Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Reporter

Antara

Selasa, 9 April 2024 14:48 WIB

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia.

"Ini masih penyakit zoonosis dan kalau lihat kecepatan jumlah orang yang sakit, sampai saat ini baru dilaporkan satu orang," katanya, Selasa, 9 April 2024.

Ia mengatakan penyakit tersebut ditularkan melalui gigitan atau cakaran binatang, bukan dari manusia ke manusia, sehingga sulit bagi penyakit itu untuk ditularkan secara cepat. Namun demikian, masyarakat diingatkan untuk tetap waspada, terutama bagi warga negara Indonesia yang berlibur ke Hong Kong, Cina, atau negara yang melaporkan kasus serupa.

"Penularan manusia ke manusia hampir tidak terjadi, sangat kecil. Untuk itu, hindari monyet, jangan memberi makan dan bila ada luka akibat gigitan atau cakaran cuci dengan air mengalir dan sabun," sarannya.

Dia juga mengingatkan untuk segera ke fasilitas kesehatan untuk penanganan apabila diserang monyet. Sebelumnya, di berbagai media dikabarkan seorang pria berusia 37 tahun diserang dan dilukai oleh sekawanan monyet di Kam Shan Country Park, Hong Kong, pada akhir Februari 2024.

Advertising
Advertising

Sebabkan kerusakan otak
Menurut situs pemerintah Hong Kong, beberapa minggu kemudian pria tersebut mendadak jatuh sakit, padahal selama ini kesehatannya baik. Kemudian, pria tersebut dilarikan ke UGD di Rumah Sakit Yan Chai pada 21 Maret 2024.

Pada 3 April 2024, Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong menemukan spesimen cairan serebrospinal pria itu positif virus B. Kini, kondisi pria itu kritis dan menjalani perawatan intensif.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), infeksi virus B sangat langka namun dapat menyebabkan kerusakan otak, bahkan kematian apabila tidak ditangani sesegera mungkin. Orang dapat terjangkit virus B apabila digigit atau dicakar monyet yang terinfeksi atau bersentuhan dengan mata, hidung, atau mulut monyet tersebut.

Gejala-gejala virus B mirip flu, seperti demam, nyeri otot, kelelahan, serta sakit kepala. Selain itu, ada kemungkinan area kulit atau luka yang bersentuhan dengan monyet melepuh. Biasanya, gejala-gejala tersebut muncul sebulan setelah kontak dengan primata tersebut. Namun, gejala-gejala itu juga dapat muncul dalam waktu 3-7 hari.

Pilihan Editor: Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Berita terkait

Raja Salman Demam Tinggi dan Nyeri Sendi, Akan Jalani Tes Medis

14 jam lalu

Raja Salman Demam Tinggi dan Nyeri Sendi, Akan Jalani Tes Medis

Raja Salman dari Arab Saudi mengalami demam tinggi dan akan menjalani pemeriksaan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

20 jam lalu

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

Kemenkes minta jemaah haji mewaspadai virus MERS-CoV pada musim haji. Berikut gejalanya dan risiko terinfeksi virus ini.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

11 hari lalu

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

Dokter anak menjelaskan gejala penyakit lupus pada anak umumnya lebih gawat dibanding pada orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

16 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

17 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

18 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

19 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

24 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

26 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

27 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya