3 Gejala Penyakit Kawasaki pada Balita dan Perlu Mendapat Perhatian

Reporter

Antara

Rabu, 31 Januari 2024 16:31 WIB

Indah Suraya Rizki Rambe, 3 tahun terbaring lemah di ruang perawatan kelas III RS Omni Alam Sutra, Minggu (06/12). Ia dinyatakan menderita penyakit Kawasaki sementara ia dijamin oleh salah satu dokter karena orangtuanya tidak mampu membayar biaya per

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Kesadaran Kawasaki Sedunia diperingati setiap 26 Januari. Penyakit Kawasaki ditemukan pada 1967 di Jepang oleh dokter anak bernama Tomisaku Kawasaki. Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Najib Advani, pun meminta orang tua mewaspadai penyakit Kawasaki yang langka dan tidak diketahui semua dokter.

"Saya katakan ini bukan penyakit sehari-hari, enggak semua dokter mungkin menyadari begitu," katanya dalam diskusi mengenai Hari Kesadaran Kawasaki Sedunia, Rabu, 31 Januari 2024.

Najib mengatakan Kawasaki merupakan penyakit yang langka dan hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab penyakit yang umumnya menyerang balita tersebut. Jika penyakit Kawasaki tidak ditangani pada awal kemunculannya maka dapat mengakibatkan gangguan jantung pada anak yang bisa terjadi seumur hidup karena penyakit tersebut mengakibatkan pembuluh darah jantung (arteri koroner) tersumbat.

"Kalau koronernya tersumbat maka otot-otot jantung akan rusak sehingga darah tidak bisa beredar dengan baik," ujar anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Kardiologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu.

Gejala umum
Ia mengatakan beberapa gejala umum penyakit Kawasaki antara lain demam tinggi yang berlangsung 4-5 hari, kedua mata memerah tanpa ada kotoran, bibir dan lidah merah seperti stroberi, ruam mirip campak di sekujur tubuh, serta benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.

Advertising
Advertising

"Kelainan jantung timbul setelah minggu kedua, di hari ketujuh. Hari kesepuluh mulai timbul kelainan jantung," ucapnya.

Najib menyebutkan penanganan kasus penyakit kawasaki harus dilakukan sejak dini atau sebelum hari ketujuh agar penanganan dapat dilakukan secara maksimal. Adapun langkah penanganannya dengan rawat inap di rumah sakit selama setidaknya empat hari untuk diberikan berbagai jenis obat-obatan lalu setelahnya dilanjutkan rawat jalan dengan pemeriksaan jantung secara rutin menggunakan alat elektrokardiogram (EKG).

"Entry point-nya tiga sebenarnya, demam, ruam, dan mata merah. Tiga saja, ingat itu. Kalau sudah tiga itu, pikirkan kemungkinan Kawasaki, baru ke dokter yang biasa menangani Kawasaki," tuturnya.

Pilihan Editor: Imunisasi Lengkap untuk Kurangi Risiko Penyakit Kawasaki

Berita terkait

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

7 jam lalu

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

Dokter anak menjelaskan gejala penyakit lupus pada anak umumnya lebih gawat dibanding pada orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

1 hari lalu

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

Tak sekedar olahraga dan makan sehat, ada cara lain yang mungkin tak pernah Anda duga tapi baik untuk kesehatan jantung.

Baca Selengkapnya

Mengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta

2 hari lalu

Mengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta

Tak perlu operasi, berikut tindakan yang bisa diterapkan untuk mengatasi pembesaran aorta atau pembuluh darah utama.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

5 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

5 hari lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

6 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

7 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

8 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

13 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

14 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya