10 Risiko Kesehatan Akibat Terus Terpapar Pencemaran Udara

Reporter

Rindi Ariska

Editor

Dwi Arjanto

Sabtu, 12 Agustus 2023 16:34 WIB

Warga melihat pemandangan Kota Jakarta yang diselimuti polusi udara pada Selasa, 25 Juli 2023. Berdasarkan data IQAir pukul 16.29 WIB, Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas udara dan polusi terburuk di dunia dengan nilai indeks 168 atau masuk kategori tidak sehat. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Tingginya aktifitas industri dan transportasi dapat memicu timbulnya pencemaran udara (polusi udara) lewat cerobong-cerobong asap maupun knalpot kendaraan. Apabila terus terpapar pencemaran udara, akan berdampak pada kesehatan.

Pencemaran udara yang terakumulasi mewujud berupa kualitas udara suatu daerah yang memburuk. Pada 8-9 Agustus 2023, kualitas udara Jakarta bahkan tergolong yang terburuk di dunia. Melansir laman IQAir, perusahaan teknologi asal Swiss yang berfokus pada pengukuran kualitas udara, indeks kualitas udara Jakarta pada dua hari itu adalah 160 hingga 164.

Salah satu konsentrasi yang menjadi polutan utama, yaitu PM2.5 sebanyak 72 mikrogram per meter kubik.

Dilansir dari p2ptm.kemkes.go.id, dampak pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana misalnya di dalam rumah, sekolah dan kantor. Pencemaran ini disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution).

Sementara itu pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan dan proses alami oleh makhluk hidup.

Aneka Dampak Pencemaran Udara

Advertising
Advertising

Faktanya, pencemaran udara memiliki dampak terhadap kesehatan. Berikut deretan 10 risiko kesehatan akibat terus terpapar pencemaran udara, diantaranya:

1. Memicu Serangan Asma

Salah satu dampak kesehatan dari pencemaran udara adalah memicu serangan asma. Serangan asma menjadi dampak polusi udara yang mungkin terjadi, terutama bagi orang yang sebelumnya telah memiliki riwayat asma.

Dikutip dari American Lung Association, menghirup udara yang tercemar polusi dapat menyebabkan peningkatan serangan asma, yang dapat mengakibatkan kunjungan ke ruang gawat darurat dan masuk rumah sakit, belum lagi kehilangan pekerjaan dan sekolah.

2. Meningkatkan Risiko Infeksi dan Peradangan di Jaringan Paru-paru

Pencemaran udara dapat meningkatkan risiko infeksi dan peradangan pada jaringan paru-paru. Udara yang kotor bisa menyerang paru-paru, menyebabkan pembengkakan dan iritasi di jaringan paru, serta infeksi paru. Kondisi infeksi paru-paru ini lebih berisiko terjadi pada anak-anak. Selain itu, dampak polusi udara ini juga bisa terjadi pada orang sehat maupun orang yang memiliki riwayat asma dan penyakit paru lainnya, sehingga memperburuk kondisinya.

3. Memicu Kanker Paru-paru

Zat-zat berbahaya yang terdapat di udara yang telah tercemar juga dapat menimbulkan kanker paru-paru. Pada 2013, Organisasi Kesehatan Dunia menetapkan bahwa polusi partikel dapat menyebabkan kanker paru-paru, yang merupakan penyebab utama kematian terkait kanker di Amerika Serikat.

4. Menghambat Perkembangan Anak

Paparan polusi udara dapat memperlambat dan menghambat perkembangan paru-paru pada anak-anak yang sedang tumbuh, membahayakan kesehatan mereka sekarang dan mengurangi fungsi paru-paru mereka saat dewasa.

5. Memicu Penyakit Kardiovaskular

Dikutip dari Medical News Today, penelitian menunjukkan bahwa tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara yang lebih tinggi dapat meningkatkan risiko kematian akibat stroke. Polusi udara dapat memicu stroke dan serangan jantung.

6. Persalinan Prematur

Menurut penelitian yang dimuat dalam International Journal of Environmental Research and Public Health, paparan udara yang tercemar bisa membuat ibu hamil lebih mungkin mengalami persalinan prematur. Para peneliti menemukan bahwa kemungkinan persalinan prematur berkurang dengan penurunan paparan.

7. Menimbulkan Penyakit Paru Lainnya

Pencemaran udara juga dapat mengakibatkan berbagai penyakit paru, mulai dari penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pneumonia, hingga bronkitis. Selain itu, pencemaran udara membuat kondisi penyakit paru tersebut semakin parah dan sering membuat penderitanya kesulitan bernapas hingga meningkatkan angka rawat inap dan risiko kematian.

8. Meningkatkan Risiko Kematian

Polutan beracun tertentu di udara, terutama yang dikeluarkan oleh pabrik, dapat menyebabkan reaksi merugikan bagi sebagian orang, menyebabkan sesak napas dan kematian. Sains menunjukkan bahwa paparan jangka pendek dan jangka panjang terhadap udara tidak sehat dapat mempersingkat hidup Anda dan menyebabkan kematian dini.

9. Penyakit Kulit

Ada berbagai penyakit kulit yang dikaitkan dengan pencemaran udara, termasuk eksim, psoriasis, dan jerawat. Eksim adalah suatu kondisi yang menyebabkan kulit menjadi kering, gatal, dan meradang. Diperkirakan bahwa polusi udara dapat memicu atau memperburuk serangan eksim.

Psoriasis adalah kondisi autoimun kronis yang menyebabkan kulit berkembang, bercak merah tertutup sisik putih. Polusi udara telah terbukti memicu munculnya psoriasis. Sementara, jerawat merupakan kondisi kulit umum yang menyebabkan jerawat dan komedo. Polusi udara telah dikaitkan dengan peningkatan jerawat.

10. Meningkatkan Risiko Pneumonia

Pneumonia disebabkan terutama karena bakteri, jamur, dan parasit di udara yang tercemar alias di lingkungan dengan intensitas pencemaran udara tinggi. Pneumonia adalah penyakit polusi udara yang serius, terkadang fatal, yang berdampak pada anak-anak dan orang tua. Ini adalah infeksi paru-paru yang menyebabkan kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru terisi nanah, menyebabkan kesulitan bernapas, batuk berdahak, menggigil, dan demam, dikutip dari tataaig.com.

LUNG.ORG | MEDICAL NEWS TODAY | TATAAIG
Pilihan editor: Media Asing Soroti Jakarta Sebagai Kota Paling Tercemar di Dunia

Berita terkait

Berikut Pengertian, Penyebab, Gejala Awal dari Penyakit Lupus

2 hari lalu

Berikut Pengertian, Penyebab, Gejala Awal dari Penyakit Lupus

Pelajari lebih lanjut tentang gejala dan kemungkinan komplikasi lupus. Apa saja tanda-tanda awal penyakit lupus?

Baca Selengkapnya

6 Cara Menangani Asam Urat dengan Sederhana, Salah Satunya Minum Air Lemon

11 hari lalu

6 Cara Menangani Asam Urat dengan Sederhana, Salah Satunya Minum Air Lemon

Asam urat dapat ditangani secara sederhana dengan pengobatan rumahan. Berikut 7 cara yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Kondisi Kolesterol Tahapan Lanjut Bisa Terlihat dari Tanda di Wajah

15 hari lalu

Kondisi Kolesterol Tahapan Lanjut Bisa Terlihat dari Tanda di Wajah

Gejala kolesterol tahapan lanjut dapat dilihat secara fisik dan dirasakan tubuh. Antara lain, bisa ditandai dari wajah. Apa saja?

Baca Selengkapnya

10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

25 hari lalu

10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

25 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

25 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

Berdasarkan pantauan pada pukul 05.35 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 151.

Baca Selengkapnya

Cara Mudah Redakan Radang Gusi di Rumah

30 hari lalu

Cara Mudah Redakan Radang Gusi di Rumah

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di rumah untuk pengobatan sementara radang gusi. Salah satunya kompres air dingin.

Baca Selengkapnya

Siklon Tropis Olga, Kualitas Udara Jakarta, dan Gelombang Tinggi Saat Mudik di Top 3 Tekno

33 hari lalu

Siklon Tropis Olga, Kualitas Udara Jakarta, dan Gelombang Tinggi Saat Mudik di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Berita Terkini Selasa pagi ini, 9 April 2024, dipuncaki artikel yang menjelaskan keberadaan dan pengaruh dari Siklon Tropis Olga,

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?

33 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?

Selama tiga hari terakhir, bersamaan dengan mudik lebaran, 11 stasiun pemantau kualitas udara Jakarta dan sekitarnya mencatat membaiknya level ISPU.

Baca Selengkapnya

Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

36 hari lalu

Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

Penyakit autoimun tidak dapat dicegah namun terdapat cara untuk mengurangi risikonya. Bagaimana pula gejalanya?

Baca Selengkapnya