Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

Reporter

Antara

Jumat, 29 Maret 2024 16:42 WIB

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Mahar Mardjono Jakarta, Yuyun Miftaqul Rahmah, merespons sejumlah mitos terkait epilepsi dan mengatakan penderitanya dapat beraktivitas normal jika disiplin dalam pengobatan.

"Obatnya minum rutin, pencetus dihindari, kejang tidak terjadi, pasien bisa beraktivitas seperti biasa. Tapi memang gaya hidupnya harus lebih sehat, harus lebih tertata dibanding orang-orang biasa," ujar Yuyun di acara penyuluhan kesehatan dalam rangka Hari Epilepsi Sedunia, Kamis, 28 Maret 2024.

Dia menjelaskan epilepsi dapat disebabkan penyakit vaskular, stroke, kongenital atau bawaan saat lahir, trauma, tumor, penyakit neurodegeneratif, serta infeksi. Namun, yang terbesar adalah idiopatik, yaitu tidak diketahui apa penyebabnya. Yuyun menyebut dua definisi epilepsi. Yang pertama ketika orang kejang dan 24 jam berikutnya kejang lagi.

"Atau yang kedua kejangnya satu kali tapi punya kemungkinan mengalami kejang berulang dalam waktu 10 tahun," tambahnya.

Dia menyebut jenis epilepsi yang kedua ditemukan pada pasien yang pernah ada lesi di otak sebelumnya, apakah karena stroke, trauma, infeksi, atau tumor. Menurutnya, masih beredar mitos di masyarakat epilepsi semacam penyakit kutukan atau kerasukan. Hal itu tidak benar namun terjadi karena adanya aktivitas listrik yang abnormal di otak.

Advertising
Advertising

Bisa diobati
Selain itu, ada juga yang beranggapan epilepsi dapat ditularkan melalui air liur penderita. Dia menjelaskan air liur yang keluar adalah reaksi kelenjar air liur saat terjadi kejang dan tidak apa-apa jika terkena. Ia juga menyebut pasien epilepsi dapat menikah, bahkan hamil dan melahirkan anak yang sehat, tidak seperti anggapan sejumlah orang.

"Kalau misalnya wanita mau hamil, kalau pasien dengan kejang memang sebaiknya dikomunikasikan ke kita karena obat-obatan antikejang, terutama yang golongan lama, memang bisa mempengaruhi kehamilan. Jadi kalau misalnya memang bisa kita atur sebelum kehamilan terjadi, itu lebih bagus," tuturnya.

Dia juga menyebutkan epilepsi dapat diobati dan dikontrol, bahkan penderitanya dapat beraktivitas. Yuyun menyebut banyak pasien epilepsi di RS itu kuliah, kerja, dan sekolah seperti biasa. Hal itu dapat dicapai asalkan meminum obat secara rutin dan hidup teratur, misalnya istirahat atau makan sesuai waktunya, serta menghindari pencetus.

Adapun pencetus-pencetus kejang adalah kelelahan, kurang tidur, telat makan, banyak pikiran, terlalu banyak bermain gawai atau menonton TV, terutama di tempat gelap. Namun, mereka perlu berhati-hati ketika melakukan tiga hal, yaitu menyetir, memasak, dan berenang karena apabila terjadi kejang saat aktivitas itu dapat berakibat fatal. Sebaiknya ketiga aktivitas itu dihindari.

Pilihan Editor: Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

Berita terkait

Mengapa Penderita Kolesterol Sebaiknya Menghindari Masakan Bersantan?

1 hari lalu

Mengapa Penderita Kolesterol Sebaiknya Menghindari Masakan Bersantan?

Saalah satu yang wajib dihindari penderita kolesterol adalah makanan bersantan. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

1 hari lalu

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

Efek akut marah-marah pada kerja pembunuh darah, yang mungkin menambah peluang serangan jantung dan stroke.

Baca Selengkapnya

Memahami Produksi Adrenalin dan Tugasnya bagi Tubuh

2 hari lalu

Memahami Produksi Adrenalin dan Tugasnya bagi Tubuh

Adrenalin juga dikenal sebagai efinefrin, hormon yang biasanya diproduksi saat tubuh menghadapi situasi yang menegangkan atau bikin stres.

Baca Selengkapnya

Inilah 8 Penyebab Pikun Datang Lebih Cepat

2 hari lalu

Inilah 8 Penyebab Pikun Datang Lebih Cepat

Pikun diartikan sebagai penurunan fungsi bagian luar jaringan otak atau cortex yang menyebabkan penurunan intelektual.

Baca Selengkapnya

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

2 hari lalu

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

Tak sekedar olahraga dan makan sehat, ada cara lain yang mungkin tak pernah Anda duga tapi baik untuk kesehatan jantung.

Baca Selengkapnya

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

2 hari lalu

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

Gaya hidup membantu untuk mengurangi resiko pikun sampai demensia alzheimer.

Baca Selengkapnya

Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

6 hari lalu

Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

Gejala trauma dari jejak trauma yang tidak sembuh seutuhnya ataupun belum diproses dengan baik, menunjukkan beberapa tanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

9 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Perlu Dilakukan Wanita untuk Menangkal Stroke

13 hari lalu

5 Hal yang Perlu Dilakukan Wanita untuk Menangkal Stroke

Pakar kesehatan membagi lima tips buat kaum wanita untuk menurunkan risiko terserang stroke. Pasalnya, risiko pada perempuan dinilai lebih besar.

Baca Selengkapnya

Makanan yang Dianjurkan Pakar Saraf untuk Pasien Stroke

13 hari lalu

Makanan yang Dianjurkan Pakar Saraf untuk Pasien Stroke

Pakar saraf menyarankan pasien stroke memakan kacang-kacangan karena mengandung antioksidan tinggi. Apa lagi yang dianjurkan?

Baca Selengkapnya