwijaya dan Majapahit.

Tahapan Hari Raya Waisak

1. Mengambil Air Berkat

Tahapan pertama Hari Raya Waisak yaitu dengan mengambil air berkat. Pengambilan air berkat biasanya dilakukan di sumber mata air yang suci. Biasanya pengambilan air berkat juga digabungkan dengan penyalaan obor.

2. Ritual Pemujaan

Tahapan selanjutnya dari perayaan Hari Raya Waisak adalah dengan melakukan ritual pemujaan. Biasanya akan diadakan ritual pemujaan serta penghormatan kepada sang Buddha yang terdiri dari kegiatan doa, meditasi, serta penyampaian ajaran Buddha.

3. Ritual Keagamaan

Setelah melaksanakan ritual pemujaan, langkah berikutnya adalah ritual keagamaan. Ritual keagamaan biasanya meliputi membaca sutra, meditasi, dan berbakti kepada para Biksu. Cara berbaktinya adalah dengan memberikan sumbangan atau donasi bisa berupa makanan atau kebutuhan lainnya. Tujuannya supaya seluruh umat Buddha mempunyai kesempatan yang sama untuk berbuat kebaikan.

4. Melakukan Kebaktian

Tahapan ini biasanya untuk menghormati sang Buddha. Adapun beberapa kegiatannya adalah pembakaran dupa dan menaburkan bunga sebagian bentuk penghormatan kepada sang Buddha.

5. Meditasi atau Samadhi

Tahapan selanjutnya adalah meditasi atau Samadhi. Biasanya Samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan puncak bulan purnama tidaklah sembarangan. Umumnya dilihat atau dihitung berdasarkan perhitungan falak. Kemungkinan besar, bulan purnama bisa terjadi pada siang hari.

6. Upacara Pradaksina atau Parikrama

Upacara Pradaksina merupakan salah satu kegiatan dengan tujuan penghormatan dan biasanya kegiatannya adalah mengelilingi objek pemujaan seperti stupa dan pohon Bodhi serta dilakukan sebanyak tiga kali.

7. Pelepasan Ribuan Lampion

Serta yang terakhir adalah pelepasan ribuan lampion. Pelepasan ribuan lampion biasanya dilakukan pada 21.00 WIB tepatnya pada malam hari.

Dwi Lucy Susetiowati | berbagai sumber

Berita terkait

Bhutan Hapus Syarat Asuransi Perjalanan yang Diwajibkan saat Pandemi

2 hari lalu

Bhutan Hapus Syarat Asuransi Perjalanan yang Diwajibkan saat Pandemi

Penghapusan syarat asuransi ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung untuk menjelajahi budaya, bentang alam, dan warisan unik Bhutan.

Baca Selengkapnya

3 Penyebab Arus Balik Lebaran 2024 Diprediksi Lebih Padat Kendaraan

16 hari lalu

3 Penyebab Arus Balik Lebaran 2024 Diprediksi Lebih Padat Kendaraan

Arus balik lebaran 2024 diprediksi lebih padat dari tahun sebelumnya, apa saja faktor penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Didorong Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO, Candi Muarojambi Direvitalisasi

5 Februari 2024

Didorong Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO, Candi Muarojambi Direvitalisasi

Candi Muarojambi diyakini sebagai kompleks pendidikan Buddha tertua di nusantara. Didorong jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

Baca Selengkapnya

Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

29 Januari 2024

Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

Ada beberapa agama tertua di dunia, di antaranya adalah Buddha dan Hindu. Agama ini sudah muncul sekitar 1.500 SM. Berikut sejarahnya.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi di Bhutan yang Disebut Negara Paling Bahagia di Dunia

18 Januari 2024

7 Destinasi di Bhutan yang Disebut Negara Paling Bahagia di Dunia

Terletak di jantung pegunungan Himalaya bagian timur, Bhutan terkenal karena bentang alamnya yang memesona.

Baca Selengkapnya

Mencari Damai di Ushiku Daibutsu, Patung Buddha dari Perunggu Tertinggi di Dunia

11 Desember 2023

Mencari Damai di Ushiku Daibutsu, Patung Buddha dari Perunggu Tertinggi di Dunia

Tapi jika dibandingkan dengan Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali, Ushiku Daibutsu satu meter lebih pendek.

Baca Selengkapnya

10 Agama Terbesar di Dunia 2023 Berdasarkan Jumlah Pemeluknya , Islam Ke Berapa?

10 November 2023

10 Agama Terbesar di Dunia 2023 Berdasarkan Jumlah Pemeluknya , Islam Ke Berapa?

Berikut daftar 10 agama terbesar di dunia 2022 berdasarkan jumlah pengikutnya, pertama Kristen

Baca Selengkapnya

Rupang Avalokitesvara Bodhisattva dari China, Wisata Religi Baru di Vihara Taman Simalem Resort

8 November 2023

Rupang Avalokitesvara Bodhisattva dari China, Wisata Religi Baru di Vihara Taman Simalem Resort

Vihara Suwarnadwipa Tianzhu Chansi diresmikan pada 2018, bergaya Tiongkok kuno. Selain sebagai tempat ibadah, juga sebagai objek wisata.

Baca Selengkapnya

Unik, Kuil di Thailand Ini Terbuat dari Jutaan Botol Bekas

22 September 2023

Unik, Kuil di Thailand Ini Terbuat dari Jutaan Botol Bekas

Kuil di Thailand ini bukan hanya tempat ibadah tetapi juga bukti menakjubkan akan daur ulang, keberlanjutan, dan kreativitas manusia.

Baca Selengkapnya

Desa Purba di Myanmar Ini Menyimpan Ratusan Stupa dan Pagoda dari Abad ke-13

13 September 2023

Desa Purba di Myanmar Ini Menyimpan Ratusan Stupa dan Pagoda dari Abad ke-13

Nyaung Ohak, nama desa di Myanmar, juga dikenal sebagai Desa Purba karena memiliki banyak stupa dan pagoda bersejarah.

Baca Selengkapnya