Beda Penyakit Kawasaki dengan Penyakit Jantung Biasa

Reporter

Antara

Selasa, 30 Mei 2023 14:59 WIB

Ilustrasi anak demam. saidsupport.org

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter subspesialis kardiologi pediatrik dan penyakit jantung bawaan Aditya Agita Sembiring mengatakan penyakit Kawasaki berbeda dengan penyakit jantung yang biasa menyerang orang dewasa, yang disebut penyakit jantung koroner (PJK). Apabila penyakit Kawasaki tidak diobati dengan baik dapat menyebabkan komplikasi pelebaran pembuluh darah arteri koroner yang berpotensi menyebabkan penumpukan bekuan darah di pembuluh darah koroner hingga akhirnya menyumbat total pembuluh darah koroner.

Gejala yang ditimbulkan akan menyerupai gejala serangan jantung pada pasien dewasa, yaitu nyeri dada seperti ditimpa benda berat dan bila tidak cepat ditolong dapat berakibat fatal. Tata laksana pengobatan penyakit Kawasaki yang umum digunakan adalah melibatkan kombinasi aspirin dosis tinggi yang diberikan hingga demam mereda dan imunoglobulin intravena (IVIG), yang direkomendasikan oleh Asosiasi Jantung Amerika. Terapi itu bertujuan untuk mengurangi peradangan, mencegah komplikasi, dan mempercepat pemulihan.

“Dalam pengobatan Kawasaki, IVIG diberikan dalam dosis tinggi melalui infus intravena untuk mengurangi peradangan dan mencegah perkembangan aneurisma koroner. Pemberian IVIG biasanya dilakukan hanya sekali, biasanya selama 10-12 jam,” ucap lulusan Universitas Sumatera Utara itu.

Waspadai komplikasi serius
Spesialis jantung dan pembuluh darah Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta itu mengatakan dengan pengobatan yang tepat, sebagian besar anak dengan penyakit Kawasaki akan sembuh sepenuhnya tanpa komplikasi jangka panjang. Mengambil data di Jepang, dia mengatakan dari 26.691 pasien, terdapat 4 (0,015 persen) kasus kematian akibat penyakit Kawasaki pada 2011-2012.

Sementara data dari Amerika Serikat menunjukkan angka kematian sedikit lebih tinggi dari Jepang, yaitu sekitar 0,17 persen. Kematian di kedua negara tersebut terjadi karena komplikasi serius yang paling umum, yaitu pembentukan aneurisma koroner, pelebaran dan pembengkakan pada pembuluh darah jantung. Aditya menyebut aneurisma koroner dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan memerlukan pengawasan jangka panjang oleh ahli jantung.

Advertising
Advertising

Prognosis penyakit Kawasaki juga dipengaruhi faktor lain, seperti usia saat menderita penyakit (bayi berusia di bawah 1 tahun memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi), adanya komplikasi kardiovaskular, dan waktu pengobatan yang tepat. Jika aneurisma koroner terbentuk, pengobatan dan tindak lanjut yang tepat sangat penting untuk memantau dan mengelola kondisi jantung.

Penyakit Kawasaki masih terbilang penyakit yang terlambat dalam penanganan karena diagnosis yang tidak tepat. Karena itu, Aditya mengatakan penting untuk tetap mengikuti pedoman kesehatan umum, menjaga kebersihan, dan melibatkan tenaga medis jika ada kekhawatiran atau muncul gejala yang mencurigakan pada anak-anak.

Pilihan Editor: 3 Metode Diagnosis Penyakit Kawasaki

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

3 hari lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Olahraga-olahraga Kardio Ini Bisa Dilakukan di Rumah

4 hari lalu

Olahraga-olahraga Kardio Ini Bisa Dilakukan di Rumah

Saat dilakukan secara teratur, olahraga kardio dapat meningkatkan daya tahan tubuh secara keseluruhan, membakar lemak dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

5 hari lalu

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

Vitamin D memiliki peran dalam menjaga pertumbuhan otot dan tulang yang optimal dengan absorbsi kalsium di saluran cerna.

Baca Selengkapnya

Macam Perawatan Kulit untuk Rosacea, Suntik sampai Laser

10 hari lalu

Macam Perawatan Kulit untuk Rosacea, Suntik sampai Laser

Dermatolog mengatakan pengobatan penyakit kulit rosacea bisa dilakukan dengan beberapa modalitas seperti suntik atau laser.

Baca Selengkapnya

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

11 hari lalu

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

Bedakan memar biasa dengan hematoma, yang biasanya lebih serius karena melibatkan lebih banyak darah dan pulih lebih lama.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

12 hari lalu

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.

Baca Selengkapnya

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

13 hari lalu

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

19 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

20 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya