Sering Begadang Menonton Laga Euro 2024? Waspada Aneka Risiko Begadang Bagi Tubuh
Reporter
Ellya Syafriani
Editor
Dwi Arjanto
Minggu, 23 Juni 2024 16:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Laga Piala Eropa alias Euro 2024 berlangsung pada 15 Juni hingga 16 Juli 2024 mendatang. Pertandingan tengah malam dimulai pukul 11 malam hingga pukul 4 dini hari. Hal itu membuat para fans sepak bola menghabiskan waktu untuk begadang lantaran mengejar tontonan favorit tim-tim kesayangan..
Akan tetapi tahukah, tidur larut malam mempengaruhi kondisi sistem organ seperti jantung, otak, kulit, dan hati. Karena harus bekerja lebih keras dan menanggung beban saat begadang. Dampak lainnya begadang yang dapat dirasakan oleh tubuh secara rutin di antaranya:
1. Menyebabkan Kebiasaan Makan yang Buruk
Dilansir dari power of positivity, orang yang suka tidur larut malam suka mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Dalam penelitian terhadap 52 orang, peneliti menemukan adanya hubungan pola tidur yang buruk dengan kebiasaan makan yang tidak sehat. Penulis senior studi Phylliss Zee mengatakan, tidur dan makan yang tidak selaras dengan jam internal tubuh menyebabkan perubahan nafsu makan dan metabolism yang menyebabkan penambahan berat badan.
2. Meningkatkan Risiko Diabetes
Studi penelitian yang diterbitkan Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, baik pria maupun wanita menghadapi risiko kesehatan akibat begadang. Laki-laki yang begadang lebih mungkin terkena diabetes, sedangkan perempuan dua kali lebih mungkin terkena sindrom metabolik. Penelitian lainnya menunjukkan mengonsumsi kalori lewat pukul 8 malam dan paparan cahaya berlebihan akan mempengaruhi fungsi metabolism.
3. Melemahnya Sistem Kekebalan Tubuh
Tidur memiliki peran penting dalam menjaga fungsi kekebalan tubuh, kekurangan tidur dapat melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi. Sehingga membuat badan rentan terhadap penyakit semacam pilek maupun flu.
4. Gangguan Fungsi Kognitif
Begadang secara rutin mempengaruhi proses kognitif seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan menjaga konsolidasi memroi. Selain itu kurang tidur memengaruhi konsentrasi, menjaga memori, dan kinerja kognitif.
5. Membahayakan Kesehatan Otak
Peneliti di Universitas Aechan di Jerman melakukan pindai otak terhadap 59 orang yang dikategorikan ke dalam tiga kelompok: 16 orang yang bangun pagi, 23 orang yang suka tidur malam, dan 20 orang yang bangun pagi. Menganalisis hasil pemindaian, para ilmuwan menyimpulkan bahwa orang yang suka tidur malam memiliki lebih sedikit “integritas materi putih” di berbagai area otak.
Materi putih di otak merupakan jaringan lemak yang memfasilitasi komunikasi antar neuron, atau cara otak mengirimkan sinyal ke berbagai area tubuh.
Tingkat materi putih yang tidak proporsional menekan kemampuan untuk mengirimkan sinyal ke seluruh otak dan tubuh. Sampai saat ini, tingkat materi putih yang tidak normal berhubungan dengan depresi dan gangguan fungsi kognitif.
6. Mengubah Produksi Melatonin
Melatonin adalah hormon yang diproduksi di kelenjar pineal yang mengatur tidur dan terjaga. Paparan cahaya menstimulasi jalur dari retina mata ke hipotalamus otak Anda. Jalur ini adalah tempat Anda akan menemukan inti suprachiasmatic (SCN) .
Selain memproduksi melatonin, SCN juga mengirimkan sinyal ke bagian otak yang mengontrol suhu tubuh dan kadar hormon. Biasanya, respons fisiologis yang disebutkan di atas terjadi sekitar pukul 21.00, ketika orang yang suka tidur malam, meskipun tidak sepenuhnya waspada, masih jauh dari tertidur.
Otak dan tubuh beradaptasi dengan perubahan lingkungan, termasuk perubahan yang disebabkan oleh diri sendiri dan kebiasaan. Bagi mereka yang sering begadang, hal ini berarti kurangnya produksi melatonin dan gangguan pada berbagai fungsi hormon.
DOCTOR NDTV | POWEROFPOSITIVITY
Pilihan editor: Bukan Hanya Kopi, Ini 7 Rekomendasi Minuman untuk Perjalanan Malam Saat Arus Balik