5 Tanda Seseorang Gila Kerja atau Workaholic: Kurang Tidur Hingga Stres Berlebihan

Selasa, 24 Oktober 2023 10:15 WIB

Ilustrasi wanita gila kerja/Workaholic. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pernah merasa kesulitan saat menyeimbangkan kehidupan pribadi dengan pekerjaan? Bila iya, itu menjadi salah satu tanda workaholic atau seseorang yang gila kerja. Pekerjaan memang seharusnya dilakukan sebaik mungkin, tapi bila sudah bekerja secara berlebihan, hal itu bisa berdampak buruk bagi kesehatan jangka panjang.

Kecanduan kerja jadi masalah yang sering dihadapi oleh beberapa orang. Mulai dari selebritas hingga karyawan biasa. Salah satunya yaitu aktor asal Inggris Idris Elba. Baru-baru ini, dalam sebuah wawancara dia mengaku telah menjadi sosok yang gila kerja. Bahkan sejak tahun lalu, dia sampai harus menjalani terapi untuk melawan kecanduannya itu.

Kisah Idris Elba Jadi Workaholic

“Saya kecanduan kerja dan itu merugikan hidup saya. Tidak ada hal ekstrem yang baik, yang terpenting adalah keseimbangan,” kata Idris Elba dalam podcast Changes bersama Annie Macmanus.

Nyatanya, bukan hanya aktor Hollywood yang bisa menderita obsesi ini. Menurut penelitian ilmiah, empat dari sepuluh orang dewasa tidak tahu caranya mengatur waktu agar berhenti kerja. Cate Sevilla, jurnalis dan penulis How To Work Without Losing Your Mind mengatakan bahwa beberapa orang menderita gangguan ini, namun kebanyakan orang hanya memiliki hubungan yang bermasalah dengan pekerjaan mereka, bukan benar-benar gila kerja.

Tanda Workaholic

Lantas, apa saja tanda workaholic? Berikut penjelasan selengkapnya.

Advertising
Advertising

1. Abaikan Kesehatan

Jika kesehatan sedang memburuk tetapi seseorang terus bekerja keras, mungkin ada masalah gangguan gila kerja. Saat sedang stres, tubuh sering kali memberikan tanda, tapi kebanyakan orang justru mengabaikannya. Bila sampai mengabaikan kesehatan dan tetap bekerja saat sakit, sebaiknya perbaiki lagi hubungan serta keseimbangan waktu kerja.

2. Kurang Tidur

Pikirkan kembali hubungan dengan pekerjaan bila Anda lebih memilih kurang tidur dan kerja terus-menerus. Bila Anda lebih mengutamakan pekerjaan dibanding waktu tidur malam, ini jadi salah satu tanda gila kerja. Bisa jadi bahkan tidak bisa tidur saat sedang libur karena memikirkan pekerjaan.

3. Tidak Punya Waktu untuk Keluarga dan Teman Dekat

Bila seseorang tidak punya waktu untuk keluarga, teman, atau menjaga hubungan personal, sebaiknya waspada dan cobalah temukan keseimbangan dalam pekerjaan. Selalu tidak punya waktu untuk elemen fundamental dari kondisi kemanusiaan adalah tanda hubungan dengan pekerjaan yang tidak sehat.

4. Bekerja Setiap Waktu

Tanda bahaya lainnya yaitu bekerja setiap saat bahkan saat liburan, larut malam, atau di akhir pekan. Biasanya, orang yang gila kerja justru akan merasa stres jika dilarang bekerja, bahkan di waktu istirahat sekalipun. Workaholic tidak memiliki keseimbangan kehidupan kerja dan privasi.

5. Merasa Cemas dan Stres Berlebihan

Jika merasa mudah tersinggung, cemas, atau stres saat tidak bisa bekerja, ini adalah tanda workaholic lainnya. Mereka yang gila kerja akan selalu merasa dihantui oleh pekerjaan bahkan sampai takut untuk membuka ponsel saat sedang libur. Sebaliknya, ada pula workaholic yang menjadikan pekerjaan sebagai sarana melampiaskan stres dan perasaan cemas. Menurut workaholic, bekerja lebih banyak akan menjadi solusi. Padahal, hal itu hanya akan memperburuk keadaan karena tidak memiliki ruang untuk diri sendiri.

VOGUE | FORBES

Pilihan Editor: Bahaya! 5 Dampak Negatif Menjadi Seorang Workaholic

Berita terkait

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

8 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

10 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

10 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

10 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

13 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

15 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

15 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

15 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya

Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

18 hari lalu

Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

Stres sebabkan sakit punggung bisa terjadi lantaran tubuh Anda mengalami reaksi kimia sebagai respons terhadap stres.

Baca Selengkapnya

Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

20 hari lalu

Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.

Baca Selengkapnya