Apa yang Terjadi jika Digigit Nyamuk Wolbachia?

Editor

Nurhadi

Sabtu, 25 November 2023 10:20 WIB

Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP

TEMPO.CO, Jakarta - Wolbachia adalah jenis bakteri yang umumnya ditemukan pada serangga, termasuk nyamuk. Wolbachia sering kali dimanfaatkan dalam upaya mengontrol populasi nyamuk karena bakteri ini dapat mengganggu kemampuan nyamuk untuk menyebarkan penyakit seperti demam berdarah, zika, dan penyakit lainnya. Lantas, apa yang terjadi jika digigit nyamuk Wolbachia?

1. Tak berefek langsung pada manusia

Nyamuk yang terinfeksi Wolbachia biasanya tak menyebabkan efek langsung yang berbeda bagi manusia saat digigit. Wolbachia pada nyamuk umumnya hanya berdiam diri dalam tubuh nyamuk dan tak ditransmisikan kepada manusia saat nyamuk menggigit.

Menurut peneliti Wolbachia dari Universitas Gadjah Mada, Riris Andono Ahmad, walau efek gatal akibat gigitan nyamuk ber-wolbachia masih sama dengan nyamuk Aedes aegypti umumnya, nyamuk tersebut tak menularkan lagi virus dengue.

2. Pengaruh pada penyakit yang disebarkan oleh nyamuk

Advertising
Advertising

Peneliti yang kerap disapa Doni itu juga membantah soal bisa atau bakteri dalam tubuh nyamuk berpindah ke serangga lain, hewan, atau manusia. Menurut dia, bakteri Wolbachia hanya bisa tinggal di dalam sel tubuh serangga sehingga begitu keluar dari sel tubuhnya maka bakteri tersebut akan mati.

Artinya, Wolbachia dapat mengganggu reproduksi dan siklus hidup nyamuk. Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika nyamuk Aedes aegypti (penyebab demam berdarah dan zika) terinfeksi Wolbachia, bakteri ini dapat mengurangi kemampuan nyamuk untuk menyebarkan virus-virus tersebut. Hal ini bisa menjadi metode kontrol vektor yang efektif untuk mengurangi penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.

3. Potensi dalam pengendalian populasi nyamuk

Melalui teknik pembebasan nyamuk yang terinfeksi Wolbachia ke populasi liar, upaya kontrol vektor sedang dikembangkan untuk mengurangi populasi nyamuk pembawa penyakit. Nyamuk yang mengandung Wolbachia ini, ketika dilepaskan ke alam liar, dapat membantu dalam menghambat penyebaran penyakit yang dibawa oleh nyamuk tersebut.

Dikutip dari Indonesia.go.id, Wolbachia menjadi inovasi yang dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD), sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia.

Dikutip dari Centers for Desease Control and Prevention, komunitas di Texas dan Kalifornia yang telah melepaskan nyamuk ber-Wolbachia melaporkan adanya penurunan jumlah nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ber- Wolbachia telah berhasil digunakan di Singapura, Thailand, Meksiko, dan Australia.

ANTARA

Pilihan Editor: Mekanisme Nyamuk Wolbachia yang Disebut Bisa Mengerem Kasus DBD

Berita terkait

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

8 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

13 hari lalu

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

Beredar video mengenai lonjakan kasus Demam Berdarah di Bekasi yang terdampar di ruang IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

14 hari lalu

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitu juga dengan DBD. Berikut penjelasan Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

17 hari lalu

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

Ada berbagai cerita di tengah pelaksanaan UTBK SNBT di UNJ, diantaranya ada peserta yang sakit DBD.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

17 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

20 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

20 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

21 hari lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

26 hari lalu

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

28 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya