4 Manfaat Angkak Merah

Jumat, 2 Juni 2023 13:44 WIB

Angkak merah. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Angkak merah hasil fermentasi beras dengan ragi Monascus purpureus. Warna merah karena proses fermentasi itu. Angkak juga disebut beras ragi merah. Budi daya ini berasal Cina, kemudian menyebar ke banyak negara, termasuk Indonesia.

Di negeri asalnya, angkak salah satu obat tradisional yang punya banyak khasiat. Beberapa olahan angkak pun digunakan untuk membuat masakan, salah satunya bebek Peking. Angkan digunakan untuk pewarna merah alami makanan.

Manfaat angkak merah

Advertising
Advertising

1. Mengendalikan kolesterol

Mengutip Healthline, salah satu penyebab penyakit jantung karena kolesterol tinggi. Kondisi yang menyebabkan penyempitan arteri. Angkak merah bersifat mengendalikan kadar kolesterol secara alami. Angkak merah meningkatkan fungsi endotel atau kelenturan pembuluh darah yang bermanfaat untuk kesehatan pembuluh darah dan jantung.

2. Mengurangi risiko sindrom metabolik

Sindrom metabolik kelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke. Beberapa kriteria sindrom metabolik antara lain tekanan darah tinggi dan kelebihan lemak tubuh. Kondisi lainnya peningkatan gula darah dan perubahan kadar kolesterol atau trigliserida.

Angkak merah menurunkan beberapa faktor risiko sindrom metabolik. Adapun di antaranya menurunkan kadar gula darah, insulin, dan tekanan darah sistolik.

3. Bersifat mengurangi peradangan

Angkak merah bermanfaat mengurangi peradangan dan meningkatkan kesehatan jantung. Manfaat lainnya menurunkan stres oksidatif dan kadar protein spesifik yang mempengaruhi peradangan dalam tubuh.

4. Pengobatan demam berdarah

Mengutip publikasi Efektivitas Angkak Sebagai Obat Tradisional Demam Berdarah dalam laman Primaya Hospital, kombinasi angkak merah dan daun jambu biji bermanfaat meringankan kondisi demam berdarah atau DBD. Keduanya sama-sama meningkatkan trombosit dan sistem kekebalan tubuh pasien.

Ada pula kandungan trombinol yang bersifat merangsang hormon trombopoietin di ginjal dan hati. Adapun nyawa antioksidan kuersetin bermanfaat melawan infeksi virus.

Pilihan Editor: Vaksinasi Demam Berdarah untuk Kurangi Risiko Anak kena Infeksi Berat

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Mengenal PAD, Gejala Kolesterol Tinggi yang Tampak di Kaki

2 hari lalu

Mengenal PAD, Gejala Kolesterol Tinggi yang Tampak di Kaki

Gejala kolesterol tinggi juga bisa terlihat di kaki dan biasanya dikenal dengan istilah PAD. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

6 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

Kondisi Kolesterol Tinggi Bisa Muncul di Wajah dan Mata, Kenali Cirinya

7 hari lalu

Kondisi Kolesterol Tinggi Bisa Muncul di Wajah dan Mata, Kenali Cirinya

Berbagai gejala dan tanda di tubuh dapat mengingatkan masyarakat tentang rentannnya saah kolesterol tinggi yang bisa berujung da penyakit jantung.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

11 hari lalu

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

Beredar video mengenai lonjakan kasus Demam Berdarah di Bekasi yang terdampar di ruang IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya

Mengapa Penderita Kolesterol Sebaiknya Menghindari Masakan Bersantan?

12 hari lalu

Mengapa Penderita Kolesterol Sebaiknya Menghindari Masakan Bersantan?

Saalah satu yang wajib dihindari penderita kolesterol adalah makanan bersantan. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

13 hari lalu

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitu juga dengan DBD. Berikut penjelasan Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

15 hari lalu

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

Ada berbagai cerita di tengah pelaksanaan UTBK SNBT di UNJ, diantaranya ada peserta yang sakit DBD.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

16 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

19 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

20 hari lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya