Gubuk Tulis dan Oase Hadir untuk Menyegarkan Literasi

Rabu, 28 Juni 2023 21:29 WIB

Suasana di dalam kafe dan toko buku Oase pada Jumat malam, 18 Februari 2022. Kafe dan toko buku Oase beralamat di Jalan Joyo Utomo V Blok F/1, Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. TEMPO/Abdi Purmono

TEMPO.CO, Jakarta - Meningkatkan literasi menjadi salah satu tantangan besar Indonesia. Baru sebentar beradaptasi dengan era digital dan masyarakat informasi atau Masyarakat 4.0 (Society 4.0), sekarang dunia harus menyambut kehadiran era Masyarakat 5.0, sebuah konsep yang digagas oleh Mantan Perdana Menteri Shinzo Abe pada Maret 2017.

Garis besarnya, Masyarakat 5.0 mengupayakan pengintegrasian ruang maya atau cyberspace dengan dunia nyata untuk menyediakan pelbagai produk sehari-hari sesuai kebutuhan unik setiap orang dengan berbasis penggunaan kecerdasan buatan alias artificial intelligence dan bigdata. Datanya bersumber dari beragam perangkat sensor yang ada di dunia nyata.

Masyarakat 4.0 mengutamakan pembaruan industrialisasi dunia. Sedangkan Masyarakat 5.0 berfokus pada pemanfaatan teknologi yang ada pada Masyarakat 4.0. Misi utama Masyarakat 5.0 adalah memeratakan kesejahteraan segenap lapisan masyarakat dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence dan internet of things (IoT). Jadi, pada akhirnya, baik Masyarakat 4.0 maupun Masyarakat 5.0 sama-sama bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dunia.

Narasumber dan peserta gelar wicara atau talkshow tentang Pancasila dan era Masyarakat 5.0 sedang berpose di lantai tiga Kafe Oase, Kota Malang, Minggu, 18 Juni 2023. TEMPO/Abdi Purmono

Indonesia masih menjajaki Masyarakat 4.0 dan tentu banyak pekerjaan rumah yang harus diberesi lebih dulu sebelum memasuki era Masyarakat 5.0. Apabila ambisi ini terwujud, Indonesia sebagai negara kepulauan akan sangat terbantu dalam memeratakan pembangunan dan kesejahteraan.

Advertising
Advertising

“Hal itu masih relevan dengan cita-cita dan tujuan nasional negara kita yang berdasarkan Pancasila,” kata Destriana Saraswati, pengajar Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya, yang juga Ketua Yayasan Oase Cakrawala Nusantara. Destriana menjadi narasumber gelar wicara atau talkshow bertema “Pancasila sebagai Dasar Merangkai Keharmonisasian Bangsa di Era Society 5.0” yang diadakan di lantai tiga Oase Cafe & Literacy, Ahad siang, 18 Juni 2023.

Perubahan era itu tentu membuat masyarakat untuk lebih mengutamakan literasi, khususnya literasi digital. Acara tersebut merupakan salah satu program diskusi rutin sebulan sekali milik Duta Damai Regional Jawa Timur yang ditajuk kongko perdamaian atau Kopeace. Duta Damai Regional Jawa Timur berdiri pada 27 Juli 2017. Kopeace kali ini dilaksanakan Duta Damai bersama Yayasan Oase Cakrawala Nusantara yang dihadiri 20 pemuda dari beberapa perguruan tinggi di Kota Malang.

Destriana mengatakan, nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa tetap relevan dijadikan acuan pembangunan karakter bangsa menyongsong era Masyarakat 5.0. Namun, dia mengingatkan, Pancasila jangan hanya jadi hafalan tanpa penghayatan dan pengamalan hakikatnya. “Itu yang terpenting,” ujar Destriana, Alumni Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada.

Acara gelar wicara tersebut bukan kegiatan pertama yang diadakan Oase Cafe & Literacy alias Kafe Oase. Kafe ini berlokasi Jalan Joyo Utomo V Blok F/1, Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur.

Diskusi soal kenegaraan dan isu sosial ini menjadi 'makanan' komunitas di Kafe Oase. Komunitas Gubuk Tulis, Gusdurian Malang, Duta Damai Jawa Timur, Perempuan Bergerak, aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Sabda Perubahan, menjadikan Kafe Oase sebagai tempat nongkrong dan diskusi berat itu. Kafe itu juga menjadi kantor toko buku alternatif bernama Toko Buku Oase, tempat nongkrong pegiat Penerbit Kota Tua dan Yayasan Oase Cakrawala Nusantara.

<!--more-->

Di semua komunitas maupun lembaga ini terdapat nama Al Muiz Liddinillah. Muiz alumni Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negergi (UIN) Maulana Malik Ibrahim alias UIN Malang. Bergelar sarjana kimia, pria muda asal Gresik yang hobi membaca ini justru aktif menggerakkan kegiatan literasi lewat komunitas dan kedai kopi.

Bersama Viki Maulana, Muiz mendirikan komunitas literasi Gubuk Tulis pada 4 Februari 2016. Semula, Gubuk Tulis merupakan nama blog yang menampung tulisan-tulisan para mahasiswa. Sedangkan Kafe Oase didirikan pada 11 Januari 2017. Kedai kopi ini persis berhadapan dengan Lapangan Sepak Bola Merjosari dan Taman Singha Merjosari.

Ide pendirian Gubuk Tulis berasal dari hasil mengamati pertumbuhan jagat literasi dan perbukuan yang mulai semarak di Kota Malang, kota pendidikan terbesar di Provinsi Jawa Timur. “Kegiatan literasi dan perbukuan itu bertumbuh seiring dengan pertumbuhan komunitas-komunitas warga dan kedai kopi,” kata Muiz kepada Tempo, 23 Juni 2023.

Awalnya anggota Gubuk Tulis 5 orang saja dan waktu itu mereka masih jadi mahasiswa UIN Malang. Kini, sedikitnya ada 150 kontributor maupun anggota. Keanggotaannya bersifat cair, siapa pun yang menggandrungi literasi boleh bergabung.

Kegiatan gelar lapak buku gratis di Taman Singha Merjosari yang diadakan Komunitas Gubuk Tulis dan Toko Buku Oase pada Minggu, 18 November 2020. TEMPO/Abdi Purmono

Gubuk Tulis memang digerakkan oleh mahasiswa yang belajar di UIN Malang, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang (dulu IKIP Malang), dan Universitas Islam Malang. Mayoritas berasal dari wilayah Provinsi Jawa Timur hingga Nusantara Tenggara Barat. Sebagian besar anggota Gubuk Tulis sudah menamatkan studinya.

“Waktu itu kami belum mempunyai basecamp sendiri sehingga para anggota Gubuk Tulis memutuskan untuk rutin bertemu di kedai-kedai atau warung-warung kopi. Kami sering melakukan diskusi mulai dari bedah buku, bedah film, sampai sharing karya tulis,” kata Muiz, 29 tahun.

Isu maupun tema diskusi mereka beragam. Namun kebanyakan bertema sosial-kebudayaan dan keagamaan, seperti dialog lintas iman. Kegiatan mereka sering diselingi dengan pembacaan puisi yang diiringi musik atau musikalisasi puisi.

Muiz dan kawan-kawan kemudian menularkan budaya literasi ke taman-taman di Kota Malang melalui program perpustakaan berjalan yang diberi nama Tebar Baca. Tebar Baca dilaksanakan tiap Minggu pagi. Program ini pertama kali digelar di Taman Singha Merjosari, tetangga Kafe Oase. Kegiatan serupa dibuat di Hutan Kota Malabar, Taman Kunang-kunang, Taman Tunggul Wulung, lokasi car free day di Jalan Ijen, dan tempat lain yang banyak didatangi warga.

“Karena kami awalnya mahasiswa semua, kami bawa buku-buku serius. Kami pikir nanti banyak mahasiswa yang mampir ke lapak kami. Tapi ternyata meleset karena justru banyak anak-anak yang datang,” ujar Muiz yang terkekeh mengenang awal-awal kegiatan Gubuk Tulis.

Pada kegiatan berikutnya, Muiz dan kawan-kawan memboyong buku anak-anak. Mereka dibantu Eko Cahyono, pendiri Perpustakaan Anak Bangsa (PAB). Berlokasi di Dusun Karangrejo, Desa Sukopuro, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, PAB banyak menuai penghargaan baik di tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional.

Kegiatan Tebar Baca masih cukup rutin mereka lakukan kecuali selama dua tahun mewabahnya pandemi Covid-19 (2020-2021). Selain Tebar Baca, Gubuk Tulis juga membuat Sekolah Literasi Gubuk Tulis pada 2018 sebagai wadah untuk belajar menulis dan ngeblog. Pada 2018 sekolah literasi diadakan dua kali di tempat berbeda.

“Sekolah literasi kami buka untuk umum, jadi bukan hanya untuk anggota Gubuk Tulis,” kata Muiz, bapak muda pemilik seorang balita perempuan.

Kesulitan terbesar untuk mendirikan dan menggerakkan komunitas literasi adalah pembiayaan. Hampir seluruh biaya operasional Gubuk Tulis berasal dari donasi anggota yang jumlahnya tidak seberapa dan tentu saja bersifat sukarela. Sebagian biaya juga berasal dari kantong Kafe Oase, hasil penjualan buku dan penyewaan proyektor maupun peralatan lain pendukung kegiatan literasi. Penjualan buku dan penyewaan peralatan berpusat di Kafe Oase.

Muiz menekankan dirinya tidak sekadar menjual kopi dan jajanan lain. Kafe Oase menyediakan perpustakaan dan perlengkapan penunjang kegiatan literasi, seperti peralatan sound system, mikrofon, proyektor. Beberapa alat musik, terutama gitar, tersedia di Kafe Oase.

<!--more-->

Kafe Oase kerap menggandeng komunitas saat menggelar diskusi atau bedah buku dan nonton bareng film. “Selain dengan komunitas, kami juga berjejaring dengan konten kreator, seperti Sabda Perubahan,” kata Muiz.

Perihal Toko Buku Oase

Muiz dan kawan-kawannaya berharap bisa membantu meningkatkan literasi di komunitasnya. Caranya, selain dengan menyediakan buku bacaan gratis di perpustakaan, pengunjung dapat membeli buku di sana. Toko Buku Oase (TBO) milik Muiz berkantor di kafe yang sama. Toko buki ini memang berawal dari kegiatan Gubuk Tulis. Muiz biasa menjajakan buku di sebuah acara diskusi. Bahkan, bahkan ia suka menawarkan langsung judul buku kepada peserta seusai acara. Namun, buku yang dijual TBO biasanya paling laris terjual di arena bedah buku. "Toko buku ini tumbuh berkembang selaras dengan napas literasi di Kota Malang, ya sekalian melengkapi infrastruktur peradaban literasi yang ada di kota Malang,” kata Muiz.

Karena itu pula, Muiz rela menyisihkan sebagian hasil penjualan buku untuk mendukung kegiatan Gubuk Tulis, semisal untuk pengadaan konsumsi, membiayai kegiatan Tebar Baca dari taman ke taman. Kafe Oase didirikan Muiz bersama tiga teman pada 11 Januari 2017. Empat sekawan ini berpatungan. Tapi, sejak akhir pandemi Covid-19, Kafe Oase resmi jadi milik Muiz dan dikelolanya sendiri.

Meski begitu, Muiz menukas, ia tetap mempertahankan nilai sosial. Toko Buku Oase tetap berkomitmen memberikan diskon lebih kepada siapa pun pembeli yang hobi membaca; aktif sebagai pegiat literasi, penggerak komunitas sastra, dan komunitas kajian lain. TBO siap mendukung setiap kegiatan yang diselenggarakan komunitas yang jadi jaringan maupun mitra Oase.

Logo Kafe Oase dan Toko Buku Oase difoto pada Sabtu, 10 Juni 2023. TEMPO/Abdi Purmono

Nama Oase dipilih sebagai nama kedai dan toko buku karena mengandung kedalaman makna yang luar biasa bagi Muiz dan kawan-kawan. Sebelum mereka sadar menggunakan nama Oase, Muiz dan kawan-kawan melihat fenomena kegersangan literasi dan rendahnya gairah intelektualitas mahasiswa. Sebuah ironi yang amat memprihatinkan di tengah banyaknya sekolah dan perguruan tinggi di Kota Malang.

Banyak mahasiswa yang kesulitan mendapat wadah untuk bisa mengekspresikan daya akal budi atau intelektual dan bakat seninya, serta kesusahan mencari kantong kebudayaan yang terbuka dan apresiatif. “Di situlah Oase hadir untuk menjadi penyegar atau telaga kesegaran intelektualisme yang ada di Kota Malang dalam bentuk kedai kopi dan toko buku. Keduanya berjalan beriringan dan saling menguatkan dalam rangka menyajikan kopi terbaik untuk jiwa, raga, dan akal-pikiran,” kata Muiz.

Seluruh pembiayaan TBO berasal dari kocek Muiz. Modalnya diawali dengan jadi penjual ulang atau reseller salah satu toko buku di kawasan Wilis. Muiz memotret buku yang terpajang di toko buku itu, lalu ditampilkan di akun media sosial untuk dijual. Uang ditransfer dulu, baru buku dikirim kepada pembeli.

Toko buku kecil itu mengusung tema “Aku membaca, aku tak sendiri.” Ada beragam buku dari penerbit indie yang kami sediakan, antara lain Marjin Kiri, Penerbit Obor, LKiS, Diva Press, Mata Bangsa, Globalindo, Alvabet, Pelangi Sastra, Kota Tua, Intrans, Langgar, dan Interlude.

Buku-buku dari penerbit itu tidak banyak beredar di toko buku mayor. Tapi, bagi Muiz, kandungan gizi dalam buku-buku dari penerbit alternatif itu patut dipertimbangkan dan kompetitif.

Diskusi buku juga menjadi salah satu cara untuk mengasah daya pikir komunitas. Sudah banyak narasumber yang mengisi kegiatan diskusi buku atau kajian lain di Kafe Oase. Antara lain, Soesilo Toer (adik kandung Pramoedya Ananta Toer), John Roosa (penulis buku Dalih Pembunuhan Massal), Mars Noersmono (penulis buku Bertahan Hidup di Pulau Buru), I Gusti Agung Ayu Ratih, Wahyu Susilo, Aan Anshori, Savic Ali, Virdika Rizky Utama (penulis buku Menjerat Gus Dur), Isfandiari Mahbub Djunaidi (putra jurnalis senior ternama, Mahbub Djunaidi), Candra Malik, Nadisyah Hosen, Irfan Afifi, Dandhy Dwi Laksono (pendiri WatchDoc), Felix Lamuri (Tempo Institute), dan Ignatius Haryanto (pendiri Lembaga Studi Pers dan Pembangunan/LSPP, sindikasi ISAI Jakarta).

Sedangkan tokoh maupun pegiat literasi di Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu) yang pernah mengisi kegiatan di Kafe Oase, antara lain Profesor Djoko Saryono (Guru Besar Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang), Tengsoe Tjahjono, Yusri Fajar, Dhofier Zuhry, Mohamad Mahpur, Ulfa Muhayani, Mohamad Anas, Mrs. Charlotte, Kristanto Budiprabowo, dan tokoh Syiah Jawa Timur.

Pandemi Covid-19 membuat Muiz dan kawan-sempat mengalihkan tempat diskusi di media daring. Sudah ada banyak pula diskusi yang dilakukan di Pada Agustus 2020, Muiz mengundang pegiat literasi dari Malang dan sekitarnya untuk mendiskusi peran pemuda dalam memajukan literasi dan kemerdekaan. Lalu pada 23 Agustus 2020 dia pun mengundang penulis Soe Tjen Marching untuk mendiskusikan buku berjudul Seks, Tuhan, dan Negara bersama narasumber lain, yaitu Aan Anshori.

KPada pandemi 2021, Muiz dan kawan-kawan bersama jejaring komunitas menggelar Festival Indonesia Bahagia, 8 September sampai 10 Oktober 2021. Mereka mendiskusikan buku yang dibaca atau ditulis para narasumber dalam 10 episode. Beberapa buku yang dibahas adalah Buku Kronik Pedalaman yang dibahas oleh penulisnya langsung Misbahus Surur; hingga buku berjudul Islam Berkebudayaan yang dibahas oleh penulisnya langsung M. Jadul Maula (sekarang Ketua Pengurus Pusat Lesbumi NU).

Ujungnya, dari serangkaian kegiatan itu, Kafe Oase dan Toko Buku Oase mendirikan Oase Institute dan Oase Store. Oase Institute sebagai wadah baru dalam bidang penelitian dan pemberdayaan masyarakat kemudian “melahirkan” Yayasan Oase Cakrawala Nusantara. Sedangkan Oase Store sebagai lokapasar alias marketplace dari Toko Buku Oase dan produk kerajinan lainnya.

Perlu banyak usaha dan kolaborasi untuk meningkatkan literasi masyarakat Indonesia. Harapannya, akan lebih banyak Oase yang bisa membantu mengembangkan ilmu literasi kepada masyarakat, khususnya komunitas di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya.

Pilihan Editor: Memperkecil Ketimpangan Literasi dan Inklusi Keuangan

ABDI PURMONO

Berita terkait

Cerita Kedai Kopi Difabel di Jalan Kendal

1 hari lalu

Cerita Kedai Kopi Difabel di Jalan Kendal

Pramusaji dan barista kedai kopi difabel di Jalan Kendal menceritakan suka-duka menghadapi pelanggan yang tak menyadari bahwa mereka tuli.

Baca Selengkapnya

Skor Literasi Anjlok, Kemendikbudristek Sebar 4 Juta Eksemplar Buku ke Sekolah di Indonesia

5 hari lalu

Skor Literasi Anjlok, Kemendikbudristek Sebar 4 Juta Eksemplar Buku ke Sekolah di Indonesia

Kemendikbudristek menyebar jutaan buku pengayaan ke sekolah di berbagai daerah. Upaya mengatasi pelemahan literasi membaca.

Baca Selengkapnya

3 Fitur Komentar Instagram yang Perlu Diketahui

7 hari lalu

3 Fitur Komentar Instagram yang Perlu Diketahui

Tiga fitur komentar ini merupakan wujud instagram untuk menjadi aplikasi yang lebih ramah dan inklusif bagi penggunanya.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

14 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Cara Berlatih Soal Melalui Framework Sebelum UTBK 2024

19 hari lalu

Cara Berlatih Soal Melalui Framework Sebelum UTBK 2024

Keberadaan framework SNPBM telah ada sejak tahun 2023 lalu, layanan ini bisa dimanfaatkan untuk mengetahui komponen soal dan uji coba soal UTBK 2024

Baca Selengkapnya

Hari Film Nasional Momen Tepat untuk Tingkatkan Literasi dan Apresiasi Film

42 hari lalu

Hari Film Nasional Momen Tepat untuk Tingkatkan Literasi dan Apresiasi Film

Hari Film Nasional bisa menjadi momen untuk menyoroti berbagai program peningkatan literasi dan apresiasi film

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran, Yogyakarta Genjot Lama Tinggal Wisatawan Naik Lebih Awal

48 hari lalu

Libur Lebaran, Yogyakarta Genjot Lama Tinggal Wisatawan Naik Lebih Awal

Masa cuti bersama dan libur Lebaran berlangsung selama delapan hari, yaitu dari tanggal 8 hingga 15 April 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

NgabubuDrive, Cara Komunitas di Yogyakarta, Edukasi Pecinta Otomotif Sembari Ngabuburit

49 hari lalu

NgabubuDrive, Cara Komunitas di Yogyakarta, Edukasi Pecinta Otomotif Sembari Ngabuburit

Momen menunggu saat berbuka puasa atau ngabuburit di masa ramadan bisa diisi dengan berbagai hal produktif agar tak membosankan.

Baca Selengkapnya

Selangkah Lagi Jadi WNI, Calon Pemain Timnas Indonesia Maarten Paes Sudah Pelajari Pancasila dan Indonesia Raya

7 Maret 2024

Selangkah Lagi Jadi WNI, Calon Pemain Timnas Indonesia Maarten Paes Sudah Pelajari Pancasila dan Indonesia Raya

Maarten Paes ingin segera belajar Bahasa Indonesia dan berjanji bakal berkontribusi untuk perkembangan sepak bola Indonesia.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

3 Maret 2024

5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

Buku bacaan literasi memiliki beragam manfaat untuk perkembangan anak. Simak lima manfaat membaca buku jenis ini.

Baca Selengkapnya